Anstasya lausia adalah wanita cantik berumur 17 tahun dia hidup sendiri semenjak ayahnya meninggal dunia dua tahun yang lalu karena kecelakaan.
Tasya hidup sederhana di pinggiran kota dengan berandalan sebuah warung kecil. Walaupun hidup Tasya sendiri dia tetap menjalani hidupnya dengan rasa syukur.
Di suatu malam tasya tidak sengaja menemukan seorang pria sangat tampan yang tergeletak di pinggir jalan. Karena memiliki hati yang baik dan rasa tidak tega tasya akhirnya membawanya ke rumah dan merawatnya.
Tasya tidak tahu siapa pria itu tapi dia mengaku bernama alfred yang memiliki wajah tampan bak seperti dewa Yunani bahkan terlihat seperti tidak nyata.
" Siapa kamu Alfred? "
" Ternyata kamu memiliki darah yang istimewa. "
" Setelah aku kembali kamu adalah satu satunya ratu di dunia ku dan hatiku. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon suriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mau menjadi kekasih ku Tasya? "
" akhhh! "
Hap
Tasya menghela nafas lega. Hampir saja dia terjatuh karena tersandung. Bernasib baik ada Alfred yang datang dan menangkapnya.
" Kamu tidak apa apa? "
Suara Alfred membuat Tasya tersadar saat ini dia di mana. Tasya langsung berdiri dengan tegak dan memundurkan langkahnya agar tidak terlalu dekat dengan Alfred.
" Te..terima kasih Al. " Tasya menunduk kepalanya untuk menutupi wajahnya yang memerah.
Dia merutuki kecerobohan karena tidak memperhatikan jalan. Tapi dia sendiri bersyukur Alfred
Yang tiba-tiba datang walaupun dengan tidak sadar dirinya dia malah diam di pelukan Alfred.
" Kamu mau kemana? Malam malam seperti ini? " Menaikan alisnya heran.
" Ah kedepan membeli sesuatu di Alfamart. " Mengingat dia yang sudah rapi ingin keluar.
" Saya ikut. "
" Tapi.."
Tasya menghela nafas saat Alfred malah telah berlalu begitu saja. Terpaksa dia dia membiarkan Alfred menemaninya.
Di perjalan keduanya hanya terdiam. Tasya ingin membuka mulut namun kembali tertutup karena tidak tau ingin mengatakan apa. Ini sangat canggung jeritnya dalan hati.
Sampai di Alfamart mereka berhenti. " Loh tutup? Tumben sekali. " Bingung Tasya menatap sekeliling yang sunyi. Apa ada dia ketinggalan sesuatu hingga Alfamart tutup dia tidak tau.
" Sepertinya baru terjadi kebakaran."
Tasya langsung membalikkan badannya ke arah Alfred yang menatap ke sekitar. " Ha iya kenapa aku tidak melihat. " Tasya merutuki kebodohannya. Kenapa di tidak melihat ada di sekitarnya.
" Yang lebih parahnya aku tidak mendengar beritanya. " Tasya meringis dalam hati.
Semenjak anggun pulang ke rumahnya dia sudah tidak kerja lagi di warung karena dia sudah memulai ujian. Orang tua anggun juga yang berbicara khusus pada dirinya bahwa anggun sangat butuh belajar. Jadi akhir akhir ini
Dia sangat sibuk.
" Kita cari tempat lain saja. " Alfred membuka mulut setelah lama berdiam melihat Tasya yang malah mematung.
" Mungkin jauh, tidak mungkin kita jalan kaki."Melirik ke arah jam di tangannya. Ini masih jam tujuh.
" Kita pesan taksi. "
" Em sepertinya tidak perlu kita pulang saja. " Lagi pula barangnya tidak terlalu penting jadi dia tidak akan jauh jauh dari rumahnya.
" Aku ingin jalan jalan. " Alfred Menatap Tasya penuh arti.
" Kamu ingin berkeliling? "
Alfred mengangguk membuat Tasya berfikir Sebentar. " Baiklah. " Lagi pula Alfred tidak pernah ke kota. Jadi Tasya berencana membawanya ke sana.
.......
" Bagiamana rasanya? " Tasya tersenyum menatap Alfred dengan tatapan semangat.
Alfred mengangguk pelan. " Cukup enak." Saat mengunyah satu bulatan bakso.
" Kan benar! Enak. Kamu tau Al aku kalau ke sini memang biasanya membeli bakso. Mungkin terlihat sederhana namun ini makanan favorit aku dengan ayah. " Saat menceritakan kenangan tentang ayahnya Tasya terlihat bahagia seolah sudah ikhlas kalau dia di tinggal sendiri di dunia ini.
Alfred tidak memperhatikan sekitar dia malah memusatkan perhatian pada Tasya seorang. Dia bercerita seolah seperti anak kecil membuat Alfred tanpa sadar senang mendengarnya.
" Nah ini Al salah satu kesukaan ku juga. Lihat aku tadi membeli ini juga. " Mengambil satu tusuk jeroan ayam yang telah di panggang dan dibumbui dengan enak. " Coba deh. " Mengarahkan pada mulut Alfred dan langsung di makan Alfred.
" Bagaimana? " Penuh harap.
" Enak! " Respon Alfred sangat baik membuat Tasya semakin senang. Dia bahkan tidak sadar memakan makanan yang di berikan Alfred tadinya.
" Eh itu ada permen kapas. " Tasya berseru dengan semangat. Kecepatan kilat dia menarik tangan Alfred, yang di tarik pasrah mengikuti langkah Tasya.
Padahal yang ingin berjalan-jalan siapa yang begitu bersemangat siapa?
" Pak permen kapasnya di buat besar sekali ya pak. " Pinta Tasya.
" Baik neng. "
Selama menunggu Tasya tidak sabar ingin mencobanya, jujur saja dia sudah lama tidak berjalan-jalan seperti ini. Semenjak ayahnya pergi meninggalkannya Tasya lebih sibuk untuk mencukupi kehidupannya yang tidak pernah memikirkan kesenangan seperti ini lagi. Tapi kali dia bisa merasakannya tentu membuat dia bersemangat.
Tasya tidak sadar masih memegang tangan dingin Alfred. Suhu tubuh Alfred sudah dapat Tasya maklumi lebih ke sudah biasa saja, karena mungkin itu adalah suhu keturunan, aneh tapi Tasya hanya menebak saja.
Alfred hanya diam, tapi diam diam dia memperhatikan tangannya yang saling bertautan. Rasa hangat menjalar di tubuhnya. Tidak ada niat untuk melepaskannya sama sekali.
" Ini neng. Semoga langgeng ya sama pasangannya. "
Tasya mengambil permen kapas yang berbentuk hati itu dengan canggung. Dia ingin menjelaskan tapi sudah di tarik untuk pergi.
" Kamu mau? "
Mereka sedang duduk di salah satu bangku yang berada di bawah pohon. Di depannya ada sebuah danau yang indah.
Alfred melirik permen kapas yang sudah di cuil oleh Tasya. Tasya mengira Alfred akan mengambilnya tapi gak tidak terduga terjadi.
Alfred mendekati wajahnya hingga wajah mereka dekat, seandainya tidak ada permen kapas yang berbentuk hati itu di depan Tasya mungkin wajah mereka benar benar bertemu.
Alfred hanya diam tapi matanya menatap ke manik mata Tasya, bibir pink-nya terbuka memakan permen kapas langsung di depan Tasya. Setelah tuh baru duduk dengan tegak kembali.
" Manis. "
Tasya tersadar. Dia menatap permen kapasnya yang telah di makan Alfred. Lalu melirik Alfred yang diam menatap danau.
" Ehem! " Berdehem untuk kecanggungan. Tasya tidak menyukainya.
" Kamu..." Mengerutkan kening saat melihat Alfred yang tiba-tiba menatapnya serius.
Di tatapan dengan pria tampan sedekat ini tentu membuat jantung Tasya disko. " Apa ada yang salah? " Ingin meraba wajah tapi tangan di pegang.
" Apa kamu mau menjadi kekasih ku Tasya? "
Deg!
........
Gibran memijit pelipisnya yang pusing. Matanya melirik ke arah papanya yang sedang mengurung diri di kamar.
" Pa buka pintunya. "
" Pa kita harus ikhlas pa, papa tidak mau kan kalau kalau Liliana tidak tenang di sana. "
Hening
Gibran menghela nafasnya. Mau tidak mau dia berbalik dan pergi ke kamarnya. Semenjak mereka tau Liliana telah tiada membuat tuan Bisma terpukul dan mengurung dirinya di kamar. Gibran tau papanya sangat kecewa karena selama bertahun-tahun semangat untuk menemukan adiknya itu tidak pernah luntur di hati papanya. Tapi saat mendapatkan kabar bahwa dia telah tiada tentu itu menjadi pukulan kuat bagi tuan Bisma.
Sebelum Gibran ke kamar dia lebih dulu memeringati para pelayan untuk membawakan makanan. Gibran tidak mau tau gimana alasannya yang penting papanya makan. Hal itu tentu menjadi tekanan bagi mereka.
Gibran di kamar langsung mengotak-atik ponselnya. Beberapa saat telah menunggu tapi tidak di balas.
Saat dia ingin menelepon tiba-tiba nomor yang anda tuju tidak aktif. Hal itu tentu membuat Gibran kesel dan membanting handphone nya di kasur.
" Ini bocah kemana lagi. " Geram Gibran. Jelas pesannya tadi masuk walaupun tidak di baca tapi saat dia menelpon kenapa tiba-tiba tidak aktif.
" Keponakan apa seperti ini. " Keselnya. Baru saja Gibran menelpon Alfred namun tidak sesuai ekspektasi dirinya. Awalannya meminta untuk membujuk tuan bisma tapi sepertinya tidak bisa.
Hufh!
Menghela nafas panjang, sebelum akhirnya dia mengacak-acakan rambutnya. " Jadi pengen nikah kalau gini. " Monolognya tidak sambung.
.
.
.
Maaf ya semalem gak update 🙏, author semalam sibuk banget sampai gak sempat main hp. jadi untuk hari ini author bakal dobel tapi jam 6 sore ya.
Terimakasih readers 😘
terimakasih