NovelToon NovelToon
Pewaris Terhebat

Pewaris Terhebat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:101.6k
Nilai: 4.6
Nama Author: BRAXX

Datang sebagai menantu tanpa kekayaan dan kedudukan, Xander hanya dianggap sampah di keluarga istrinya. Hinaan dan perlakuan tidak menyenangkan senantiasa ia dapatkan sepanjang waktu. Selama tiga tahun lamanya ia bertahan di tengah status menantu tidak berguna yang diberikan padanya. Semua itu dilakukan karena Xander sangat mencintai istrinya, Evelyn. Namun, saat Evelyn meminta mengakhiri hubungan pernikahan mereka, ia tidak lagi memiliki alasan untuk tetap tinggal di keluarga Voss. Sebagai seorang pria yang tidak kaya dan juga tidak berkuasa dia terpaksa menuruti perkataan istrinya itu.

Xander dipandang rendah oleh semua orang... Siapa sangka, dia sebenarnya adalah miliarder terselubung...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Raven segera menghubungkan video di ponsel dengan layar lebar. Sebuah tayangan video seketika muncul. Tayangan itu menampilkan Selene yang tengah berjalan dari belakang, lalu tiba-tiba dipeluk oleh Xander dari depan. Tayangan video itu tentu saja sudah dimanipulasi atas Arah Declan sehingga menempatkan Xander sebagai pelakunya. Jika video diambil dalam sudut pandang Xander atau samping, tentu tayangan itu akan menunjukkan bahwa Xander sama sekali tidak melakukan tindakan yang diperlukan.

Ruangan seketika dipenuhi suara kor berisi atas aksi Xander. Tatapan marah, jengkel dan jijik dari hampir semua anggota keluarga Voss seketika muncul pada pria itu. Evelyn terhenyak saat melihat tayangan itu. Terlebih lagi, ia harus memastikan apa yang dilihatnya hingga beberapa kali.

“Lihatlah! Bukti nyata ada di depan mata kita semua,” seru Victor dengan senyum puas. “Siapa lagi yang berani membela Xander setelah ini?”

Evelyn memandang layar dengan alis berkerut. Ia mencoba memproses apa yang baru saja dilihatnya. "Tidak mungkin," gumamnya, menggeleng-gelengkan kepala. Ia melirik Xander yang berdiri dengan tenang di tengah kerumunan, tatapannya tidak menunjukkan rasa bersalah atau ketakutan.

Sementara itu, Selene merasa cukup lega setelah melihat video itu. Setidaknya, dia tidak akan terlalu disalahkan dan yang lebih parah lagi keluarga Voss tidak akan malu dan mendapat masalah dari Govin dan Sophia yang begitu teramat penting bagi keluarganya saat ini. Meski demikian, ketakutannya tiba-tiba kembali saat lagi-lagi ia mendapati Xander memberikan semacam kode pada Govin.

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" lirih Selene yang kemudian melirik Declan. Hanya saja, ayahnya lebih dulu mendekati Govin dan Sophia.

"Tuan Govin, Nona Sophia, tayangan video CCTV yang kita saksikan barusan menunjukkan bahwa si sam... maksudku Xander sudah melecehkan putriku," ujar Declan dengan suara agak keras, "aku menginginkan dia mendapatkan hukuman yang sangat berat. Aku yakin semua anggota keluarga Voss sangat setuju dengan perkataanku."

Evelyn menggenggam tangan kuat-kuat. Melihat Raven, Victor, Noah, Alex dan terutama Declan tersenyum penuh kepuasan serta Selene yang tampak gelisah, entah mengapa ia merasa bahwa orang-orang itu sudah melakukan sesuatu pada tayangan video. Sampai saat ini, ia masih percaya jika Xander tidak mungkin melakukan perbuatan tak senonoh itu.

Evelyn kembali menonton tayangan video saksama. Xander seperti berbicara sesuatu setelah tubuhnya dan Selene mendekat.

Tak lama kemudian, ia melihat Selene menatap Xander selama beberapa detik tanpa berkedip.

Evelyn tidak sadar meremas gaunnya. Sebagai sesama wanita, dia bisa mengerti arti yang diberikan Selene pada Xander. "Apa mungkin Selene menyukai Xander?"

Evelyn berdecak, memegang dadanya yang bergemuruh dan terasa sangat sesak. Evelyn menghindari kerumunan untuk sementara waktu, lalu kembali menonton tayangan di layar. la terkejut ketika menyadari sesuatu yang aneh dari video yang sedang diputar. Saat Selene masih berjalan, tiba-tiba tayangan selanjutnya menunjukkan Xander sudah memeluknya.

“Aku sudah menduga kalau mereka memanipulasi video itu. Jika keadaan normal, seharusnya momen itu terjadi saat Selene keluar dari lorong tanpa memperhatikan sekelilingnya. Melihat tubuh Xander yang tinggi besar, kemungkinan besar Selene terdorong dan nyaris jatuh akibat tabrakan tersebut. Untuk itulah, Xander menolongnya seperti yang dijelaskannya tadi,” ujar Evelyn dengan tatapan geram.

Ia melangkah maju, berniat kembali ke tengah kerumunan untuk membela Xander, tetapi sebuah tangan mencengkeram lengannya dari samping. Evelyn menoleh dan mendapati Avery sedang menatapnya.

“Evelyn, apa yang akan kau lakukan?” tanya Avery yang mulai was-was saat melihat Evelyn akan pergi ke depan keramaian. “Apa kau benar-benar ingin membela si sampah Xander lagi? Kau sudah melihat sendiri apa yang ditunjukkan dalam video tadi!”

“Aku tahu kalau video itu sudah dimanipulasi, Bu. Aku harus mengatakan kebenarannya saat ini juga," sela Evelyn seraya melepaskan pegangan Avery di tangannya. "Jika Tuan Govin dan Nona Sophia mengetahui kalau kita berbohong, maka citra keluarga kita akan sangat buruk, Bu."

Avery menghela napas, menggeleng seakan mencoba mencegah Evelyn, tetapi sebelum sempat berkata, suara Raven muncul dari kerumunan. “Kau hanya akan mempermalukan keluarga kita, Evelyn. Apa kau tidak memikirkan dampaknya? Keluarga kita akan dicap buruk, dan itu semua karena kau tidak menghormati paman Declan sebagai pemimpin keluarga. Selain itu...”

“Kalau keluarga ini tidak ingin dicap buruk, maka keluarga ini harus menghentikan kegilaan ini sekarang juga. Aku yakin Tuan Govin dan Nona Sophia tidak akan semudah itu terperdaya oleh manipulasi ini." Evelyn berkata dnegan suara tertahan. "Katakan saja yang sebenarnya Xander memang tidak bersalah, dan semua ini hanya kesalahpahaman. Aku yakin Xander akan...”

“Omong kosong!” potong Victor dengan marah, wajahnya memerah karena emosi. “Otakmu benar-benar sudah diracuni oleh si sampah Xander itu, Evelyn! Bagaimana mungkin kau lebih membela orang asing seperti dia daripada keluargamu sendiri?”

“Aku hanya ingin mengatakan kebenarannya, Victor,” balas Evelyn tak kalah sengit.

Dia menarik napas panjang, menatap satu per satu wajah keempat sepupunya. Di balik amarah mereka, Evelyn merasa ada rasa takut yang tersembunyi—takut bahwa kebenaran yang mereka tutupi akan terungkap.

Namun, Evelyn tak mengerti mengapa dirinya begitu gigih membela Xander. Ia tidak tahu kenapa dirinya sampai berbuat sejauh ini hanya untuk membela Xander. Mungkinkah tanpa sadar dirinya memang sudah jatuh cinta pada Xander?

Evelyn tiba-tiba saja merasakan pipinya memanas di mana jantungnya berdebar kencang. Begitu menatap Xander dari samping, ia dibuat terpana selama beberapa detik lamanya karena karisma dan ketampanan yang ditunjukkan Xander.

“Evelyn, berhenti menatap si sampah Xander!” tegur Avery dengan nada tajam.

“Si sampah Xander itu sudah berhutang banyak hal pada keluarga kita selama dua tahun lamanya. Dia pantas balasan dan hukuman karena membuat kita menderita," sambung Raven, " bukankah kau juga menderita, Evelyn, karena harus menikah dengan sampah tidak berguna seperti dia?”

“Kau bahkan menjalin hubungan terlarang dengan Tuan Mason ketika masih memiliki ikatan pernikahan dengan si sampah Xander,” Noah ikut menyudutkan Evelyn. “Dan kau sendiri yang mengusirnya dari keluarga kita malam itu."

"Tapi kenapa kau saat ini seolah membelanya ?" tanya Alex dengan nada menyelidik, "apa hanya karena dia sudah memiliki pekerjaan dan kehidupan lebih baik sehingga kau ingin kembali padanya? Sadarlah, Evelyn, Tuan Mason jauh di atas sampah itu."

Avery mendengkus, berusaha menenangkan situasi. "Diamlah, kalian. Jangan menyudutkan Evelyn seperti ini. Aku yakin Evelyn hanya kelelahan dengan semua hal yang terjadi selama beberapa hari ini sampai tidak bisa berpikir jernih. Benar begitu, Evelyn?"

Evelyn menunduk ke dalam, meremas salah satu bagian gaunnya, mengembuskan napas panjang. Keputusannya sudah bulat. “A-aku… aku tahu kalau video itu sudah dimanipulasi sehingga terkesan menyudutkan Xander. Untuk itu, aku harus...”

Namun, sebelum ia bisa melanjutkan, suara Raven yang geram memotong, “Apa kau memiliki bukti untuk hal itu, Evelyn?”

“Tindakanmu hanya akan mempermalukan dirimu sendiri,” sambung Raven. “Jangan berpikir hanya karena kau pernah diperlakukan istimewa oleh Tuan Govin dan Nona Sophia, kau bisa bertindak semaumu. Ingat, Evelyn, kau adalah bagian dari keluarga—”

Suara Declan tiba-tiba saja terdengar dari tengah ingatan. Evelyn dan yang lain segera mengarahkan pandangan ke sana. “Tuan Govin, Nona Sophia, aku mohon segera pecat dan lemparkan Xander ke penjara agar dia mempertanggungjawabkan perbuatannya. Aku sangat yakin, jika ayahku, Ethan, masih hidup, dia pasti akan sangat marah dan bersedih melihat cucu kesayangannya diperlakukan seperti ini oleh orang asing yang dipungut dari jalanan.”

Xander masih berdiri di belakang Govin dengan ekspresi tenang meski di dalam hatinya sudah dikuasai amarah. Keluarga Voss benar-benar sangat keterlaluan meski ia sudah tidak lagi tinggal bersama mereka. Tindakan menjijikkan mereka mengingatkannya pada perbuatan buruk yang dilakukan keluarga Ashcroft pada ayah dan ibunya.

Rasa iri dan dengki itu membuat manusia melakukan apa pun demi meraih keinginannya meski harus menyakiti keluarga mereka sendiri, batin Xander.

Xander memberi tanda pada Govin dengan anggukan kecil. Sorot matanya menajam pada Declan yang terus berbicara menyudutkannya.

Declan sendiri terkejut ketika melihat Xander tengah menatapnya dingin. Ketakutan sempat hadir, tetapi ia dengan cepat menguasai diri. Declan tahu kalau dia tidak mungkin berhasil mengalahkan Xander dalam adu kekuatan, tetapi dia bisa mengalahkan sampah itu dengan tipu muslihat dan kekuasaannya saat ini.

“Kau akan hancur sehancur-hancurnya malam ini, sampah tak berguna!” gumam Declan dengan penuh kebencian.

Declan memberi tanda pada Raven untuk mematikan tayangan video, lalu kembali menghadap Govin dan Sophia. “Tuan Govin, Nona Sophia, kami keluarga Voss menunggu keputusan Anda.”

Govin dan Sophia berpura-pura berbincang, sementara seorang pengawal mendekat untuk memberikan laporan singkat di telinga mereka. Di sisi lain, Xander dengan tenang memberi tanda kepada Govin melalui anggukan kecil. Pengawal lainnya segera menarik Xander menjauh dari pusat perhatian, membawanya ke sudut ruangan.

Semua rencana ini memang sudah disusun oleh Xander selagi menunggu tayangan CCTV ditampilkan.

“Xander,” gumam Evelyn saat melihat Xander ditarik mundur. Satu kakinya sudah melangkah, namun tangannya justru ditarik oleh Avery.

“Evelyn, kau benar-benar sudah bertindak di luar batas!” Avery berbisik dengan suara mendesak.

"Baiklah, kami sudah memutuskan." Govin berdiri dari duduknya, menatap keluarga Voss yang merasa sudah berada di atas angin.la tidak sabar melihat wajah nelangsa mereka setelah ia dan yang lain berhasil mengungkap kebobrokan mereka.

Raven, Victor, Noah, Alex dan anggota keluara Voss yang memang tidak menyukai Xander sejak awal benar-benar tidak sabar untuk melihat saat-saat Xander dipecat dan diseret ke penjara. Momen-momen itu tidak boleh dilewatkan begitu saja.

Sementara itu, Selene dibuat tak tenang, terlebih beberapa kali ia melihat hal tak terduga antara Xander dan Govin. Meski tayangan video menunjukkan bahwa dirinya berada di pihak pemenang, namun tetap saja hal itu tidak membuatnya merasa tenang.

"Robbins," ujar Govin pada salah satu pengawal.

Seorang pengawal segera berdiri di samping Govin, setengah membungkuk.

"Segera kemukakan analisamu mengenai video itu," perintah Govin yang kemudian kembali duduk kembali, "Tuan Declan, tolong kembali hidupkan layar dan putar rekaman video CCTV itu lagi untukku."

Semua anggota keluarga Voss tercekat ketika mendengar hal itu. Senyum di wajah mereka perlahan luntur, terutama pada Declan, Raven, Victor, Noah, Alex. Di saat yang sama, Selene semakin dibuat tidak nyaman.

Evelyn mendekat ke arah Selene dan berbisik, “Aku yakin jika Tuan Govin dan Nona Sophia bukan orang bodoh yang mudah dibodohi.”

Selene mendecak, sedikit menjauh dari Evelyn. Sungguh sial, yang benar-benar dibuat semakin tidak tenang. Bermaksud ia melarikan diri atau justru pura-pura pingsan jika suatu hal buruk terjadi?

Ketika layar menyala kembali dan video diputar ulang, Robbins melangkah maju, menunjukkan catatan di tangannya. “Aku bisa memastikan bahwa video ini telah dimanipulasi.”

1
Andi mappangile Amphal
up
Cahaya Merah
lanjut...lagi tegang2nya
Rahmat BK
mantap...makin menegangkan konflik klg
lily
up
Eko Stew
matap
Was pray
xander babat habis keluarga arshcoft yg bersekongkol dlm pembunuhan samuel
lily
lanjut 🥰
Budiarto Taman Roso
terlalu lambat
terlalu drama
terlalu naif
tak realistis
iq jongkok
out aja,.
lily
up
Ruby Adawiya
bukan crita mafia tp kok berlarut2 penembakan pengeboman pembuhan warga tak bersalah critanya mesle dr alur ahli waris
Glastor Roy
up
Was pray
waduh, xander dan govin jadi daging panggangkah?
Ruby Adawiya
MC sgt lemot sdh jd org kuat dr kluarga hebat berpikirnya lelet kyk ulat ltdk mencerminkan ketangkasan keberanian
Azril Parmen
Luar biasa
Glastor Roy
up
lily
lanjut 🥰
juju Banar
durasi pendek
Riki
ya
Riki
bagus dan menarik
Anonymous
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!