NovelToon NovelToon
Tobatnya Sang Ketua Mafia

Tobatnya Sang Ketua Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta setelah menikah
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: chibichibi@

Max Stewart, yang merupakan ketua mafia tidak menyangka, jika niatnya bersembunyi dari kejaran musuh justru membuatnya dipaksa menikah dengan wanita asing malam itu juga.

"Saya cuma punya ini," kata Max, seraya melepaskan cincin dari jarinya yang besar. Kedua mata Arumi terbelalak ketika tau jenis perhiasan yang di jadikan mahar untuknya.

Akankah, Max meninggalkan dunia gelapnya setelah jatuh cinta pada Arumi yang selalu ia sebut wanita ninja itu?
Akankah, Arumi mempertahankan rumah tangganya setelah tau identitas, Max yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mafia 26

Max, ternyata sama bingungnya dengan Arumi. Dirinya sejak tadi hanya mondar-mandir di dalam kamarnya. Baru kali ini, Max tak bisa menemukan solusi sebagai pemecah masalah. Otaknya seketika buntu. Kini, yang ada dalam ingatannya adalah rasa dari bibir istrinya itu dan juga tatapan sendu dari mata Arumi yang basah.

"Argghh!" Max sukses mengacak-acak rambutnya yang sedikit ikal itu hingga berantakan. Raut wajahnya sudah semrawut menyiratkan ekspresi frustrasi. Max, terjebak dengan kelakuannya sendiri. Padahal, jauh hari telah ia ikrarkan dalam hatinya bahwa tidak akan menjalin komitmen apapun pada Arumi. Dia akan membuat wanita itu mundur perlahan hingga keputusan untuk mengakhiri rumah tangga ini keluar dari bibir istrinya sendiri.

Tetapi nyatanya, Max pada akhirnya tergoda dan jatuh dengan pasrah ke dalam pesona istrinya itu. Wanita ninja yang dia pikir buruk rupa serta aneh.

"Kenapa aku tidak bisa menahan diri sih! Kalau sudah begini, kan--"

Max kembali mengerang sambil mengusap kasar wajahnya. Tak lama, bunyi kenop pintu terdengar. Tanda seseorang di dalam sana berencana keluar. Max, langsung mematung kaku dalam posisinya. Hendak berbalik pun enggan. Dia tak tau harus bersikap seperti apa ketika berhadapan dengan Arumi.

Ah. Memang boleh, mafia kejam menjadi sepolos itu? Dimana darah dinginmu, Max? Apakah sedikit demi sedikit telah menghangat?

"Aku akan keluar. Kamu bisa mengganti pakaianmu di dalam ruangan itu!" tunjuk Max, tanpa menoleh sama sekali ke arah Arumi.

"B–baik," jawab Arumi pelan.

"Cepatlah! Aku tunggu di ruang makan!" titah Max tegas, dengan nada yang tidak sengaja ia ucapkan dengan keras. Semua itu, karena demi menutupi rasa gugup yang pertama kali, Max alami dalam hidupnya. Ternyata, pengaruh pesona Arumi bagi Max, cukup mengacaukan otaknya.

Arumi yang menunduk, sontak mengangkat kepalanya pada saat dia tak melihat lagi bayangan suaminya di atas lantai. "Alhamdulillah, ya Allah. Ternyata, dia tidak menuntut apa-apa untuk saat ini. Seidaknya, jantungku masih aman," ucap Arumi pada dirinya sendiri.

Kemudian Arumi mengikuti arahan dari suaminya, untuk masuk ke dalam walk in closed. Sebab, Arumi memang harus mengganti pakaiannya.

Arumi sempat membuka kedua matanya lebar pada saat melihat barisan gamis di dalam sebuah lemari kaca. Arumi tidak menyangka kalau suaminya ternyata telah menyiapkan semua ini untuknya. Seketika, terbit sebuah senyuman simpul di wajahnya yang tak lagi sepucat tadi.

Arumi mengabaikan rasa kagumnya, karena mengingat pesan dari, Max agar dirinya cepat menyusul ke ruang makan. Arumi mengambil salah satu gamis dengan model kekinian dari butik milik artis yang menjadi incarannya sejak lama.

Arumi mengenakannya lengkap dengan niqob yang menutupi wajah cantik alaminya. Tak lama, Arumi keluar dari kamar, dan bingung setelah menutup pintu. "Ruang makannya dimana? Ini, Arum harus belok kanan apa kiri?" Arumi bertanya-tanya seorang diri, sambil terpaku di tempatnya berdiri. Tak lama, seorang pelayan muda yang bernama datang Naima, menghampirinya.

"Mari, Nyonya ikut saya," kata Naima, yang tau bahwa istri majikannya ini pasti sedang bingung. Wajar saja, karena Arumi pastinya belum hafal seluk beluk dari mansion ini.

Keduanya turun menggunakan lift, menuju lantai dua dimana ruang makan terdapat di sana. Hingga pada akhirnya Arumi sampai di sebuah ruangan bernuansa sejuk. Bahkan Arumi bisa mendengar suara gemericik air di sana. Arumi menoleh, pada jendela kaca. Maka tampaklah kolam beserta air terjun kecil buatan. Di depan sana, suaminya sudah menunggu di depan meja makan dengan ukuran cukup panjang.

"Silakan, Nyonya." Naima menggeser kursi di sebelah Max, untuk Arumi duduki. Arumi yang sudah duduk merasa kikuk karena, Max terus memperhatikannya sejak tadi. Arumi memilih diam, menunggu suaminya yang memulai pembicaraan. Jujur, Arumi tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Meski pun banyak menu makanan yang terlihat lezat, sudah tersaji di atas meja tersebut.

"Kita ini mau makan. Apa tidak bisa kamu buka penutup wajahmu itu sebentar?" tanya Max, tegas.

Arumi, langsung menoleh ke arah suaminya itu. Menelaah ucapan, Max beberapa saat. Seketika, otaknya menjadi lemot. Arumi, mendadak teringat kejadian di kamar mandi tadi pada saat melihat tatapan tajam, Max padanya saat ini.

"Arumi!" panggil Max sekali lagi. Sebab istrinya malah melamun.

"Astagfirullah. Maaf, Mas. Arumi hanya khawatir, jika di rumah ini ada laki-laki lain. Maksudnya pekerja atau anak buahmu," jelas Arumi jujur dengan kepala menunduk. Dia tak kuat mendapat tatapan sedalam itu dari suaminya yang menawan dan rupawan itu.

"Pekerja di dalam mansion, semuanya perempuan. Kecuali yang bekerja di luar. Sementara, anak buahku tidak akan masuk begitu saja tanpa ijin dariku," jelas Max.

"Baiklah, kalau begitu." Arumi mengangguk kemudian membuka penutup wajahnya. Max, yang duduk di depannya menatap dengan napas tertahan. Padahal, ini bukan pertama kalinya dia melihat wajah Arumi, bukan. Kenapa harus ikut tegang?

Naima dan Azura, si pelayan senior yang stand by di tempat itu untuk melayani kedua majikannya ini. Tak mampu menutupi keterkejutan mereka. Bahkan, Naima dan Azura sampai membekap mulut masing-masing dengan telapak tangan. Keduanya pun saling menatap satu sama lain. Yakin, sebentar lagi kabar kecantikan wajah Arumi akan tersebar ke seantero mansion ini.

"Sudah, Mas," kata Arumi lembut, yang sontak menyadarkan Max dari keterpakuannya. Max, berusaha mengedipkan matanya susah payah.

"Kalian berdua. Ayo layani Nyonya!" titah Max, pada pelayan. Naima dan Azura langsung bergerak maju. Menuangkan minuman untuk pasangan suami istri ini. Arumi yang belum pernah di layani seumur hidupnya menjadi kikuk. Arumi meraih piring kosong milik, Max lalu berniat mengambilkan makanan.

"Mas, nasinya segini kebanyakan tidak? Lalu mau lauk apa, iga domba bakar, daging asam manis atau udang saus Thailand?" tanya Arumi, menyebutkan menu di atas meja.

Max, yang mendengarnya pun melongo. "Seharusnya mereka yang melayani ku, bukan kamu," kata Max. Arumi tersenyum, kemudian berkata lagi.

"Arumi yang memiliki kewajiban melayani, Mas. Karena ini salah satu kesempatan Arumi untuk meraih pahala dari bakti kepada suami," jawabnya dengan suara yang lembut menentramkan. Sehingga, Max tidak memiliki kemampuan untuk sekedar menyanggah setiap ucapannya.

"Terserah kau saja."

Setelah melayani kebutuhan makan, Max. Arumi kembali duduk dengan tenang dan keduanya pun makan tanpa suara. Bahkan denting dari sendok dan garpu pun terdengar halus sekali.

Arumi yang sudah selesai makan, terdiam menunggu sampai suaminya selesai. Hingga ia melihat Max, mengusap bibirnya dengan lap tanda kegiatan makan pria itu telah selesai. Arumi pun memberanikan dirinya untuk berbicara.

"Mas, nanti dini hari, Arum boleh masak untuk sahur?"

"Sahur? Apa itu?"

"Makan pagi, sebelum subuh," jelas Arumi.

"Untuk apa?"

"Arumi mau puasa, Mas. Besok pagi sudah masuk hari pertama di bulan Romadhon," jelas Arumi lagi. Dia tidak berharap, Max mengerti. Setidaknya pria itu memberinya izin, itu sudah lebih dari cukup untuk saat ini.

"Apa itu puasa?"

1
Tika Rotika
aku suka cerita nya 🥰🥰🥰
Istri lipai:)
/Frown/
Ummu Faliha
Luar biasa
Vina Maudy
ada ga di dunia nyata yg tipe kayak gini ta rob....
Ari Randz
semoga mereka berdua juga mendapat hidayah seperti sang bos /Heart//Heart/
Ari Randz
gemessss dewe AQ Thor /Facepalm//Facepalm/
Ratna Wati
Jagan sekarang di asah max...tggu kering dlu,Bru bsa diasah .. sampai tajam....
Ari Randz
max darah tinggi Mulu /Grin//Grin/
Istri lipai:)
seru nih
Khusnul Khotimah
seru banget...
Shantyka Kusuma
ayo Thor cpt Adain audio nya please
Fauziah Yamien
/Good//Good/
Yuni Herwani
Luar biasa
Rahmaniar
seru cerita nya..bagus lagi
Rohma Wati Umam
Luar biasa
Shyfa Andira Rahmi
👍👍👍
Shyfa Andira Rahmi
masyaallah....
Shyfa Andira Rahmi
apa ini maksudnya thorrr....??
Shyfa Andira Rahmi
🤣🤣🤣🤣mantan mafia kena bentak....
Shyfa Andira Rahmi
haisss pasangan pengantin yg ANEHH🤦
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!