Shana Azizah terpaksa bekerja paruh waktu di sela-sela kuliahnya, orang tuanya terlilit hutang ratusan juta di bank dan terancam mengalami kebangkrutan.
Agar terbebas dari jeratan hutang, orang tua Shana terpaksa menjodohkan Shana dengan anak seorang pengusaha sukses yang usianya 10 tahun lebih tua dari Shana.
Shana mau menerima perjodohan tersebut dengan satu syarat, calon suaminya nanti harus bersedia menafkahi dirinya sebesar 20 juta sehari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak penting
"M-maaf pak, tadi s-saya sudah berusaha mencegahnya. Namun Bu Alice terus memaksa untuk masuk"
Chika sampai terengah-engah dalam berbicara.
Separuh tenaga dan nafas sekretaris Alvin itu telah Ia gunakan untuk menahan Alice agar tidak masuk ke dalam ruangan bosnya. Namun usahanya sia-sia.
Chika sudah berkerja menjadi sekretaris Alvin selama bertahun-tahun, bahkan Ia telah lebih dulu bekerja di kantor itu sebelum Alvin. Dulu Chika adalah sekretaris Herman Ayahnya Alvin. Jadi Chika sangat mengenal sosok Alice dengan baik.
Niat hati ingin meminta maaf dan mengadukan nasibnya sekarang pada sang mantan kekasih, hati Alice malah semakin mencelos saat melihat Alvin sedang bahagia bersama wanita cantik yang jauh lebih muda dari dirinya sekarang.
Alice merasa bodoh dengan tindakannya sendiri, kenapa bisa Ia senekat ini untuk menemui Alvin.
"Alice, ada perlu apa kamu datang kesini?"
Tanya Alvin dengan tegas, Ia merasa tidak suka waktu istirahatnya dengan Shana terganggu karna kedatangan wanita dari masa lalunya itu.
"A-Aku cuma...cuma mau..."
Wanita itu tergagap, terlebih saat melihat tatapan mata Alvin dan Shana yang menatap tajam ke arahnya seakan ingin menerkam dirinya.
"M-maaf, permisi"
Alice keluar dari ruangan Alvin setengah berlari, tanpa mengatakan maksud dari kedatangannya terlebih dahulu.
"Chika! Pastikan wanita itu tidak bisa keluar masuk kantor ini dengan seenaknya lagi"
Perintah Alvin dengan tegas.
"Baik pak, Saya akan pastikan Bu Alice tidak akan masuk ke kantor ini dengan seenaknya lagi. Saya permisi dulu Pak"
Chika berlalu keluar dari ruangan Alvin, kemudian menutup pintunya kembali.
"Wanita yang tadi itu siapa Mas?"
Tanya Shana dengan muka masamnya, Ia semakin menyadari kalau Alice bukan hanya sekedar kenalan biasa bagi Alvin.
"Dia bukan siapa-siapa kok sayang"
Alvin menangkup wajah istrinya yang terlihat begitu menggemaskan saat sedang merajuk. Kedatangan Alice secara tiba-tiba telah membuat suasana hati Shana menjadi tak karuan.
"Dia itu gak penting, yang penting untuk aku sekarang adalah kamu"
Alvin mencium bibir manis milik istrinya dengan lembut. Shanapun mengembangkan senyumnya karna sikap manis Alvin.
"Aku pulang dulu ya Mas, semangat ya kerjanya"
Shana mengelus pipi suaminya sekilas, kemudian bangkit dari tempat duduknya. Merapihkan kotak bekal yang isinya sudah habis tak bersisa dan hendak membawanya kembali pulang.
"kenapa kamu gak nunggu Mas aja sih? hari ini Mas pulang cepet kok"
Alvin memeluk pinggang ramping Shana dari belakang, Shana begitu menikmati pelukan dari suaminya namun tak lama segera Shana lepaskan mengingat kini mereka sedang berada di kantor, takutnya ada orang yang tiba-tiba masuk seperti tadi.
"Emang kamu pulangnya jam berapa Mas?"
"sekitar 3 jam lagi"
"Hmmm..Aku pulang duluan aja ya Mas, bingung juga aku mau ngapain disini, gak papakan?"
"Ya sudah, tapi hati-hati ya"
Alvin menghela nafas panjang mendengar keputusan istrinya.
Sebenarnya Alvin masih ingin berlama-lama menghabiskan waktu dengan Shana. Tapi Ia juga tidak mau menahan Shana lebih lama lagi, apalagi masih ada beberapa tugas yang telah menunggu untuk Ia kerjakan.
Jika ada Shana disini, Alvin tidak yakin akan menyelesaikannya dengan segera. Karna Ia lebih tertarik menatap wajah cantik istrinya dari pada menatap layar laptop yang membosankan.
Sebuah ciuman Alvin sematkan di kening Shana, sebelum membiarkan wanita yang dicintainya itu pergi.
***
***
Shana kembali ke rumah dengan wajah di tekuk, tak sumringah seperti saat Ia akan pergi ke kantor Alvin tadi.
"Udah pulang sayang?"
Ucap Anggi saat melihat menantu kesayangannya itu datang.
Karna terlalu sibuk melamun memikirkan sosok Alice, Shana jadi tidak menyadari kalau Mama mertuanya itu sedang duduk di atas Sofa sembari memperhatikannya.
"Eh, iya Mah. Mama gak jadi pergi arisan?"
Tanya Shana, kini Ia sudah duduk tepat di sebelah Anggi.
"Gak sayang, Mama males pergi sendirian. Rencananyakan Mama mau ngenalin kamu sama temen-temen Mama. Tapi anak Manja itu malah merusak rencana Mama"
Anggi merutuki putranya sendiri.
Mendengar nama Alvin di sebut, Shana kembali teringat dengan kejadian saat dirinya berada di kantor Alvin.
Seorang wanita masuk begitu saja ke ruangan suaminya bahkan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Apa wanita itu sering bertindak seperti tadi? Untung tadi aku ada disana. Bagaimana kalau saat itu Mas Alvin sedang sendirian di ruangannya"
Ucap Shana di dalam hati.
Shana merasa cemas jika suaminya akan tergoda pada wanita lain, apalagi Shana tahu sendiri kalau Alice adalah seorang single parent.
"kenapa sayang? Kok malah melamun?"
Anggi menggenggam tangan Shana karna menyadari perubahan Air muka dari wajah sang menantu.
"Mah? Wanita yang berdebat sama Mama waktu acara ulang tahun Sean dan Jean, itu siapa?"
Karna tak mendapat jawaban yang di harapkan dari sang Suami, Shana mencoba mencari tahu tentang wanita itu dari Mama mertuanya yang sepertinya juga mengenal Alice.
"Huhf! Wanita itu. Dia mantan tunangannya Alvin!"
Ketus Anggi yang mendadak mukanya ditekuk seperti Shana, saat mengingat sosok Alice.
Shana menautkan Alisnya karna tak percaya dengan apa yang di ucapkan Anggi.
"Dulu mereka hampir menikah. Tapi pernikahan mereka batal karna J*lang itu berselingkuh dengan lelaki lain. Karna ulah dari wanita itu, Mama harus menanggung malu atas pernikahan Alvin yang mendadak di batalkan menjelang hari H. Wanita j*lang itu sudah membuat hati Alvin sangat terluka, hingga Alvin tidak mau berhubungan dengan wanita manapun lagi setelah pernikahannya batal. Untung saja Alvin bertemu dengan Kamu, Mama lihat Alvin sangat bahagia sekarang, itu semua berkat kamu sayang"
Anggi semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Shana.
"A-apa? Jadi wanita itu mantanya Mas Alvin?"
Vera itu termasuk ibu gila, emak sinting, mama sinting, mommy gak waras
sabar ya Na