Gadis Terpilih Dan Raja Vampir

Raja Revan yang sudah menyadari kehadiran para bawahannya, langsung kembali mendarat kan wajah nya seperti biasa.

"Kalian pergilah, kerjakan tugas kalian," ucap Raja Revan kembali ke mode awal, dingin dan datar.

Tanpa menunggu jawaban dari ketiga bawahan nya, Raja Revan memutus untuk pergi dari sana.

Matteo, Jacky dan Dilon saling pandang, saat melihat kepergian Raja Revan, yang menurut mereka cukup aneh.

Setalah tadi mereka mendengar perkataan Raja Revan yang ingin kembali merasakan ciuman si wanita, entah siapa itu Jacky, Dilon dan Matteo tidak tahu dan juga cukup penasaran.

"Apa yang mulia Raja sekarang punya dua kepribadian? Baru saja wajah nya tampak berseri-seri, tiba-tiba saja kembali berubah menyeramkan," ucap Matteo menggaruk kepalanya.

Jacky dan Dilon hanya mengangkat bahu nya tidak tahu, karena mereka berdua juga baru kali ini melihat sisi lain dari Raja Revan.

Ini belum seberapa boy, diapakan saja mental kalian kedepannya, terutama kau Matteo😭

"Pergi" ucap Dilon menghilang dari sana di ikuti oleh Jacky dan Matteo.

Sementara itu Raja Revan dengan sekejap mata sudah tiba di ruang kerja nya yang ada di kediaman nya, yang ternyata kedatangan nya sudah ditunggu oleh sosok pria tua yang saat ini sedang menatap tajam ke arah nya.

WUUUSSSS

DUARRRRRRRR

"Dari mana saja kau hah!!" ucap Kakek Ben menyerang Raja Revan.

Beruntung nya Raja Revan sangat peka dan langsung menghindar, kalau sedikit saja Raja Revan lengah, mungkin saat ini tubuhnya sudah sudah hancur berkeping-keping, karena terkena kekuatan dari kakek nya.

Cih

Kakek Ben berdecih sinis, menatap kesal ke arah Raja Revan.

Kakek Ben datang saat tadi merasakan Aura kemarahan dari Raja Revan, yang sudah lama tidak diri nya rasakan, karena merasa penasaran sekaligus khawatir akhirnya Kakek Ben pergi mengunjungi kediaman Raja Revan, entah apa sebenarnya yang membuat cucu semata wayang nya itu marah besar, sampai membuat seluruh makhluk bumi terbangun dari tidur lelap nya dan ketakutan.

"Ada apa kakek datang ke mari?" tanya Raja Revan tanpa menjawab pertanyaan Kakek Ben.

"Bocah kurang ajar, apa harus punya alasan dulu, baru Kakek mu ini bisa mengunjungi mu hah!!" jawab Kakek Ben kesal.

Mendengar jawaban Kakek Ben, Raja Revan hanya mengangkat bahu nya acuh, dan memilih duduk di salah satu kursi yang ada ruangannya, Raja Revan duduk tepat di depan Kakek Ben.

Sedari tadi pandangan Kakek Ben tidak pernah lepas dari Raja Revan yang tampak cukup aneh hari ini.

Terlihat sekali ada sesuatu yang tidak beres dengan Raja Revan, terbukti Raja Revan beberapa kali menghela nafas nya kasar, seperti orang yang banyak pikiran, dan ini bukan seperti Raja Revan yang biasa Kakek Ben lihat.

Kakek Ben sangat hapal dengan sifat dan sikap Raja Revan, melihat Raja Revan terlihat banyak pikiran seperti itu, tentu saja membuat Kakek Ben penasaran, karena setahu Kakek Ben cucu nya itu bukan tipikal orang yang mau susah dengan memikirkan sesuatu yang tidak penting.

"Ada masalah?" tanya Kakek Ben datar.

"Tidak," jawab Raja Revan tidak kalah datar nya.

"Kau yakin?" tanya Kakek Ben memicing kan mata nya.

"Hem"

Jawab Raja Revan bergumam lirih.

Kakek Ben tentu saja tidak percaya begitu saja dengan jawaban Raja Revan, karena bisa Kakek Ben lihat saat ini Raja Revan sangat berbeda dengan Raja Revan yang biasa dirinya lihat.

"Apa ini ada hubungan nya dengan gadis terpilih itu?" tanya Kakek Ben menatap curiga.

Raja Revan hanya diam tidak menjawab pertanyaan Kakek Ben, dan diam nya Raja Revan itu semakin membuat Kakek Ben yakin, ada sesuatu yang sedang di sembunyikan oleh cucunya ini, tentang gadis pemilik darah terpilih itu.

Apa lagi Kakek Ben, mengetahui bahwa sebenar nya sudah dari beberapa hari yang lalu Raja Revan bertemu dengan gadis pemilik darah terpilih itu, tapi sampai sekarang Raja Revan tidak melakukan apa-apa, padahal sudah lama kelahiran gadis terpilih itu di nanti oleh seluruh bangsa Vampir, termasuk cucunya itu.

Apapun itu, Kakek Ben sangat berharap apa yang ada di dalam pikiran nya tidak lah benar, karena kalau itu sampai benar-benar terjadi, maka akan menjadi masalah besar untuk kedua bangsa, baik bangsa Vampir ataupun manis.

"Jadi benar semua ini ada hubungan nya dengan gadis pemilik darah terpilih itu," ucap Kakek Ben mengangguk kan kepala nya kecil.

"Lalu kapan kau akan membawa nya?" tanya Kakek Ben dingin.

"Kakek sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan gadis terpilih itu, sudah lama aku menantikan kelahiran gadis terpilih itu," lanjut Kakek Ben tersenyum miring.

Mendengar pernyataan Kakek Ben, Raja Revan mengepalkan tangannya kuat, Raja Revan jelas mengerti apa maksud dari perkataan Kakek Ben.

Raja Revan juga tidak bodoh, bahwa keselamatan perempuan yang beberapa hari ini mengusik hati nya, saat ini sedang di buru oleh ribuan bangsa Vampir dari berbagai penjuru, termasuk kakek nya sendiri, Kakek Ben.

"Tidak sekarang," jawab Raja Revan datar.

"Kapan? Memang nya apa lagi yang kamu tunggu? Gadis terpilih itu sudah ada di depan mata kamu, dan aneh nya kenapa kamu malah menyia-nyiakan kesempatan yang sedang ada di depan mata mu itu," ucap Kakek Ben menatap curiga pada Raja Revan.

"Kamu tahu sendiri Revan, bukan hanya kita yang menginginkan gadis terpilih itu, tapi seluruh bangsa Vampir menginginkan nya, Kakek cukup kecewa dengan sikap kamu kali ini," lanjut Kakek Ben.

Raja Revan hanya diam, bergelut dengan pikiran nya sendiri, tanpa menghiraukan perkataan Kakek Ben, karena Raja Revan juga tidak tahu kenapa dirinya tidak bisa melakukan itu semua.

"Ada apa dengan ku sebenarnya? Perasaan apa yang sedang aku rasakan, kenapa aku merasa tidak rela kalau harus menyakiti nya," batin Raja Revan gelisah.

Benar apa kata kakek nya bahwa sudah cukup lama diri menanti lahiran gadis terpilih itu, sebagai penawar racun yang bersarang di dalam tubuh nya.

"Revan, singkirkan apapun yang ada di dalam pikiran mu, apa lagi di perasaan bodoh mu itu!" ucap Kakek Ben seolah tahu apa yang sedang terjadi dengan Raja Revan.

Mendengar perkataan Kakek Ben, Raja Revan semakin mengeratkan kepalan tangan nya, mata nya juga menjadi merah darah.

"Heh, sampai kapanpun manusia biasa tidak bisa bersatu dengan manusia Vampir seperti kita," ucap Kakek Ben tersenyum miring.

Wajah Raja Revan semakin tidak enak di lihat, mata nya semakin merah dan gigi taring nya Keluar, yang artinya saat ini Raja Revan sedang berwujud manusia Vampir, itu semua karena perkataan Kakek Ben, yang sukses membuat Raja Revan marah besar.