seorang dokter yang terkesan cuek dan dingin di jodoh kan dengan calon dokter yang cantik dan ceria, bagai mana kiasah mereka selanjutnya????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aily sauri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
Atar dan bundanya berada di dalam mobil menuju perjalanan sampai ke rumah mereka, tadinya bunda Atar tidak ingin pulang dulu karena ingin ikut menjaga Kia tapi umi dan adik yang menyuruhnya untuk pulang dan beristirahat di rumah karena ada mereka yang akan menjaga kia.
"Tadi kamu bisikin apa sama mantu bunda" tanya bunda Atar.
"Bunda kepo deh"
"Alah sama bunda aja kamu main rahasia-rahasia"
"Udahlah bunda nggak usah tahu ini urusan anak muda"
"Ya udahlah terserah kamu yang penting nggak aneh-aneh"
"Mana ada eh aneh Bun"
"Oh iya kamu kan belum makan ntar sini makanannya biar bunda suapin kamu sambil nyetir" tawar bunda Atar.
Bunda Atar pun langsung mengambil makanan yang sudah ia beli tadi untuk Atar namun putranya itu belum sempat untuk memakannya.
"Udah mau nikah tapi masih kayak anak kecil" ucap bunda atar sambil terkekeh saat menyuapi Atar.
Atar menikmati makanan yang disuapi oleh bundanya sambil menikmati suasana jalanan.
Setelah beberapa jam akhirnya mobil Atar sampai di depan rumahnya.
"Bunda kita udah sampai, bunda langsung turun aja ya Atar mau langsung berangkat" ucap Atar.
"Ya udah kamu hati-hati ya"
"Kenapa nggak semangat gitu" sambungnya saat melihat wajah putranya ditekuk.
"Perasaan baru kali ini bun antar nggak semangat kerja walaupun mendadak biasanya atau selalu semangat" keluhnya.
"Yang lagi jatuh cinta sama beda" jawab bunda Atar meledek.
"Bunda mah ah gitu"
"Udah sana berangkat"
"Ya udah antar berangkat ya Bun assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
***
Keesokan paginya Atar sudah selesai dengan pekerjaannya ia ingin segera kembali ke tempat di mana calon istrinya berada tak sabar rasanya ingin segera melihat kondisi Kia.
Antar pulang terlebih dahulu ke rumahnya menemui sang bunda.
"Assalamualaikum bun"
"Waalaikumsalam"
"Kamu Kenapa nak kelihatan capek banget??" Tanya bunda antar saat melihat wajah putranya terlihat lelah.
"Iya mungkin karena kelelahan Bun, udah antar ke atas ya mau mandi terus langsung berangkat ke tempat Kia??" Ucapnya langsung naik ke atas kamarnya untuk siap-siap.
Tak lama antar sudah turun ke bawah dengan pakaian rapi walaupun mukanya masih terlihat sangat lelah.
"Kamu yakin mau ke sana ke sana sekarang tar??"
"Iya kenapa memangnya Bun??"
"Kelihatannya kamu capek banget loh tar apa nggak sebaiknya istirahat dulu perjalanan ke sana kan lumayan jauh" sarannya.
"Tidak perlu Bun atau ingin cepat-cepat menemui dia dan melihat keadaannya"
"Ya sudah kalau begitu bunda temenin ke sana ya mungkin nanti agak siangan ayah sama Sarah nyusul juga ke sana" ucap bunda Atar karena khawatir jika putranya menyetir sendirian dalam keadaan lelah.
"Iya Bun"
Tak lama mereka pun sudah bersiap untuk berangkat ke tempat Kia, latar sampai di rumah sakit di mana Kia berada.
"Assalamualaikum" ucap Atar sama bunda bersamaan.
"Waalaikumsalam" jawab umi dan Kia.
"Loh kalian udah ke sini lagi"
"Iya Atar nih nggak sabaran pengen cepet-cepet ketemu calon" ucap bunda Atar sambil terkekeh.
"Bun kebiasaan deh" protes Atar.
"Lah emang bunda salah kan bener"
"Tau ah"
"Nak Atar kelihatan sangat lelah sekali apa tidak apa-apa" tanya umi kia khawatir.
"Tidak apa-apa umi mungkin acara hanya kecapean"
"Ya udah sebaiknya kamu Langsung istirahat aja ya"
"Iya umi"
Latar melangkah mendekati ranjang Kia.
"Udah baikan Kia??" Tanya antar pada Kia.
"Alhamdulillah mas" jawab Kia sambil tersenyum.
"Cepat sehat ya" ucap attar Kia pun tersenyum malu.
Setelah berbicara dengan Kia sebentar Atar melangkah menuju sofa rasanya tubuhnya memang sangat lelah saat ini ia pun merebahkan tubuhnya di atas sofa tersebut.
Kia yang melihat Atar merebahkan tubuh nya dan langsung memejamkan mata merasa khawatir.
"Bun mas Atar Kenapa??" Tanya Kia pada bunda Atar.
"Gak papa sayang mungkin hanya kecapean aja butuh istirahat" jawab nya.
"Cape kerja mungkin ya Bun" jawab Kia.
"Iya nak"
Siang mulai datang Atar masih tertidur sedang kan Kia ,umi dan bunda sedang asik mengobrol ada juga Abi Kia di sana. tiba tiba pintu ruangan terbuka menimbulkan suara cempreng yang membuat bunda kesal.
"Assalamualaikum "
"Walaikumsalam " jawab mereka bersamaan.
"Jangan berisik Abang mu lagi tidur kasian " tegur bunda Atar.
"Biarin wlee " jawab nya .
"Sarah" tegur ayah Atar, Sarah langsung cengengesan.
"Bercanda yah"
Ayayatar langsung m nghampiri kia yang tengah duduk di temana Abi nya.
"Bagaimana kabar mu nak" tanya nya.
"Alhamdulillah baik yah"
"Syukur lah"
"Bagai mana kabar mu lama gak bertemu " ucap ayah Atar sambil memeluk Abi Kia.
"Alhamdulillah baik" jawab Abi Kia sambil tersenyum.
"Kak Kia" ucap Sarah sambil memeluk Kia.
"Bagai mana kabar mu Sarah" tanya Kia.
"Aku selalu baik dong kak" jawab nya sambil tersenyum.
Ayah Atar melangkah mendekati istri nya yang tengah duduk di sofa.
"Bangunin Abang Bun" ucap Sarah.
"Biar dia bangun sendiri , kasihan" jawab bunda sambil mengelus rambut putra nya, Kia tersenyum melihat Atar yang tertidur pulas.
"Kia" panggilan Abi nya.
"Iya Bi"
"Abi ada kerjaan dulu , Abi pergi ya nak" ijin nya.
"Yah kok mendadak sih bi tapi Abi kesiani lagi kan" tanya Kia dengan raut wajah sedih.
"Pasti sayang Abi nanti kesini lagi" jawab nya, Kia pun mengangguk dan mencium oinggunga tangan Abi nya, lalu Abi Kia pun pergi.
"Kak aku boleh duduk sini ga??" Tanya Sarah menunjuk sisi ranjang Kia yang kosong.
"Boleh ayo sini" jawab Kia menggeser sedikit duduk nya.
"Kak kita nonton Drakor yuk" ajak nya.
"Boleh" jawab Kia antusias. Kedua nya sangat serius dengan film yang sedang mereka tonton karan itu memang kesukaan kedua nya.
Tak terasa sore pun mulai tiba, Kia dan Sarah Masik asik menonton, Atar masih pulas dengan tidur nya.
Sarah menoleh ke arah Abang nya "bangun woy" teriak nya sambil melempar kan bantal rumah sakit ke arah abnga nya membuat Atar langsung membuka mata.
"Sarah" tegur sang ayah. Sarah malah ketawa.
"Bunda" Atar bangun dari tidurnya nya.
"Gimana tidur nya nak"
"Enak Bun"
"Dasar kebo" ejek Sarah.
"Heh anak curut udah Disni aja, kapan datang" tanya nya pada Sarah.
"Udah dari beberapa jam yang lalu " jawab nya.
"Hah masa berarti aku tidur lama banget ya Bun" tanya nya.
"Lumayan "
"Kalina mau nginep apa gak??" Tanya Atar pada ayah bunda nya.
"Nanti cari hotel dekat sini" jawab ayah Atar.
Atar pun mengangguk ia segera bangun dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka.
"Tar ayah sama bunda ke hotel bentar ya, ayah juga butuh istirahat kaya nya" ucap bunda Atar.
"Iya Bun"
"Patimah aku pamit dulu ya ntar ke sini lagi" pamit nya.
"Iya, makasih ya" jawab umi Kia.
Kedua orang tua Kia pun hendak keluar dari ruangan tersebut.
"Ini anak curut gak di bawa yah Bun" ucap Atar saat melihat Sarah masih asik bersama kia.
"Masih betah dia di sini, ntar kamu anterin aja ya"
"Idih ogah banget " jawab Atar.
"Tar dia adek kamu loh" tegur bunda Atar.
"Hmm"
Melihat perdebatan itu membuat Kia tersenyum.
"Bang nanti anterin aku ke hotel ya" ucap Maura.
"Maless "
"Loh kok Lo gitu sih bang Sam adek sediri"
"Abis nya adek nya kaya curut nyebelin " jawab nya.
"Bang ayonlah bang" Rayi Sarah.
"Iya iya bawel"
"Ye Abang mu memng terbaik " puji nya girang.
"Ada mau nya aja baru muji" cibir Atar memutar bola mata nya malas. Sedang kan Kia dan Sarah hanya cekikikan.