NovelToon NovelToon
Kekasih Masa Kecil

Kekasih Masa Kecil

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Poligami / Balas Dendam / Selingkuh / Harem / Romansa
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Zhy-Chan

Rainer Prayogo, Seorang anak dari Petinggi di Institusi Kepolisian..
Rainer tak menyangka, wanita yang di cintainya, Bellona Carla, yang telah merajut kasih dengan nya selama 3 tahun pada akhirnya mengkhianati Rainer...

Namun Peristiwa itu mengingatnya pada 15 tahun silam, seorang gadis kecil yang bernama Renata Dwi Anggita
Mereka membuat janji ikatan cinta untuk kembali bertemu 15 tahun kemudian..

Akan kah mereka memenuhi janji tersebut?
Yok, ikuti kisah nya...😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

POV Rainer

TEEEETTT…

Bel tanda akhir kelas berakhir. Aku bersama Bima dan Guntur yang selalu setia mengambil kelas yang sama keluar dari kelas yang memang sedikit membosankan tersebut. Untung saja aku bisa mengendalikan kantukku saat Dosen terkenal killer itu melewati ku.

“Cinggg,,, kapan sih lo punya gebetan? Masa lo kalah sama si Bimbim?” kata Guntur saat baru saja keluar dari ruangan kelas tersebut yang langsung menyulut rokok.

“Hahaha.. si cacing kan kalau kepanasan sama cinta bisa mengkerut. Tapi ya cing, masa lo gak suka sih sama wanita. Liat tuh, adek kelas aja cantik cantik. Mana bening lagi. Atau lo jeruk makan jeruk ya?” Tambah Bima.

“Najisss.. gue masih normal ya. Ya, hanya belum ada yang sreg aja. Gue ya musti milih milih dengan tingkat seleksi yang tinggi. Karena gue gak mau putus ditengah jalan gitu aja.” Kataku sambil menuju toilet yang memang sudah ku tahan sejak dalam kelas tadi. Dan meninggalkan Guntur dan Bima yang memang terdiam akan pernyataan ku tadi.

“Eeehhh.. eeehhh.. lo mau kemana?” Tanya Bima

“Toilet. Kenapa? Mau ikut? Atau lo penasaran sama punya gue? Yuk ikut.” Jawabku sekenanya.

“Najis.” Sanggah Bima sambil memperagakan orang muntah.

“Hahahha.. ya udah. Kami tunggu di kantin ya Cing.” Jawab Guntur sambil meninggalkanku yang mula berjalan ke arah toilet.

Akupun langsung menuju toilet yang memang sedikit jauh dari kantin dan terletak di pojok kampus. Toilet itu termasuk toilet kesukaanku, karena tak perlu antri untuk menggunakannya. Mungkin para mahasiswa lain mengira ini toilet yang gak keurus. Tapi bagiku, toilet ini gak seburuk pikiran mereka. Sesampainya disana, aku mendengar teriakan minta tolong dari dalam toilet tersebut. Aku langsung berlari kecil mendekati toilet tersebut. Samar samar aku mendengar perbincangan dalam toilet itu.

“Toloooonggg…”

PLAAAKKK

“Diam lo perek… berisik amat sih mulut lo. Ntar bakalan keluar desahan dari mulut lo itu kok. Gue jamin itu enak.”

“Jangan kaaakkk… aku mohonnn.. hikkssss.”

“Diaaaammm.. bisa gak lo diam? Dit. Lo jaga pintuuu..”

“Jangaaann kaakkk.. aaahhh..”

Aku yang memang sudah berada di depan pintu tersebut langsung menyerang seorang yang ditugaskan untuk menjaga pintu toilet ini. Dan hasilnya, Adit pun langsung ambruk sampai ke dalam toilet dan memberhentikan aksi Yongki yang memang sudah meremas payudara wanita tersebut. Lebih terkejut lagi, saat aku melihat siapa wanita itu. dengan pakaian yang telah robek di bagian dada. Wanita itu hanya bisa menangis menahan cumbuan kasar dari Yongki.

“Lonaaa??? Woi.. lo kira ini tempat mesum ha? Pada main kasar sama cewek lagi.”

Aku yang langsung menerkam Yongki tersebut sudah berada di atas badan Yongki yang sudah tergeletak di lantai toilet tersebut. Tak terhitung banyak darah yang keluar akibat pukulan brutal ku kepada Yongki tersebut. Adit hanya terdiam sambil terduduk melihat Yongki yang babak belur akibat perlakuanku.

“Ampun Ner..”

“Lo dengar baik baik. Terserah lo buat apa dibelakang gue. Tapi ingat, saat lo buat keonaran di depan gue. Lebih dari ini akibatnya. Ngerti lo?”

“Iiii yaaaa Ner.. maafin gue.”

“Untung saja cewek ini nahan pundakku. Kalau gak, udah habis lo ditangan gue.”

“Iyaaaa.. maaf Ner…”

“Sudah, pergi sana…”

Aku pun membiarkan mereka berdua untuk pergi dari toilet dengan Adit membantu Yongki yang memang sudah kewalahan untuk berjalan. Akupun langsung melirik ke Lona yang kedua tangannya berusaha untuk menutupi payudaranya yang masih terhalang oleh bra hitamnya tersebut. Tetapi, tetap saja membuat mata lelaki manapun akan menatap keindahan payudara Lona tersebut. Dengan inisiatif ku, aku langsung membuka sweater ku untuk dipakainya.

“Kenapa kamu tahan aku?”

“Aku gak mau mereka mati kak.” Jawab Lona sambil terisak isak.

Aku pun kembali terdiam dengan pernyataan Lona tadi. Untung saja Lona bisa mengendalikan emosiku. Coba tidak, entah bagaimana nasib kedua orang tadi. Akupun langsung memegang tasnya, disaat ia memakai sweater ku. Sampai aku memapahnya keluar. Entah kenapa rasa kebelet ku hilang sudah.

“Yakin kamu gak apa apa?”

“Iya kak. Makasih ya kak. Jaketnya…”

“Udahh,, kamu pake aja dulu. Lagian kemeja mu robek gitu.”

“Makasih sekali lagi ya kak.”

“Iyaaaa.. yuk ke kantin dulu. Minum dulu. Tenangin diri kamu dulu.”

Aku pun langsung menarik Lona yang memang terdiam akan peristiwa menimpa dirinya. Dengan kupegang tangannya yang lembut, aku membawanya ke kantin untuk menghilangkan sejenak terkejutnya akan peristiwa tadi. Dan Lona pun hanya bisa terdiam mengikuti ajakanku.

“Gile lo Cing. Baru aja disindir. Malah pulangnya bawa cewek. Hahahaha”

Sesampainya aku di kantin, candaan itu tak bisa aku elakkan dari Guntur dan Bima. Aku yang hanya mengeluarkan senyuman seringai, langsung menyuruh Lona untuk duduk di meja yang sama dengan mereka. Aku langsung ke arah penjual kantin untuk meminta 1 kopi moccacino dan segelas air teh manis hangat yang memang untuk Lona menenangkan pikirannya. Saat aku berjalan menuju meja itu lagi, aku melihat Lona yang hanya tersenyum sembari merah di pipinya saat digoda sama Guntur dan Bima.

“Nihh, kamu minum dulu.”

“Cieeeee…. Perhatian kali lo Cing. Sampai sampai sweater lo dipakai sama nih cewek. Padahal kan hari panas. Hahahaha.”

“Dia lagi gak enak badan katanya woi.” Sanggah ku ke Guntur dan Bima yang sibuk mengolok ku.

“Kak…”

“Yaaaa…”

“Aku boleh minta tolong gak?”

“Hmmm.. apa itu?”

“Aku masih takut untuk pulang sendiri.”

“Hahahahaha.. minta diantar segalaaa.. pake pellet apaan sih lo di WC tadi Cing?” sanggah Bima.

“Haha.. iyaaa.. udah nempel kayak tisu toilet aja…” tambah Guntur.

“Huuusssshh.. kalian diam…” kataku mendiamkan kedua sahabatku yang memang rada usil ini.

“Emang rumah kamu dimana? Biar nanti habis selesai kamu minum kakak anterin.”

“Di daerah Kelapa Gading kak.”

“Ya udah.. kamu minum dulu deh. Ntar kakak anterin. Kakak bayar dulu ya.”

“Cieeee…. Anterin adek bang.. hahahaha” canda Guntur lagi.

“Cepetan bayarnya bang. Biar cepat antar adek. Mana tau kita jodoh. Hahaha” tambah Bima.

Aku yang hanya menggeleng gelengkan kepala dengan sikap candaan sahabat sahabatku mulai beranjak ke kasir kantin untuk membayar minuman yang aku pesan tadi. Tak lupa juga pesanan kedua sahabatku tadi aku bayarkan. Daripada ntar aku balik lagi ke kasir, ya sekalian aja. Kebiasaan mereka sih begitu, cari cari alasan supaya aku yang bayarin makannya. Ku lihat Lona semakin memerah pipinya saat digoda kedua sahabatku tersebut.

Setelah membayar, akupun langsung mengajak Lona untuk mengikuti ku menuju mobil yang memang ku bawa ke kampus. Aku berencana mengantarkan ia untuk pulang ke kosannya. Ya, saat membawanya dari meja para sahabatku tadi, masih terasa hawa candaan mereka yang makin membuat Lona salah tingkah dan membuat ku mencoba tetap tenang. Sampai akhirnya, mobil yang aku kendarai sampai di bangunan kos yang bertingkat dua, berwarna biru tersebut.

“Daahhh.. ini kosan kamu kan?”

“Iya kak.”

“Ya udah, aku balik ya.”

“Jangan kak. Aku masih takut. Pleaseeee..”

Aku yang tak bisa mengatakan tidak tersebut hanya menuruti ajakan Lona tersebut.Dengan mematikan mesin Jeep ku, aku turun setelah memarkirkannya di halaman kosannya yang memang sangat luas itu. Aku hanya mengikuti langkah Lona sampai akhirnya aku sudah berada di depan kamar yang sedang dibukanya tersebut. Kamar yang terletak di sudut bangunan, dan lantai dua ini membuat aku sempat melewati kamar yang memang diisi oleh perempuan tersebut.Sempat aku melihat cewek yang hanya memakai pakaian seadanya di kamarnya yang memang tidak tertutup rapat. Hingga akhirnya aku bisa tenang duduk di sofa santai yang ada dalam kamarnya Lona.

1
Si Penjahat
jalan cerita membagongkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!