Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Hubungan yang saling menguntungkan
Setelah pingsan selama 40 menit, akhirnya Kimberly terbangun, dia kini berada di dalam sebuah ruangan yang mana tak ada seorangpun yang menemaninya.
Air mata meluncur deras di pipi Kimberly, perempuan itu merasakan seluruh tubuhnya gemetar saat dia kembali mengingat apa yang telah terjadi sebelum dia jatuh pingsan.
Berusaha menenangkan diri, Kimberly meraih ponselnya yang terletak di dalam tas kecil di samping tempat tidur.
Baru saja membuka ponselnya, ia melihat beragam notifikasi masuk ke ponselnya, itu pesan-pesan yang berasal dari teman-temannya, mereka semua kebingungan tentang undangan pernikahan yang ia berikan pada teman-temannya itu malah berubah menjadi undangan pernikahan untuk adiknya.
Kimberly menghela nafas dengan panjang, perempuan itu pun berdiri dan keluar dari kamarnya, ia berjalan dengan linglung meninggalkan kamar.
Dia tahu bahwa saat ini sudah terlambat untuk pergi lagi ke tempat acara itu, jika pergi, dia hanya akan mendapat sakit hati hingga Kimberly hanya terus berjalan dengan pikiran kosong sampai tiba-tiba saja ia menabrak sebuah dada.
Bruk!
Kimberly yang tak menyangka akan menabrak sesuatu pun akhirnya berdiri kembali, lalu dia lanjut melangkah seperti tidak terjadi apa-apa.
"Bukankah kau menikah hari ini?" Tiba-tiba suara dari belakang membuat Kimberly menghentikan langkahnya.
Dia seperti pernah mendengar suara itu.
Kimberly pun berbalik, dan terkejut mendapati seorang pria tinggi tampan yang berdiri di hadapannya.
Tampak pria itu juga mengenakan sebuah jas pengantin dengan hiasan bunga kecil di sebelah kiri dadanya.
"Tuan," Kimberly terkejut melihat atasannya di sana.
Karena pria itu merupakan CEO di World Coperation tempat Kimberly bekerja, maka Kimberly jelas beberapa kali telah bertemu dengannya.
Dia bahkan mendapatkan hadiah pernikahan dari pria itu yang dibelikannya tepat tiga hari sebelum hari pernikahannya.
"Apa kata pengantin pria mu kabur sehingga kau jadi seperti itu?" Tanya sang pria memandangi perempuan cantik di hadapannya yang mana bedaknya telah luntur, namun bedak yang luntur itu tak mampu menyembunyikan kecantikannya.
Kimberly membuang muka, air mata kembali menggenang di pipinya sehingga dia dengan panik menyeka air matanya untuk menyembunyikan kerapuhannya di hadapan atasannya.
"Anda sudah salah paham, tolong anggap kita tidak pernah bertemu," kata Kimberly sebelum berbalik untuk meninggalkan pria yang ada di hadapannya.
Namun Baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba sebuah lengan terulur dari belakang dan langsung menarik tubuhnya ke belakang hingga punggung Kimberly langsung menabrak sebuah dada bidang dan aroma parfum yang maskulin merasuk hidungnya.
"Kau ditinggalkan pengantin priamu dan aku ditinggalkan dengan mengganti wanitaku. Bagaimana kalau kita menikah saja?" Suara dari belakang membuat jantung Kimberly seketika berdegub kencang.
Kimberly terdiam selama beberapa saat, dan ketika perempuan itu hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba pria dari belakangnya kembali lagi berkata, "aku akan memperlakukanmu dengan baik dan menjagamu seumur hidup, dan kau bisa memanfaatkanku untuk membalas dendam pada pria yang telah mempermalukanmu itu."
Sungguh tawaran yang luar biasa!
Kimberly yang memiliki jiwa pebisnis pun bisa mengetahui bahwa tawaran tersebut tidak akan pernah ditolak oleh seorang perempuan yang baru saja patah Hati.
Namun karena berpikir dengan logis, Kimberly akhirnya berkata, "aku akan memikirkannya--"
"Kau punya 5 menit untuk memikirkannya, temui aku di ruangan nomor 3017," ucap pria di belakang Kimberly sebelum lengan yang melingkar di dada atas Kimberly tertarik dan terdengar suara langkah kaki yang menjauh dari Kimberly.
Kimberly terdiam, terpaku beberapa saat sebelum mengerjapkan matanya dan akhirnya kembali ke akal sehatnya.
Perempuan itu mengeluarkan ponselnya, masih berusaha untuk berpikir dan mendapatkan ketenangannya demi mengambil keputusan yang tepat.
Namun begitu membuka ponselnya, ia langsung melihat serangkaian foto-foto pernikahan Ramon dan Berlian yang langsung dikirim Berlian padanya.
Tak hanya foto-foto pernikahan yang begitu mesra, di sana juga ada sebuah pesan teks yang berisi, "pernikahannya luar biasa, Terima kasih Kakakku sayang. Aku janji akan menjaga pernikahan yang sudah kau siapkan untukku ini seumur hidupku. Aku tidak akan mengecewakanmu!"
Dada Kimberly seketika menjadi sesak membaca isi pesan tersebut. Benar, dialah yang telah menyiapkan pernikahan yang luar biasa itu untuk adiknya dengan pria yang seharusnya menjadi suaminya.
Mata Kimberly memerah, menahan emosinya sebelum akhirnya dia berbalik dan melangkah ke kamar 3017.
Brak!
Kimberly membuka pintu dengan keras, namun tak menduga ketika pintunya terbuka, di sana ada beberapa orang yang telah menunggu, dan ruangan berukuran 5 * 7m itu di desain dengan sangat sederhana untuk sebuah tempat pernikahan.
Begitu pintu terbuka, seorang perempuan yang bertugas sebagai pembawa acara dengan cepat berkata, "kita sambut pengantin perempuan kita."
Prok prok prok...
Orang-orang bertepuk tangan, membuat Kimberly kebingungan, ini benar-benar di luar ekspektasinya tentang pernikahan milik pewaris World Cooperation.
Apa yang terjadi?
Ketika Kimberly masih berada dalam rasa bingungnya, atasan Kimberly yang bernama Steven berjalan menghampiri Kimberly dan langsung berlutut di hadapan Kimberly sambil mengangkat buket Bunga mawar putih.
Kimberly terdiam sesaat menatap buket bunga tersebut sebelum mengambilnya dan akhirnya melangkah bersama Steven ke altar pernikahan yang cukup kecil namun terlihat hangat.
Begitu mereka tiba di altar, maka seorang pemuka agama langsung melanjutkan proses pernikahan tersebut dan 10 menit kemudian mereka berdua resmi menjadi sepasang suami istri.
Prok prok prok...
Orang-orang bertepuk tangan setelah melihat sepasang suami istri yang baru itu telah bertukar cincin, dan kemudian ditutup dengan Steven yang mendaratkan sebuah ciuman di bibir Kimberly.
Sepanjang acara itu, Kimberly terus terbengong, sampai ketika ciuman pertamanya dicuri oleh atas hanya sendiri, barulah Kimberly tersadar.
Namun saat itu, Steven sudah memegang kedua bahunya dan membalikkan badannya menghadap semua orang.
"Tersenyumlah," ucap Steven dengan suara yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua membuat Kimberly akhirnya memaksakan sebuah senyuman di wajahnya yang langsung menampakan lesung pipinya.
Prok prok prok...
Orang-orang bertepuk tangan bersamaan dengan cahaya kamera yang langsung terarah pada sepasang suami istri baru itu.
"Selamat," seorang pria paruh baya yang duduk di kursi roda langsung didorong oleh asistennya menghampiri cucu dan cucu menantunya.
Kimberly jelas mengetahui identitas pria tua itu, dia adalah kakek Steven yang tela pensiun beberapa tahun sejak jatuh sakit dan terus dirawat di rumah sakit.
Bahkan di tempat itu juga ada beberapa orang yang menggunakan pakaian dokter, tampaknya disiapkan untuk pria tua itu.
Kimberly berusaha bersikap selayaknya bagian dari keluarga tersebut dan menyapa seluruh anggota keluarga sebelum akhirnya mereka makan malam bersama.
"Jadi sejak kapan kalian mulai bersama? Aku pikir pengantin perempuannya hari ini adalah,,, ah,, Aku seharusnya tidak mengatakannya di saat-saat seperti ini. Ayo semuanya lanjutkan makannya," seorang pria yang merupakan ayah Steven berbicara suara yang hangat.
Tampaknya semua orang sedang bersukacita menyambut pernikahan tersebut.
"Aku tidak menyangka ternyata perempuan yang dipilih oleh Steven untuk menjadi istrinya adalah salah satu wakil direktur Kita. Kimberly, bukankah kau terlalu jahat merahasiakan ini dari kami semua?" Seorang perempuan yang merupakan adik Steven berbicara dengan sedikit rasa kesalnya karena sebelumnya dia telah memiliki beberapa proyek yang dikerjakan bersama dengan Kimberly, namun tak mengetahui bahwa ternyata Kimberly memiliki hubungan khusus dengan kakaknya.
Kimberly tersenyum canggung sambil melirik Steven, dia tidak tahu harus berkata apa, tetapi untungnya Steven yang penuh perhatian lalu berkata, "kami ingin memberikan kejutan untuk semua orang. Aku harap kita menjaga kesepakatan kita dari awal bahwa pernikahan ini akan dirahasiakan sampai kami sendiri yang memutuskannya untuk mengumumkannya."
"Tentu saja kami akan menjaganya!"
"Iya benar, kami akan menghormati keputusan kalian berdua."
"Kami sudah memaksa kalian untuk menikah sesegera mungkin, Jadi tidak mungkin kami memaksakan sesuatu yang lain lagi."
Orang-orang mulai berbicara sambil melirik ke arah pria tua yang duduk di kursi roda, tampak sedang memejamkan mata dan lelap dalam tidurnya.
Kimberly pun ikut menatap pria tua itu, dan bisa menyadari apa yang terjadi di meja makan itu, sepertinya pernikahan yang begitu mendadak ini diadakan untuk menyenangkan hati pria tua itu.
Kalau begitu, ini adalah hubungan yang saling menguntungkan.
tidak tegaan tapi ngrebut calon suami kakak nya
pemikiran yang aneh
sampai anak kandung pun ga ada arti nya sama sekali....
kalahkan rasa trauma itu...
kamu harus bahagia..