NovelToon NovelToon
Harapan Dan Cinta

Harapan Dan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Pernikahan Kilat / Keluarga / Persahabatan / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ray firmansyah

Seorang pemuda yang di harapkan oleh kedua orang tuanya untuk jadi orang yang baik,malah terjerumus ke pergaulan yang tidak baik.

pemuda tersebut akhirnya keluar walaupun di paksa oleh kedua orangtuanya

yuk ikuti terus bagaimana kisahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 18

"Kamu kan yang menculik seorang Ibu! terus di bawa ke Gedung kosong yang berada di jalan xx,kira-kira satu bulan yang lalu." ucap Arfi.

Mendengar ucapan Arfi membuat Niko menunduk takut dan malu,karena memang ada dia,di antara Penculik waktu itu.

"Jadi kamu Fi! waktu itu yang menolong?" tanya Niko.

"Iya! Nik ngapain sih kerja yang nggak halal begitu,apa mungkin kamu terpaksa untuk melakukan itu,tapi saya sarankan untuk tinggalkan Pekerjaan yang nggak halal itu." jawab Arfi sambil menyarankan.

"Iya..saya tau itu Fi! tapi tolong yah,jangan sampai Nia tau,karena saya nggak mau sampai Nia kecewa sama saya." pinta Niko.

"Itu tergantung sama kamu! mau berubah apa nggak nya,kalau kamu butuh Pekerjaan! di Restoran ini juga ada lowongan,itu pun jika kamu mau Nik." ucap Arfi.

Niko sedang memikirkan tawaran dari Arfi,datanglah Nia yang baru keluar dari Toilet dan langsung mengajak pulang,kini keduanya pun pergi dari Restoran,tak lama setelah Nia dan Niko tak terlihat lagi,dering Hp Arfi bunyi tanda ada pesan yang masuk.

TING

"Nak Arfi! Naira sudah sadar,cepetan ke Rumah Sakit yah."

Setelah membaca pesan,Arfi pun langsung bergegas pergi menuju ke Rumah Sakit,di perjalanan menghubungi Bang Afwi,untuk memberikan kabar,kalau Naira sudah sadar,Zahra yang mendengar kabar Sahabatnya,langsung meminta untuk pulang detik ini juga ke Afwi Suaminya,ya karena mereka berdua sedang berbulan madu.

***

Di Rumah Sakit

"Nai! sebentar lagi,katanya Arfi mau ke sini." ucap Bunda Dina.

"Bun! kayanya kita berdua sudah salah deh,karena sudah melupakan suatu hal penting." sahut Naira.

"Tentang apa?" tanya Bunda Dina.

"Bun! bukankah tiga bulan yang lalu,sudah ada seseorang yang meminta Nai melalui Bunda,jadi waktu Nai ingin bertemu Arfi saat itu,mau ngomongin tentang ini." jawab Naira sambil menjelaskan.

"Astagfirullah aduh iya! Bunda lupa tentang itu,habisnya Bunda sudah..." ucap Bunda Dina terpotong.

Karena ada seseorang yang masuk dan mengucapkan salam,ya sebenernya sudah dari tadi Arfi sudah sampai.

Tapi ketika mau masuk di urungkan,karena mendengar pembicaraannya,Arfi pun merasa bersalah,akhirnya Arfi memutuskan masuk sebentar sekedar untuk berpamitan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Arfi pun menghampiri dan langsung mencium punggung tangan Bunda Dina,sedangkan Naira melamun sedang memikirkan sesuatu tersadar ketika di sapa oleh Arfi.

"Gimana Nai! dengan keadaan kamu?" tanya Arfi.

"Ah iya Fi,alhamdulillah sudah baik-baik saja." kaget Naira seraya menjawab.

"Aku masuk ke sini! hanya ingin meminta maaf atas ketidaktahuanku,karena aku sudah mendengar pembicaraan dari Bunda dan kamu Nai,jadi sekali lagi aku minta maaf,semoga kamu bahagia yah Nai,Bun! Arfi pamit yah..." ucap Arfi seraya berpamitan tapi terpotong.

"Nak! maafkan kami berdua yah terutama Bunda,atas kekhilafan Bunda,karena nggak mengingat hal penting itu,maafin Bunda yah Nak!" potong Bunda Dina sambil pinta seraya menunduk malu.

"Bunda apa-apaan sih! Bunda nggak bersalah,ini semua salah Arfi yang sudah meminta seseorang,tanpa tau seseorang tersebut sudah ada yang meminta lebih dulu,jadi kita lupain saja yah,oh iya! Arfi masih di anggap Anak sama Bunda kan?" ucap Arfi seraya bertanya,Bunda Dina mengangguk dan langsung memeluk Arfi.

"Fi maaf yah,sebenernya aku belum..." pinta Naira terpotong.

"Sudah Nai! kita lupain saja yah,yang penting tali silaturahmi antara kita jangan sampai terputus,Bunda sudah yah,Arfi pamit dulu Assalammualaikum." potong Arfi seraya berpamitan.

"Waalaikumsalam." sahut Bunda Dina dan Naira serempak.

"Maafkan aku Fi,sebenarnya aku sudah mulai suka sama kamu,tapi karena ada seseorang yang sudah serius memintaku ke Bunda aaaa." batin Naira menjerit.

Arfi pun keluar dari ruang rawat Naira dan langsung pulang,meskipun kecewa tapi Arfi merasa bersalah,karena sudah meminta seseorang,sedangkan yang di minta sudah ada yang memintanya lebih dulu,ketika baru naik motor ada yang menghampiri.

"Fi! mau kemana?" tanya Zahra.

"Eh Mbak! mau pulang Mbak." kaget Arfi seraya menjawab.

"Kok pulang! bukannya Naira sudah sadar kan kata kamu,kenapa nggak menemuinya." bingung Zahra.

"Nggak apa-apa! lebih baik Arfi menjauh dari Naira,daripada aku menikung Saudara sesama Muslim,ya udah yah Mbak,Bang! aku pamit Assalamu'alaikum." pamit Arfi sambil langsung pergi tanpa menunggu salamnya di jawab.

Brummm

"Hah! Fii,huft..Waalaikumsalam." shock Zahra sambil balas salamnya.

"Mas! maksudnya Arfi apa yah?" tanya Zahra.

"Huft..nggak tau juga,tapi menurut Mas! setelah mendengar ucapan dari Arfi barusan,itu artinya Naira sudah ada yang memintanya sebelum Arfi." jawab Afwi sambil menebak.

"Hah! masa sih Mas,kalau iya! kok Ara nggak tau yah." kaget Zahra seraya bingung.

"Ya udah yuk! kita langsung tanya saja,daripada menerka-nerka begini." ajak Afwi,Zahra mengangguk.

Afwi dan Zahra pun melangkah pergi menuju ke kamar rawat Naira,sesampainya di depan kamar ingin langsung masuk tapi di urungkan,karena mendengar pembicaraan antara Bunda Dina dan Naira.

Di Dalam Kamar Rawat Naira

"Nai! maafin Bunda yah,karena Bunda sud..." ucap Bunda Dina terpotong.

"Sudahlah Bun! bener kata Arfi,kita lupakan saja." potong Naira.

"Tapi Bunda lihat kamu sedih begitu,saat Arfi keluar dari ruangan ini,apa kamu sudah punya rasa sama Arfi,kalau iya! kamu tolak saja yang meminta kamu ke Bunda itu,kamu juga kan belum menjawabnya." saran Bunda Dina.

"Iya sih Bunda bener,sudahlah Bun! Nai mohon nggak usah membahas ini lagi,huft..Nai cuman nggak mau..." ucap Naira terpotong.

"Nggak mau apa wahai Sahabat,Assalamu'alaikum." potong Zahra seraya ucap salam.

"Waalaikumsalam." sahut Bunda Dina dan Naira serempak.

Zahra dan Afwi pun menghampiri Bunda Dina dan langsung mencium punggung tangannya secara bergantian.

"Nggak mau apa nih,coba lanjutin ucapan kamu yang barusan." titah Zahra.

"Kamu tau dari mana,kalau aku sudah sadar Ra?" tanya Naira.

"Ck.mulai deh! oh itu dari Bunda lah,dari siapa lagi coba,gimana keadaan kamu sekarang?" kesal Zahra seraya bertanya.

"Oh gitu! Alhamdulillah sudah baik-baik saja,oh iya maaf yah,nggak bisa hadir di hari kebahagian kamu." jawab Naira sambil minta.

"Udah sih nggak usah di pikirin lagi,oh iya Bun apa kata Dokter?" tanya Zahra.

"Alhamdulillah kata Dokter! hari ini juga sudah boleh pulang,kalau Naira merasa sudah lebih baik dan nggak merasakan gejala." jawab Bunda Dina.

"Oh begitu! jadi..." ucap Zahra terpotong.

"Sudah Sayang! jangan mulai...

Bersambung

~ *See You Next* ~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!