bagaimana rasanya jika kamu mengetahui perselingkuhan suami mu, bahkan seluruh keluarganya mengetahui perselingkuhan itu dan menyembunyikannya darimu?
"lihat saja,, aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku, apa yang sekarang kalian miliki adalah milikku dan aku akan mengambilnya kembali"~
simak ceritanya dari outhor, ig: @adivahalwahasanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana pergi
Setelah persidangan selesai, Rudi pun langsung melajukan motor satu-satunya kerumah kontrakan yang ia tinggali bersama keluarganya.
"bagaimana sidang nya Rud?" tanya bu Murni ketika Rudi sudah berada di depan rumah.
"Yaa Rudi berhasil bikin sidang itu tertunda bu" jawabnya dengan lesu.
"terus kenapa kamu lesu kaya gitu? Harusnya kamu seneng dong, dengan begitu masih ada kesempatan kamu untuk kembali atau paling tidak mendapatkan apa yang di miliki oleh Andine!" kata bu Murni membuat Rudi langsung duduk dengan tegap dihadapan ibunya.
"apa ibu yakin kalau Andine tidak bangkrut seperti apa yang dia katakan selama ini?" tanya Rudi yang langsung mendapatkan anggukan dari bu Murni meskipun secara tidak yakin.
"yaa mana mungkin kan Niken bohong, lagian kalau emang dia bangkrut gak mungkin dia bisa jalan ke mall. Kan kamu tau sendiri kemarin aja sewaktu dia meninggalkan rumah ini, dia ga membawa uang sepeserpun!" kata bu Murni membuat Rudi berpikir.
"iyaa sih bu,,, lagian benar apa yang di katakan niken, Andine sekarang berpenampilan seperti saat dia masih kaya bu. Bahkan dia juga menyewa pengacara untuk persidangan kami, tapi justru itu. Aku jadi takut tidak akan menang melawan Andine karna dia memakai pengacara sementara aku tidak!" kata Rudi.
"kalau begitu kamu juga harus menyewa pengacara dong, masa gitu aja kamu kalah Rud!" kata bu Murni memutar bola mata malas.
"bukan begitu bu,, tapi Rudi dapat uang darimana untuk menyewa pengacara, emang ibu pikir sewa pengacara itu murah!!" kata Rudi membuat bu Murni mencebikkan bibir.
"terus gimana dong?" tanya perempuan paru baya itu membuat Rudi mengangkat kedua bahunya.
"hufff,,, masa ibu harus merelakan perhiasan ibu untuk kamu, gak mungkin kan Rud!!" kata bu Murni.
"naaahh,,, sebaiknya emang begitu bu, lagipula kalau aku berhasilkan semuanya juga untuk ibu bukan untuk aku sendiri. Iyakan??" kata Rudi membuat bu Murni menghela nafas panjang.
"tapi Rud,,,,,,"
"yaampun bu,,, nanti kalau sebagian harta milik Andine jatuh ke tangan kita kan ibu bisa beli lagi, lagian emang kira-kita berapa total perhiasan ibu kalau di jual?" tanya Rudi.
"yaa iyaa sih,,, kira-kita tiga puluh juta lah!" kata bu Murni membuat Rudi membelalakan mata.
"Apa!! Ibu punya perhiasan sebanyak itu, kok ibu ga bilang sama aku sih bu?!" kata Rudi membelalakan mata.
"loh,, loh,, memang nya kenapa? Itu kan beli pakai uang ibu sendiri yang selama ini ibu minta dari Andine, syukur aja Andine ga meminta balik uang itu!" kata bu murni membuat Rudi mendengus.
"tapi kan bu,,, harusnya ibu kasih tau Rudi dong, tau gitu kan dari kemarin Rudi pinjam untuk sewa pengacara!!" kata Rudi dengan nada kesal.
"sudah-sudah,, sekarang jadi kamu mau pinjam perhiasan ibu? Tapi jangan semua ya, sisakan sepaket untuk ibu pakai!" kata bu Murni membuat Rudi tersenyum dengan mata berbinar.
"iyaa bu,, iyaa tenang saja!" kata Rudi, bu Murni pun mengambil perhiasannya didalam kamar. Dengab tak sabar, Rudi pun duduk di sofa itu dengan gelisah sesekali berbalik arah kebelakang melihat ibunya.
"Nah,,, ini, kalau di total bisa mendapat dua puluh juta lebih. Ibu hanya ambil satu kalung, dua cincin, satu gelang san satu anting-anting. Sisanya sana kamu jual, jangan lupa kamu ganti kalau kamu berhasil mendapatkan sebagian harta Andine!" kata bu Murni menyerahkan kotak beludru berwarna merah itu pada Rudi yang dengan senang hati menerimanya.
"Terimakasih ya bu,,, Rudi janji, Rudi akan balikin semuanya bu!" kata Rudi membuat bu Murni tersenyum dan menganggukan kepala.
Sementara itu, Andine yang saat ini sudah berada kembali di rumah pun menghempaskan tubuhnya di sofa ruang keluarga. Om darma dan tante sulis pun mengikuti sambil menggelengkan kepala.
"nyebelin banget Mas Rudi itu, bisa-bisa nya dia menolak perceraian ini om. Om tau, dia bahkan meminta bagian harga gono-gini. Memang dia punya apa, dia aja gak pernah memberikan aku apapun!!" kata Andine membuat keduanya saling berpandangan.
"lalu?" tanya om darma menyerit heran.
"dia bilang kalau aku gak mau memberikan apa yang dia mau, dia gak akan membiarkan aku lepas dari dia om. Bagaimana ini om??" tanya Andine.
"bukannya om sudah bilang Ndine, kamu ga perlu takut. Semua bukti kan sudah ada ditangan om, lagian apa yang harus di bagi dengan dia? Sementara semuanya masih atas nama mami sama papi kamu, kecuali mobil yang pernah kamu berikan pada mereka dan rumah itu. Tapi jelas, rumah dan mobil itu diberikan menggunakan uang pribadi kamu aliran dana dari perusahaan. Bukan gitu?" tanya om darma membuat Andine menganggukan kepala.
"iyaa om,, tapi, apa om yakin kita akan menang, aku takut mas Rudi berhasil om!" kata Andine.
"Apa kamu gak percaya pada om mu ini?" tanya om darma membuat Andine terdiam, Kemudian ia menghela nafas dan menganggukan kepala meyakinkan diri jika Rudi tidak akan menang dengan mudah.
"baiklah, Andine akan serahkan semuanya sama om. Tapi om, bisakah Andine gak lagi menghadiri sidang selanjutnya?" tanya Andine membuat om darma menyeritkan kening.
"bisa saja, Asal kamu menuliskan surat kuasa agar om bisa leluasa mengurus semuanya. Memangnya kamu mau kemana?" tanya om darma.
"Andine mau menyusul mami sama papi ke new zealand om, tante. Andine sangat kangen dan sangat merasa bersalah pada mereka, makanya Andine mau buru-buru kesana" kata Andine membuat om darma menganggukan kepala.
"tante ikut ya?" kata tante sulis membuat om darma membelalakan mata.
"kenapa pah?" tanya tante sulis tanpa rasa bersalah, sementara Andine hanya tersenyum kecil melihat respon dari om nya itu.
"kok mama mau ikut Andine sih, terus papah di rumah sama siapa ma? Jangan ada ada aja deh mah!" kata om darma membuat tante sulis mengerucutkan bibir.
"mamah kan bete pah, papah tiap hari kekantor mama dirumah gak punya kerjaan apapun. Sesekali kenapa sih mama keluar sendiri, masa mamah nungguin papah terus dirumah. Mama juga butuh healing pah!" kata tante sulis dengan nada kesal, om darma pun menghela nafas.
"baiklah kalau begitu, berapa lama kalian akan disana? Kamu berapa lama Ndine?" tanya om darma Membuat Andine dan tante sulis tersenyum senang.
"Andine kemungkinan sepuluh hari om, Andine mau bujuk mamah sama papah untuk kembali ke indonesia. Mudah-mudahan aja mereka mau!" kata Andine dengan mata berbinar.
"kalau kamu mah?" tanya om darma pada istrinya.
"tentu saja mama pulang bareng sama Andine pah, masa mama pulang sendiri. Mama juga akan nunggu Andine membujuk mbak dan Mas disana, jadi kamu dirumah dulu untuk sementara waktu" kata tante sulis dengan senyum mengembang. Om darma pun menghela nafas dan menganggukan kepala.
"baiklah kalau begitu, biar om pesan kan tiket pesawat kalian biar lusa kalian bisa berangkat. tapi, kamu harus buat surat kuasa dulu untuk om Ndine. Kamu juga harus pastikan perusahaan aman sampai kamu kembali memimpin!" kata om darma.
"iyaa om tenang aja, sahabat Andine bisa dipercaya. Bahkan setiap hari dia mengirimi laporan ke email Andine, tapi belum Andine cek sih hehehe" kata Andine membuat om darma menggelengkan kepala.
"yasudah kalau gitu, papah harus kembali ke kantor mah. Papah berangkat ya?" kata om darma.
"gak makan siang dirumah pah?" tanya tante sulis yang langsung di jawab gelengan kepala oleh om darma.
"tidak mah, nanti papah ada ketemu klien saat makan siang. Jadi papah makan diluar!" kata om darma membuat tante sulis menganggukan kepala.
"baiklah kalau begitu, hati-hati dijalan" jawab tante sulis. Om darma pun menganggukan kepala dan meninggalkan rumah itu dengan langkah tegas.
"Tante yakin mau ikut aku ke new zealand?" tanya Andine yang langsung dijawab anggukan kepala oleh tante sulis.
"tentu saja, siapa tau disana nanti kamu membutuhkan tante untuk membujuk mami sama papi kamu. Iyakan?" kata tante sulis membuat Andine tersenyum lebar.
"Aahh tante emang paling ngerti aku, sayaaangg sama tante!" kata Andine memeluk tante sulis.
"tante juga sayang sama kamu, apalagi anak tante cuma satu dan tante ga punya anak perempuan hehehe" keduanya pun tertawa bahagia bersama.
"tapi,,, nanti kita mampir ke australi ya Ndine pulang nya, gimana?" tanya tante sulis. Andine pun terdiam menimbang ajakan tante sulis,,,,,,