Umurnya baru saja sembilan belas tahun, tinggal satu semester lagi akan lulus dari kuliahnya, Stefanie di seret paksa dari asrama kampusnya.
Karena kakaknya melarikan diri, di hari pernikahannya, Stefanie terpaksa jadi pengantin pengganti, menggantikan kakaknya.
Stefanie mencoba berontak, tidak ingin menggantikan kakaknya, menikah dengan pria calon kakak ipar yang belum ia kenal.
Tapi, karena Ibunya mengatakan, hanya sebagai pengganti sementara saja, sebelum kakaknya kembali, Stefanie terpaksa setuju menikah dengan calon kakak Iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 7.
Stefanie tidak tahu, sudah berapa menit ia duduk di bangku taman, sembari menatap air mancur.
Sehingga ia lupa dengan Christopher, karena pria itu sepertinya, tidak memperdulikan ia berada di mana.
"Nona, sendiri ya?"
Terdengar suara seorang pria menyapa Stefanie, berdiri di samping bangku memandang Stefanie, dengan wajah ramah dan senyuman hangat.
Stefanie menoleh memandang pria itu, dan membuat Stefanie tertegun beberapa detik, melihat pria yang begitu tampan, tersenyum hangat padanya.
"Ah... iya, saya sendiri!" jawab Stefanie dengan polosnya.
Pria itu perlahan meletakkan bokongnya di samping Stefanie, dan dengan cepat Stefanie menggeser duduknya.
"Di dalam terasa membosankan, terlalu banyak bermuka dua, penuh dengan drama mencari perhatian, sungguh tidak nyaman berbaur dan berbincang dengan orang-orang seperti itu!" kata pria itu menatap air mancur di depan mereka.
"Oh...!" ucap Stefanie bengong.
Gadis itu tidak menyangka, ada juga pria yang punya pemikiran seperti itu, dapat melihat seseorang punya niat tertentu.
"Anda datang dengan siapa ke pesta ini, Nona?" tanya pria itu dengan ramah.
Stefanie merasa nyaman dengan nada suara pria itu, sangat lembut dan hangat, membuat ia merasa aman.
"Saya datang dengan kakak iparku, dia di dalam sibuk berbincang dengan rekan bisnisnya!" jawab Stefanie.
"Saya datang dengan Mamaku, ia juga ada di dalam, lagi sibuk mencari perhatian, dengan rekan bisnis yang memiliki seorang putri, untuk di kenalkan padaku!" kata pria itu menjelaskan dengan siapa ia datang, tanpa di tanya Stefanie terlebih dahulu.
"Oh...!" ucap Stefanie mengerti.
Kemudian mereka tanpa sadar saling tertawa kecil, karena memiliki kesamaan, merasa tidak nyaman berada di tengah pesta tersebut.
"Di taman ini begitu nyaman, udaranya terasa begitu segar, apa anda suka menyendiri?" tanya pria itu, menoleh memandang ke arah Stefanie.
"Iya, kalau saya ingin sendiri, saya akan mencari tempat untuk menyendiri!" jawab Stefanie.
"Oh... saya lupa, dari tadi kita mengobrol, sampai lupa mengenalkan nama, nama saya Nick Landers!" ucap pria itu menyodorkan tangannya, untuk bersalaman dengan Stefanie.
"Saya... Stefanie Chloe!"
Stefanie menyambut uluran tangan pria itu, Nick, dan mereka pun bersalaman.
"Nama yang indah, Nona!" kata Nick tersenyum ramah.
"Nama anda juga, sangat keren, Tuan!" ujar Stefanie tersenyum ramah, memuji nama pria itu.
Mereka kemudian kembali saling tertawa kecil, merasa lucu dengan tingkah mereka berdua.
"Apakah anda masih kuliah, Nona?" tanya Nick.
"Iya, tapi di tunda untuk sementara, nanti akan di lanjutkan lagi!" jawab Stefanie.
"Kenapa bisa seperti itu?"
"Karena... ada suatu hal, yang membuat saya untuk cuti sementara!" jawab Stefanie, memandang air mancur yang berkilauan tertimpa cahaya lampu malam.
"Oh...!" kata pria itu baru mengerti.
"Nona...!"
Seseorang memanggil Stefanie dari arah belakang, membuat Stefanie memutar tubuhnya, untuk melihat kebelakang, begitu juga dengan Nick.
Stefanie melihat, Paul, Asisten Christopher datang mendekat, dan berdiri di samping Stefanie, yang duduk di bangku bersama Nick.
"Anda di cari Tuan Christopher!" ujar Paul, memberitahukan kedatangannya mencari Stefanie.
"Oh, baiklah!" jawab Stefanie, "Maaf Tuan Nick, kita tidak bisa melanjutkan obrolan kita lagi, kakak iparku mencari ku, semoga lain waktu kita bertemu lagi!"
Stefanie berdiri dengan nada menyesal, mengakhiri pembicaraan mereka, yang terasa nyaman, karena sikap hangat Nick.
"Ya, lain waktu semoga kita bertemu lagi, dan mengobrol lagi, senang berkenalan dengan anda, Nona Stefanie!" ujar Nick, yang ikut juga berdiri.
"Terimakasih, Tuan Nick!" ucap Stefanie tersenyum hangat.
Kemudian Stefanie memakai kembali sepatunya, dan menahan rasa sakit pada tumitnya, karena kembali lagi sakit, saat di bawa jalan.
Stefanie berjalan di belakang Paul, yang tampak berjalan begitu cepat, dengan kaki panjangnya.
Di dalam aula pesta, tampak Christopher sedang mengobrol dengan seorang koleganya, bersama dengan seorang wanita cantik.
Paul membawa Stefanie mendekat pada Christopher, lalu Paul membisikkan sesuatu kepada Christopher.
Kepala Christopher menoleh memandang Stefanie, yang berdiri sekitar tiga langkah dari Christopher.
Pria itu memandang tajam Stefanie, dan yang di pandang terlihat begitu tenang, tidak terganggu dengan tatapan tajam Christopher.
Bersambung.....