NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Menjadi Musuh Utama

Terlahir Kembali Menjadi Musuh Utama

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Elf / Fantasi Wanita
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Setelah kematian yang tragis, dia membuka matanya dalam tubuh orang lain, seorang wanita yang namanya dibenci, wajahnya ditakuti, dan nasibnya dituliskan sebagai akhir yang mengerikan. Dia kini adalah antagonis utama dalam kisah yang dia kenal, wanita yang dihancurkan oleh sang protagonis.

Namun, berbeda dari kisah yang seharusnya terjadi, dia menolak menjadi sekadar boneka takdir. Dengan ingatan dari kehidupan lamanya, kecerdasan yang diasah oleh pengalaman, dan keberanian yang lebih tajam dari pedang, dia akan menulis ulang ceritanya sendiri.

Jika dunia menginginkannya sebagai musuh, maka dia akan menjadi musuh yang tidak bisa dihancurkan. Jika mereka ingin melihatnya jatuh, maka dia akan naik lebih tinggi dari yang pernah mereka bayangkan.

Dendam, kekuatan, dan misteri mulai terjalin dalam takdir barunya. Tapi saat kebenaran mulai terungkap, dia menyadari sesuatu yang lebih besar, apakah dia benar-benar musuh, atau justru korban dari permainan yang lebih kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 – Menyusup ke Lelang Gelap

Malam yang dinanti akhirnya tiba. Seraphina berdiri di depan cermin, mengenakan gaun hitam panjang dengan belahan tinggi di salah satu kakinya. Meski terbiasa dengan pakaian tempur, dia tahu bahwa dalam dunia bawah seperti ini, penyamaran adalah kunci utama.

Di belakangnya, Lucian menyandarkan tubuh ke dinding dengan ekspresi tidak terbaca. "Kau terlihat... berbeda," komentarnya.

Seraphina hanya melirik sekilas. "Aku harus menyatu dengan tamu lainnya. Lelang ini bukan sekadar tempat untuk menjual barang, tapi juga ajang pamer kekuasaan."

Lucian, yang juga sudah mengenakan setelan hitam yang rapi, mengangguk setuju. "Kita masuk, mengamati, dan mencari informasi tentang Lysara. Begitu kita tahu siapa yang terlibat, kita akan membuat rencana berikutnya."

Seraphina mengambil masker perak kecil yang sudah dipersiapkan, mengenakannya untuk menyembunyikan sebagian wajahnya. "Baiklah, mari kita mulai."

Bangunan tempat lelang itu megah, berdiri angkuh di distrik timur dengan simbol ular perak terukir di pintunya. Di sekelilingnya, para tamu berdatangan dengan pakaian mewah, menunjukkan status mereka sebagai bagian dari dunia hitam.

Seraphina dan Lucian berjalan berdampingan, menyatu dengan kerumunan. Ketika mereka menunjukkan undangan, seorang penjaga besar dengan wajah kasar memeriksa dengan cermat sebelum akhirnya mengangguk.

"Silakan masuk," katanya, membuka pintu besar ke dalam ruangan yang lebih eksklusif.

Begitu mereka masuk, aroma wangi bercampur asap rokok menyambut mereka. Ruangan itu penuh dengan orang-orang berpengaruh—pedagang gelap, bangsawan korup, hingga pembunuh bayaran kelas atas.

Di tengah ruangan, panggung utama tampak kosong, menunggu untuk digunakan. Lelang akan segera dimulai.

Seraphina dan Lucian mengambil tempat di sudut ruangan, mengamati dengan cermat.

"Temukan Lysara," bisik Lucian.

Seraphina mengedarkan pandangannya. Tidak butuh waktu lama sebelum dia menemukannya—seorang wanita dengan rambut merah gelap, mengenakan gaun hijau zamrud yang mencolok, duduk di salah satu kursi VIP.

"Dia ada di sana," bisik Seraphina.

Lucian melirik sekilas. "Dia tampak tenang, tapi aku yakin dia lebih berbahaya daripada yang terlihat."

Seraphina tersenyum tipis. "Semakin tinggi posisi seseorang di dunia ini, semakin mereka pandai menyembunyikan taring mereka."

Seorang pria tua dengan jubah panjang melangkah ke panggung, mengetuk tongkatnya ke lantai untuk menarik perhatian semua orang.

"Selamat datang, tamu terhormat. Malam ini, kita memiliki koleksi barang yang langka dan bernilai tinggi. Saya yakin kalian semua sudah menyiapkan koin dan tawaran terbaik."

Para tamu tertawa kecil, beberapa mulai menyiapkan kantong emas mereka.

Barang pertama mulai dilelang—permata langka, senjata terkutuk, dan bahkan artefak sihir yang berbahaya. Harga melambung tinggi, persaingan di antara para peserta semakin sengit.

Namun, bukan itu yang menarik perhatian Seraphina.

Di barisan depan, Lysara tampak berbicara pelan dengan seorang pria berwajah dingin yang mengenakan mantel hitam panjang.

"Itu dia," bisik Lucian. "Aku mengenali pria itu. Namanya Reinhardt, salah satu tangan kanan Orcus."

Seraphina menajamkan pandangannya. Jika Reinhardt ada di sini, itu berarti lelang ini lebih dari sekadar jual beli barang langka. Ada sesuatu yang lebih besar yang sedang direncanakan.

"Kita harus lebih dekat," katanya pelan.

Lucian mengangguk, dan keduanya mulai bergerak secara perlahan, berpura-pura tertarik pada barang-barang yang dilelang sambil mendekati posisi Lysara dan Reinhardt.

Saat mereka semakin dekat, Seraphina menangkap sepenggal percakapan mereka.

"Barang itu harus segera dikirim ke lokasi sebelum tengah malam. Tidak boleh ada kesalahan."

"Jangan khawatir, semua sudah diatur. Pengiriman akan dilakukan melalui jalur bawah tanah."

Seraphina bertukar pandang dengan Lucian. Ini adalah informasi penting. Apa pun yang mereka bicarakan, itu jelas berkaitan dengan rencana besar Orcus.

Namun, sebelum mereka bisa menyusun rencana lebih jauh, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

"Hei, kalian berdua!"

Suara keras itu datang dari salah satu penjaga. Seraphina dan Lucian langsung berhenti, berpura-pura tidak mengerti.

"Ada masalah?" tanya Lucian dengan tenang.

Penjaga itu berjalan mendekat, matanya menyipit curiga. "Tunjukkan identitas kalian."

Seraphina dan Lucian tetap tenang, tetapi mereka tahu bahwa mereka sudah menarik perhatian yang tidak diinginkan.

Lysara, yang sejak tadi duduk dengan anggun, akhirnya berdiri dan mendekati mereka.

"Sepertinya kita memiliki tamu yang menarik malam ini," katanya dengan suara lembut, tetapi penuh ancaman. "Siapa kalian sebenarnya?"

Lucian tersenyum kecil. "Kami hanya pembeli biasa."

Lysara tidak tampak terkesan. Dia menatap Seraphina dengan tajam, seolah mencoba menelanjangi identitasnya.

Seraphina merasakan ketegangan di udara. Jika mereka ketahuan, maka segalanya akan menjadi lebih sulit.

"Aku tidak suka orang yang menyelinap di acaraku tanpa izin," kata Lysara akhirnya. "Bawa mereka ke ruang belakang."

Para penjaga langsung bergerak, mengelilingi mereka.

Seraphina dan Lucian saling bertukar pandang. Tidak ada pilihan lain.

Dengan kecepatan luar biasa, Seraphina menghunus belatinya dan menebas penjaga terdekat. Dalam sekejap, kekacauan pun pecah.

Lucian melompat ke belakang, menghindari serangan, lalu melemparkan pisau kecil ke arah penjaga lainnya.

Lysara tersenyum tipis. "Menarik. Sepertinya malam ini akan lebih menghibur dari yang kuduga."

Dia memberi isyarat pada Reinhardt. "Tangkap mereka hidup-hidup."

Reinhardt mengangguk dan maju dengan langkah perlahan, matanya tajam seperti elang yang mengintai mangsa.

Seraphina menggenggam belatinya erat. Ini bukan pertarungan yang bisa mereka hindari.

"Lucian, kita harus keluar dari sini sekarang," katanya pelan.

Lucian mengangguk. "Aku harap kau punya rencana."

Seraphina tersenyum kecil. "Tentu saja. Kita buat kekacauan yang lebih besar."

Dengan gerakan cepat, dia meraih botol anggur dari meja dan melemparkannya ke lampu gantung besar di tengah ruangan.

BRAK!

Lampu itu jatuh, menciptakan ledakan kecil dan membuat seluruh tempat itu kacau balau.

Saat para tamu berteriak dan berhamburan keluar, Seraphina dan Lucian memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri.

Namun, mereka tahu bahwa ini belum berakhir. Lysara dan Reinhardt pasti akan mengejar mereka.

Dan yang lebih buruk lagi—Orcus pasti sudah mengetahui keberadaan mereka sekarang.

..

Seraphina dan Lucian melesat di antara kerumunan yang panik, memanfaatkan kekacauan untuk mencari jalan keluar. Ledakan dari lampu gantung yang jatuh menyebabkan api kecil menyebar di sekitar mereka, menciptakan asap yang cukup untuk mengaburkan pandangan musuh.

Namun, Lysara tidak seperti orang biasa yang hanya akan terpaku oleh keadaan. Dengan tenang, dia berdiri di atas panggung, menatap mereka dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.

"Mereka bukan orang sembarangan," gumamnya pelan.

Sementara itu, Reinhardt sudah mulai bergerak. Dengan tinggi lebih dari dua meter dan tubuh yang penuh otot, dia tampak seperti raksasa yang siap meremukkan mangsanya.

"Seraphina, kita harus keluar sebelum semuanya bertambah buruk," bisik Lucian sambil tetap berlari.

Seraphina menoleh ke belakang dan melihat Reinhardt mengayunkan lengannya, melepaskan serangan udara yang cukup kuat untuk membuat beberapa tamu yang berusaha melarikan diri terpental.

"Dia bukan musuh yang bisa kita abaikan," gumam Seraphina.

Lucian mengeluarkan dua belati dan bersiap bertarung. "Kalau begitu, kita harus membereskan ini dengan cepat."

Saat Reinhardt akhirnya mendekat, Seraphina langsung menebaskan belatinya ke arah leher pria itu. Namun, Reinhardt hanya mencondongkan kepalanya sedikit ke samping, menghindari serangan itu dengan mudah.

"Cepat, tapi masih bisa dibaca," katanya dengan nada meremehkan.

Sebelum Seraphina bisa menarik kembali belatinya, Reinhardt langsung mengayunkan tangannya yang besar ke arahnya. Seraphina melompat ke belakang, namun kekuatan serangannya cukup untuk membuat lantai di bawahnya retak.

"Kita harus bekerja sama," kata Lucian, lalu melompat dari belakang Reinhardt dan mencoba menusukkan belatinya ke punggung pria itu.

Reinhardt, seolah bisa membaca pergerakan mereka, langsung menggerakkan tubuhnya ke samping dan menangkap pergelangan tangan Lucian dengan cengkeraman besi.

"Terlalu mudah," gumamnya sebelum melemparkan Lucian ke dinding dengan sekali gerakan.

BRAK!

Lucian menghantam dinding dan terbatuk darah, tetapi dengan cepat bangkit. Seraphina memanfaatkan momen itu dan melancarkan tendangan ke arah lutut Reinhardt, membuat pria besar itu sedikit kehilangan keseimbangan.

"Jangan remehkan kami," ujar Seraphina, lalu melemparkan belati kecilnya ke mata Reinhardt.

Namun, dalam hitungan detik, Reinhardt menangkap belati itu dengan dua jarinya. "Trik yang bagus, tapi tidak cukup."

Lucian meluncur dari belakang dan menebaskan pisaunya ke tendon kaki Reinhardt. Kali ini, pria besar itu tak bisa menghindar dan mundur selangkah dengan ekspresi terkejut.

"Oh? Itu cukup menyakitkan," katanya dengan nada geli. "Kalian punya sedikit gigitan juga, ya?"

Tetapi sebelum Reinhardt bisa membalas, Lysara yang sejak tadi hanya mengamati akhirnya mengangkat tangannya.

"Cukup."

Suara lembutnya menggema di seluruh ruangan, seolah membawa perintah yang tak bisa dibantah.

Reinhardt berhenti dan menatapnya. "Kau yakin?"

Lysara tersenyum. "Mereka menarik. Akan lebih baik jika kita membiarkan mereka pergi... untuk sementara."

Seraphina dan Lucian tak langsung percaya, tetapi ini bisa menjadi kesempatan mereka.

Lysara berjalan mendekati mereka, lalu berhenti beberapa langkah di depan Seraphina.

"Aku sudah lama ingin bertemu denganmu," katanya. "Kau bukan orang biasa, bukan?"

Seraphina tetap diam, tidak ingin mengungkapkan terlalu banyak.

"Kau punya mata yang mirip dengan seseorang yang pernah kukenal," lanjut Lysara, tatapannya menyelidik. "Tapi mungkin aku salah."

Lucian menarik napas dalam dan melirik Seraphina. Mereka harus pergi sebelum keadaan berubah lagi.

Lysara tampaknya membaca situasi itu dan tertawa kecil. "Pergilah. Aku yakin kita akan bertemu lagi di lain waktu."

Reinhardt tampak tidak puas, tetapi tidak membantah perintah Lysara.

Seraphina dan Lucian tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Mereka mundur perlahan, tetap waspada, lalu segera keluar dari tempat lelang yang kini porak-poranda.

Begitu mereka berada di luar, mereka segera berlari ke jalan sempit di distrik timur, menjauh dari bangunan yang kini mulai dikerubungi orang-orang penasaran.

Seraphina bersandar di dinding dan mengatur napasnya. "Itu terlalu dekat."

Lucian duduk di tanah, masih merasakan dampak lemparan Reinhardt. "Orcus tidak main-main. Mereka punya orang seperti Reinhardt dan Lysara... kita harus lebih berhati-hati."

Seraphina menatap langit malam. "Aku yakin mereka tidak akan membiarkan kita lolos begitu saja."

Lucian mengangguk. "Dan sepertinya Lysara tahu sesuatu tentangmu."

Seraphina menggigit bibirnya. Jika benar Lysara mengenal seseorang yang mirip dengannya, maka ada kemungkinan bahwa dia memiliki hubungan dengan masa lalunya—sesuatu yang belum sepenuhnya dia ingat.

"Untuk sekarang, kita harus mencari tahu apa yang mereka rencanakan," kata Seraphina akhirnya. "Aku yakin lelang ini hanya bagian kecil dari sesuatu yang lebih besar."

Lucian tersenyum kecil. "Setidaknya sekarang kita tahu siapa musuh kita."

Seraphina mengangguk. "Dan kita tahu betapa berbahayanya mereka."

Malam itu, keduanya beristirahat di tempat persembunyian sementara mereka. Tapi satu hal yang pasti—pertarungan ini baru saja dimulai.

1
MissHalu🐌🐢
mereka yg bertempur Mak yg cape
MissHalu🐌🐢
makin di baca makin banyak hal yg tak terduga.. semua teka-teki nya penuh dengan misteri
MissHalu🐌🐢
waalaikumsalam..
Al-fatihah buat neng Alika beliau orang baik dan Allah menyayangi orang baik, beliau meninggal di hari Jumat bertepatan setelah malam nisfu syabaan setelah tutup buku amalan.. semoga beliau di terima iman Islamnya di ampuni segala dosanya dan di tempatkan di tempat terindah aamiin ya rabbal alamiin 🤲
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯𝒜ͬ𝓁ͧ𝒾ᷤ𝓀ͧ ͪ௸: aamin/Cry/
Sean71: amin🤲🏻
total 2 replies
MissHalu🐌🐢
kembali otak Mak di penuhi dengan pertanyaan yg masih menjadi misteri
MissHalu🐌🐢
bener kan Seraphina bisa
MissHalu🐌🐢
lanjutkan thor Mak betah kok, karna disini penuh teka-teki dan perjalanan nya sangat menegangkan /Determined//Determined//Determined/
MissHalu🐌🐢
semangat Seraphina aku yakin kamu bisa/Determined//Determined//Determined/
P®iπ©£ ®@πd0m§
keren,, lanjuuut
MissHalu🐌🐢
huaaa banyak teka tekinya ini mh,kaya TTS
MissHalu🐌🐢
keren.. mak ijin mampir ya,jangan marah kalo Mak betah/Facepalm/
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞Arlingga✿꙳❂͜͡✯࿐
keren,,, semangat say,,,
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯𝒜ͬ𝓁ͧ𝒾ᷤ𝓀ͧ ͪ௸: maksih say/Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!