Terdengar suara 'sah' menyeruak ke dalam gendang telinga, seolah menyadarkan aku untuk kembali ke dunia nyata.
Hari ini, aku sah dipersunting oleh seorang Aleandro. Pria dingin dengan sejuta pesona. Pria beristri yang dengan sengaja menjadikan aku sebagai istri kedua.
Istri pertamanya, Michelle bahkan tersenyum manis dan langsung memelukku.
Aneh, kenapa tidak terbersit rasa cemburu di hatinya? Aku kan madunya?
Tanya itu hanya tersimpan dalam hatiku tanpa terucap sepatahpun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tabrak Lari
"Bang, kiri depan stop bentar ya. Aku ingin beli minum. Ntar kutambahin deh," pinta Andine.
"Siap nyonya," sopir taksi online itu pun menyalakan sein kiri dan berhenti depan penjual minuman. Andine turun ingin membeli es boba.
Antrian lumayan lama.
Andine melihat sekeliling, "Wah, ada ayam geprek juga. Beli ah," setelah mengantri es boba, Andine membeli ayam geprek.
Andine tak sengaja melihat ke seberang jalan.
"Bukankah itu kak Michelle?" netra Andine memicing karena terik matahari.
"Wah, tak salah lagi. Sama siapa dia?" gumam Andine ingin memastikan.
"Oh, kayaknya sama pria yang kemarin," Andine melihat pria muda bertopi lengkap dengan masker menutupi wajah.
"Loh... Kok mereka saling gandeng? Apa itu kakak atau adiknya kak Michelle?" Andine terus bermonolog.
"Apa aku ke sana saja ya?" Andine ingin mengagetkan madu nya itu.
Andine pergi setelah pesanannya dia tinggalin dalam mobil dan berpesan pada sopir untuk menunggunya. Rasa penasaran membuat rasa laparnya hilang.
Andine berjalan mengendap agar tak ketahuan.
"Anda mencari siapa Nona?" telisik seorang karyawan seolah mencurigai Andine.
"Hhhmmm, meja teman saya di mana ya kak? Wanita cantik sama seorang pria. Pria pake topi dan masker," Andine menjelaskan siluet Michelle dan teman pria nya.
"Oh, yang barusan masuk? Itu di pojok samping," tunjuknya.
"Oke, makasih kak," Andine mengacungkan ibu jari tangannya.
"Huh, hampir saja," Andine menghela nafas panjang.
Andine memakai masker yang kebetulan bercokol manis dalam tas.
Andine duduk membelakangi mereka berdua.
"Abis ini kita kemana sayang? Mumpung aku lagi banyak duit nih," kata Michelle terkekeh.
'Sayang? Apa kak Michelle selingkuh? Sejak kapan? Apa sejak aku menikah dengan suaminya?' ucap Andine ragu. Kalau selingkuh abis dirinya menikah dengan Aleandro, alangkah bersalahnya dia.
Andine membalikkan kamera ponsel untuk melihat setiap pergerakan Michelle.
Minuman mereka datang, dan pria itu membuka masker untuk minum.
Kedua mata Andine mendelik.
"Oh... Ternyata dia orangnya!" belum hilang keterkejutan Andine melihat wajah pria yang bersama Michelle, terdengar suara sepatu mendekati keduanya.
"Oh, ternyata begini kelakuanmu," seru suara pria yang tak asing di telinga Andine.
'Aleandro, kok dia di sini?' ucap Andine dalam hati sambil menajamkan telinga. Apa dia ingin mengajakku ke sini tadi?
"Jangan salah paham sayang, ini tak seperti yang kamu lihat," Michelle membela diri.
Aleandro menatap nyalang wajah istrinya itu.
"Maaf tuan, kami sedang membicarakan kerjaan," potong pria itu untuk menjelaskan.
"Diam kamu! Aku tak butuh penjelasan darimu," sergah Aleandro.
"Sayang, beneran. Kita memang bahas kerjaan," kata Michelle menimpali.
"Kerjaan? Berdua?" tandas Aleandro.
"Kenapa? Apa ada yang salah? Ini tempat yang ramai. Kita tak berduaan di kamar hotel. Kita tidak melakukan hal tak senonoh" sanggah pria itu.
'Cih, padahal kalian tadi saling bergandeng mesra,' bibir Andine mencibir kelakuan keduanya.
'Untung aku rekam dikit tadi. Semoga suatu saat akan berguna,' ujar Andine.
"Kita pulang!" Aleandro menggandeng Michelle.
"Bye...," Michelle melambaikan tangan ke arah pria yang bersamanya.
Kepergian keduanya membuat Andine ikutan beranjak. Aleandro tak menyadari keberadaan Andine di sana.
"Andine," panggilan itu membuat langkah Andine seketika terhenti.
Andine membalikkan badan dan tersenyum kecut di balik masker. Pria itu mengenalinya.
"Hai....," Andine melambaikan tangan dan seketika ingin kabur dari sana.
"Mau kemana?" tanyanya.
"Pulang," jawab singkat Andine. Andine memang ingin pulang.
"Duduklah! Aku lihat mejamu masih kosong. Pasti kamu belum pesan sesuatu kan?" tanya pria yang ternyata memang Nicky. Sesuai dugaan readers.
"He... He... Nggak jadi," Andine ingin menghilang dari tempat itu.
Andine berharap Nicky tak ingat dengan wajah Aleandro yang beberapa hari lalu menyeret Andine pulang saat ketahuan dia bersama Nicky di taman kota.
"Pria tadi suami kamu kan?" tanya Nicky tanpa rasa bersalah.
Deg. Aku musti jawab apa sama pria ini. Batin Andine.
"Daya ingatku ini bagus loh," sindir Nicky.
"Kamu kenal kak Michelle?" tanya balik Andine. Andine tak ingin membahas masalah pribadi dengan Nicky. Bukannya menjawab, Nicky malah tertawa.
"Ada hubungan apa kamu dengan kak Michelle?" telisik Andine membuat Nicky tertawa semakin kencang.
"Apa urusan kamu? Bukannya kamu malah senang jika Michelle selingkuh denganku? Kamu akan lebih mudah menendangnya dari kehidupan pria mu," sindir Nicky.
"Nggak usah ikut campur," tukas Andine tak suka.
"Sudahlah Andine. Kita ini sama. Memanfaatkan para orang kaya untuk memberi keuntungan buat kita," imbuh Nicky.
"Apa selama ini pekerjaanmu seperti itu? Menjadi selingkuhan?" Andine mulai jengah dengan Nicky. Andine seperti melihat pribadi yang lain dalam tubuh Nicky.
"Ha... Ha... Hidup musti realistis nona. Seperti halnya kamu, menggaet pria kaya agar hidup layak. Tak kusangka, kamu sama halnya dengan cewek lain. Matre!" olok Nicky.
"Siapa kamu? Apa hak kamu menilaiku," Andine beranjak pergi meninggalkan tawa Nicky yang sangat menjengkelkan hati.
"Andine, tunggu!" seru Nicky menyusul Andine yang melangkah keluar area resto dan mencekalnya.
"Apalagi?" tandas Andine.
"Kadang apa yang kau lihat belum tentu itu realitanya," kata Nicky.
"Maksudmu?" telisik Andine.
"Belajar dulu guyssss... Agar kamu mengerti apa yang aku maksud," ucap Nicky.
"Berbelit-belit," Andine kesal dan berjalan cepat menuju taksi online yang lama menunggunya.
Nicky menatap punggung Andine yang terus menyeberangi jalan.
Andine tak menyadari jika di samping kirinya melaju mobil yang cukup kencang.
Dan
Braaakkkkkkk
Andine terpental belasan meter dari tempatnya berdiri.
"Andine......," Nicky berlari dan berteriak sekencang-kencangnya, berharap tak terjadi apa-apa pada Andine.
Mobil mewah itu berhenti sejenak, dan langsung tancap gas saat orang-orang di sana lebih peduli pada korban.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Selalu berharap agar karya ini diterima khalayak dan lancar mendapat kontrak tanpa perlu revisi yang banyak...he...he...
Harapan selalu ada buat yang berusaha, iya kan?
Ketik....hapus...ketik...hapus lagi... dikerjakan saat suruh revisi, semoga itu tak terjadi di karya ini.
🤗
Usaha tak berasa sia-sia dengan bertambahnya like, komen dan vote dari kalian, apalagi kasih bintang lima... Wuiihhh author hanya bisa berucap terima kasih.
Aleandro mmg hrs main rapi dan lembut klo mo jatuhin Kecele..
siapa kira² tg tabrak Andine
ya ampuun ternyata Nicky jg gigolo🤭
lama² Aleandro lrngket dan bucin sama Andine