Skuel ke dua Sang Pewaris dan sekuel ketiga Terra The Best Mother.
menceritakan keseruan seluruh keturunan Dougher Young, Pratama, Triatmodjo, Diablo bersaudara dan anak-anak lainnya.
kisah bagaimana keluarga kaya raya dan pebisnis nomor satu mendidik anak-anak mereka penuh kesederhanaan.
bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MOMMIES VS RED ROSE
Hari kemudian, Terra berhasil membujuk semua orang untuk mendatangi wahana bermain yang disediakan oleh pihak hotel.
"Jadi apa arena balapan ilegal itu ada Te?" bisik Puspita pada adik iparnya itu.
"Te udah cari di laptop ayah. Ada kak, acaranya jam sepuluh nanti," bisik Terra menjawab.
"Kita ke sananya gimana?" tanya Puspita lagi.
"Kan mereka tidur siang. Tadi pas sarapan Te ...," Terra berbisik pada Puspita.
"Kau gila Te!" decak Puspita tak percaya.
"Aman kak, mereka pasti bobo tenang dan bangun setelah selesai acara," jawab Terra santai.
Semua anak bermain di wahana. Yang pertama menguap adalah Bart. Pria itu telah tua jadi daya tahan tubuhnya sudah lemah.
"Apa nggak bahaya Te?" bisik Puspita lagi takut.
"Tenang kak. Te udah sesuaiin takarannya bahkan buat para Babies," jawab Terra lagi-lagi berbisik.
Puspita sangat takut, ia telah dua puluh dua tahun tak lagi menggeber kuda besinya. Terlebih kali ini Terra melakukan sesuatu yang membuat ia takut sendiri.
"Huuuaaahhh!" Bart menguap lebar.
"Kenapa aku ngantuk sekali ya!" ujarnya kesal.
'Daddy apa kurang tidur tadi malam?" tanya Herman.
"Aku enak tidur kok," jawab Bart yakin.
Bram juga menguap lebar. Kanya ikut-ikutan menguap. Zhein dan Karina terlebih Raka yang tak kuasa menahan kantuknya.
'Padahal ini belum siang. Kita juga belum makan!" ujar Karina menguap.
Puspita melirik Terra. Ia sangat yakin jika adik iparnya itu terlalu cepat memberi obat tidur pada semua.
"Ini bayi-bayi kenapa juga diam?" tanya Herman bingung.
"Apa kita terlalu pagi ya bangunnya?" lanjutnya bertanya.
"Di sini ada hotel untuk beristirahat Tuan!" lapor Dahlan.
Pria itu berkali-kali mengusap matanya. Untuk pertama kali ia merasakan kantuk luar biasa.
Memang hari masih terlalu pagi. Wahana juga belum buka semua. Baru pukul 08.30.
Haidar juga langsung masuk kamarnya. Pria itu langsung terlelap, tadi malam ia main catur hingga larut bersama Frans dan berakhir kekalahannya.
"Gara-gara Daddy Frans aku ngantuk berat ini!" keluh pria itu dan langsung mendengkur ketika kepalanya menempel di bantal.
Terra mencium kening suaminya. Memastikan jika pria itu telah terlelap. Ia yakin jika sang suami mengetahui jika dirinya melakukan ini. Ia akan mendapat hukuman berat.
Puspita menatap suaminya yang masih nyalang matanya. Wanita itu yakin, obat tidur yang digunakan Terra tak mempan pada monster keluarga itu.
"Kamu nggak ngantuk sayang?" tanya Puspita.
Mata biru Virgou menatap mata kelam milik istrinya. Pria yang sangat tajam kepekaannya. Puspita menelan saliva kasar.
"Ya, aku sedikit ngantuk," jawab pria itu.
Virgou merebahkan diri di kasur. Puspita ikut meletakkan tubuhnya di sisi sang suami. Memeluk dan merebahkan kepalanya di dada bidang Virgou.
"Kau tau sayang ... aku paling tidak suka dibohongi. Aku pasti marah jika ada yang membohongiku," ujar pria itu lalu mengecup pucuk kepala istrinya.
Puspita memejamkan mata. Ia pasti mundur dari pertarungan balapan motor.
Sedang Terra yang juga ragu ingin pergi balapan. Ia menatap sang suami yang terlelap akibat obat tidur. Beberapa pengawal yang muda masih kuat menahan kantuk.
Di tempat lain. Dahlan mencuci mukanya. Ia berolahraga sebentar hingga memanaskan tubuhnya. Perlahan efek tidur itu pun hilang.
"Apa aku diberi obat tidur?"
Pria itu menggeleng, ia sangat yakin jika dirinya tak pernah se-ngantuk tadi jika tidak diberi sesuatu.
"Apa nona beri obat tidur di sarapan hari ini?" decak Dahlan.
Pria itu pun bergegas mencari nona mudanya. Terra memang paling cerdik jika berniat untuk melarikan diri dari pengawalan.
"Ketua!" Budiman menoleh.
"Apa ketua juga merasa kantuk tadi?" tanya Dahlan yang diangguki Budiman.
"Nona Terra ...."
"Aku tau!" potong Budiman cepat.
"Ketua ... kami kehilangan Nona Saf!" lapor Gio dengan napas tersengal-sengal.
"Apa?"
"Empat pengawal ditotok sampai tak berdaya dan kini mereka tengah dirawat oleh Nona Lidya!' lapor Gio lagi.
Budiman dan Dahlan langsung mendatangi tempat di mana empat pria bertubuh besar lunglai akibat totokan yang diberikan Saf. Lidya menguap berkali-kali, tetapi wanita itu bisa mengalihkan rasa kantuknya.
"Nona Terra!" Budiman dan Dahlan saling tatap.
Semua berlari ke kamar di mana Haidar berada. Di sana pria itu tengah terlelap tapi tak ada Terra.
"Ck!" decak Budiman.
Gomesh menggedor pintu Virgou. Pria beriris biru itu keluar dengan setengah mengumpat.
"Apa!"
"Nona Terra dan Nona Saf hilang!" lapor Gomesh.
Virgou menghela napas panjang, ia melirik istrinya yang sudah tidur. Ia bukan tidak tau apa yang ingin dilakukan istri bersama adik sepupunya itu.
"Sayang ... bangun!" ujarnya membangunkan Puspita.
"Apa?" sahut wanita itu merengek.
"Kamu mau kebut-kebutan kan?" Puspita menatap suaminya.
"Aku ijinkan!" ujar pria itu.
Puspita nyaris bersorak jika tak melihat raut kemarahan sang suami. Wanita itu menahan diri.
Dengan cepat, Puspita memakai celana jeans dan kaos ketat. Ia memakai jilbab instan yang pendek.
"Kau seksi sekali!" decak Virgou kesal.
Puspita tak menggubris. Wanita itu bersiap ke tempat di mana Terra dan Saf ada di sana.
Haidar sudah berdiri dan bersiap. Rupanya pria itu pura-pura tidur.
"Mana Darren?" tanya Virgou.
"Dia bersama istrinya mendukung," jawab Haidar.
"Kenapa mesti pakai menotok empat pengawal?" decak Virgou.
"Kelakuan anak laki-lakimu itu lah!" sahut Haidar malas.
"Pa ... ayo cepat. Limbahnya katanya jam sepuluh!" pekik Rion semangat.
Azizah bersamanya, ia sedikit cemberut karena dilarang Rion ikut serta.
"Ayo ke sana. Yang sudah tidur biarkan!" ajak Virgou.
Akhirnya mereka berangkat ke sebuah tempat di mana event ilegal berlangsung. Puspita langsung menuju tempat di mana ia mendapat motor trail pinjaman dari panitia. Ia hanya perlu membayar dua juta saja.
"Mas!" rengeknya.
"Ck!" decak Virgou yang harus membayar motor sewa itu.
"Ba bowu sayang," Puspita mengecup pipi suaminya.
Motor ia tunggangi. Virgou nyaris menarik sang istri karena melihat wanita yang ia nikahi itu begitu seksi ketika berkendara kuda besi.
"Ck ... awas nanti malam. Aku mau lima ronde pokoknya!" ujarnya pelan.
Di lapangan para pemotor sudah bersiap. Terra menggunakan motor trail yang juga ia sewa.
"Hai mama kita ketemu!" ujar Saf dengan motor trail warna motif bunga mawar.
"Aku juga lawanmu sayang!" ujar Puspita berada di sisi kiri Saf.
"Oke Mom!' ujar Saf santai.
Beberapa pengumuman diucapkan di speaker. Nama masing-masing pembalap disebutkan.
"Selamat datang kepada legenda pembalap liar wanita ... Red Rose!"
Riuh tepuk tangan menggema. Ternyata Safitri memiliki penggemar sendiri. Darren di sana berteriak-teriak menyemangati istrinya.
"Hei nanat sisilan!" Virgou memeluk leher pria beranak empat itu.
"Daddy!" rengeknya.
"Kamu ini!" keluh Haidar.
"Habis sayangku akan ngambek kalo nggak diturutin!" rengek Darren lagi membela diri.
"Ah ... sudah diam. Aku ingin lihat bagaimana istri-istri kita bertarung di sana!" ujar Haidar lalu duduk di tribun.
Saf, Terra, Puspita dan beberapa pengendara lain bersiap. Deru mesin motor memekakkan telinga. Tiga wanita memposisikan tubuh.
"Tiga ... dua ... satu!" bendera terangkat.
Sepuluh motor melesat kencang. Dua puluh putaran dan beberapa trik jumping diperlihatkan.
"Ayo sayang ... kalahkan Mommies!" pekik Darren semangat.
Bersambung.
Weh ... spasa yang menang ya?
next?
semoga pas bangun gak lupa......🥰
2b continue