Terpikat Pesona Pacar Setingan

Lidah Mytha seketika kelu, dia bingung harus mengatakan apa, dia melirik kearah Jeff, pria yang baru saja menyatakan perasaannya entah itu nyata atau hanya sebuah tipuan, namun yang pasti itu sukses menganggu pikiran Mytha.

Dan sekarang Jo, mantannya sendiri orang yang pernah mengisi kekosongan di hati Mytha, orang yang pernah memberi warna dalam hidupnya, orang yang pernah menggenggam tangan Mytha saat dia tertatih dalam melangkah, dia ingin kembali menjalin hubungan dengannya, Mytha merasakan dilema besar dalam hatinya, disisi lain hatinya, jujur nama Jo masih punya tempat tersendiri.

‘Sial, kenapa jadi seperti ini,’ Mytha menyugar rambutnya kebelakang.

“Ada apa?” tanya Jeff, saat dia melihat ekspresi sulit di wajah Mytha.

“Maaf Jeff, aku harus pulang, Jo sudah menungguku diluar.” Ucap Mytha sembari menyampirkan tas di pundaknya.

Jeff terdiam, kemudian berkata, “aku akan mengantarmu katakan saja kalau kau masih ada pekerjaan.” Ucapnya.

“Maaf Jeff,” lirih Mytha.

“Itu berarti, aku di tolak?”

“T-tidak bukan begitu, aku hanya masih bingung mungkin kau juga. Coba kau pikirkan lagi, mungkin saja perasaan yang kau rasakan itu keliru, mungkin itu hanya karena kau merasa nyaman denganku. Jeff, aku orang yang serius dalam sebuah hubungan aku tidak suka main-main itulah mengapa aku hanya menjalin hubungan satu kali dengan Jo. Bagiku hubungan tanpa masa depan tidak ada artinya, lebih baik tidak usah sejak awal dari pada merasakan sakit hati yang tak perlu.” Ujarnya panjang lebar.

“Kau artis terkenal sedang aku gadis biasa, dari segi mana pun kita ini tidak cocok, lagi pula fansmu tidak suka padaku, jadi pikirkan sekali lagi oke. Aku akan melupakan apa yang kau katakan tadi dan menganggap kau tak pernah mengatakannya agar kita tidak menjadi canggung. Aku pergi dulu Jeff.” Pamitnya.

Setelah itu Mytha pun berlalu. Jeff hanya menatap kepergian Mytha dengan tatapan hampa.

‘Aku yakin aku jatuh cinta padamu, perasaan ini mirip saat aku jatuh cinta pada Luna bukan rasa nyaman seperti saat aku bersama Dean. Tapi sepertinya untuk meyakinkanmu butuh waktu.’

Mytha keluar dari rumah Jeff, tampak Jo sedang duduk menunggunya di atas kap mobil sambil melipat tangan di dada.

Dia tersenyum saat melihat Mytha keluar, “aku menjemputmu ke kantor tapi orang disana bilang kau pergi ke rumah si banci itu.”

“Ck, jangan terus mengatainya begitu Jo. Selain pacarku dia juga bosku sekarang,” protes Mytha.

“Iya iya, ayo naik.” Jo membukakan pintu mobil untuk Mytha, tak ada penolakan sama sekali dari gadis itu, dilema dihatinya membuat moodnya anjlok Seketika.

Interaksi keduanya tak luput dari pengawasan Jeff, dia memantau mereka berdua dari kamera cctv.Jeff juga melihat saat Jo memasangkan sabuk pengaman untuk Mytha, bahkan sekilas mereka tampak berciuman. Jeff menutup laptopnya dengan kasar, dia tak suka dengan gambar yang di tampilkan di layar laptopnya itu.

Argghh...

‘Kenapa setiap kali aku suka pada wanita, pasti saja ada pria lain yang datang lebih dulu dari pada aku. Benar-benar menyebalkan.’ Jeff mengusap kasar wajahnya.

***

Mytha duduk dalam diam, dia tak menghiraukan saat Jo berusaha membuka obrolan dengannya.

“Myt, kenapa kamu keluar dari tempat kerjamu yang dulu?” tanyanya.

Mytha hanya diam tak menyahut.

“Oh ya, masih ada waktu sampai matahari terbenam, mau jalan-jalan sore?” tawarnya.

“Tidak terimakasih. Aku ingin pulang saja.” tolaknya, kali ini dia angkat bicara karena kesal dengan celotehan yang keluar dari mulut Jo, bahkan sesekali dia bersenandung kecil nampaknya hatinya sedang bahagia, itu terlihat jelas dari ekspresi di wajahnya.

“Kau marah padaku soal Ibumu yang tahu masa lalu kita?” tanyanya, agaknya dia mengerti perasaan Mytha.

“Menurutmu?” Mytha menyelis.

“Sumpah, bukan aku yang mengatakannya. Aku juga tidak tahu Ibumu tahu darimana, yang pasti bukan aku yang bilang padanya.” Ucap Jo meyakinkan, namun Mytha tak percaya sama sekali. Dari yang Mytha tahu Jo selalu berusaha membuat interaksi dengannya yang akan membuat orang lain bertanya-tanya soal hubungan mereka.

“Sudah fokus saja menyetir sana,” tepis Mytha mengakhiri percakapan.

Sesampainya di rumah, dia langsung menyatroni Ibunya yang tengah duduk sambil menonton acar televisi.

“Mah, Mytha pengen bicara sama Mamah.”

“Kamu ini, pulang-pulang bukannya salaman sama orang tua malah kaya mau mengintrogasi maling aja,” keluh sang Ibu, “ya udah sok, mau ngomong apa?” ujarnya sambil menyesap cangkir tehnya.

“Gak disini lah Mah,” Mytha melirik kearah Jo yang nampaknya sudah siap hendak menguping pembicaraan mereka.

“Ck, ya sudah ayo.” Ibunya pun bangkit dan berjalan menuju kamarnya di susul Mytha di belakangnya.