Tujuh tahun lalu saat masih duduk di Universitas Viona Natasya menyukai seorang pria.
Dia pria itu Bernard Antonius, pria yang dianggap keluarganya sendiri seperti sampah.
Pria bertato yang tidak dicintai keluarganya. Viona selalu diam-diam memperhatikan dari jauh.
Saat itu usia Viona baru tujuh belas tahun. Dan Bernard berusia dua puluh enam tahun.
Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu, dan menjadi suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Sisi lain dari suamiku.
Selesai makan Bernard pergi ke ruang bacanya.
Dan, sementara Viona berkeliling Mansion.
Setiap ruang Mansion terlihat sangat luas, ada ruang seni juga.
Viona melihat berbagai lukisan dipajang rapi ditembok Mansion, berbagai lukisan pemandangan dan juga lukisan berbagai macam bunga terpajang indah diruang seni tersebut.
Disudut ruang itu ada sebuah lukisan yang cukup besar, seorang wanita dan dua anak kecil, anak lelaki dan anak perempuan.
Mereka terlihat sangat bahagia dengan senyuman lebar yang terlihat di wajah mereka.
Wanita yang memegang kedua tangan anak tersebut, disebelah kiri dan kanan terlihat sangat cantik.
Anak lelaki itu terlihat mirip dengan Bernard.
Wanita ini apakah mungkin Mamanya, suamiku? pikir Viona mengamati lukisan tersebut , dan siapa anak perempuan ini?
Apakah dia punya saudara perempuan?
Viona melihat anak perempuan itu sangat cantik dengan rambut panjangnya.
Setelah melihat-lihat ruang seni, Viona keluar untuk melihat ruangan lainnya.
Saat dia berjalan di koridor untuk melihat ruangan lainnya, Viona mendengar para pelayan berbicara dari satu ruangan yang pintunya terbuka sedikit.
"Aku tidak percaya!" kata seorang Pelayan.
"Iya benar, aku tidak sengaja mendengar Pak tua Ramon bicara!" kata Pelayan yang lain.
"Tidak mungkin, sudah dua belas tahun dia pergi, pasti dia sudah berkeluarga..!" kata Pelayan yang lain.
"Mungkin, bisa jadi..tapi yang jelas dia akan kembali dua hari lagi, dia mendengar Tuan Bernard telah menikah, jadi dia datang untuk memastikan kebenarannya!"
Siapa yang mereka bicarakan? pikir Viona, bukankah keluarga Bernard semua tahu akan pernikahannya.
Viona mengingat selama enam tahun dia tidak pernah melihat Bernard lagi, apakah mungkin disaat itulah Bernard membangun Mansion kastil nya.
Atau mungkin sudah ada sebelum tujuh tahun lalu, karena dari pembicaraan para Pelayan tersebut mereka sudah mengenal Bernard cukup baik.
Dan kira-kira apa pekerjaan Bernard?
Viona yakin pekerjaan Bernard bergaji besar, dilihat dari Mansion tersebut, pasti kalau tidak bekerja pasti seorang pengusaha.
Apakah Kakek Peter Antonius diam-diam memberikan harta warisan pada Bernard sebelum meninggal? pikir Viona dengan penuh tanda tanya.
Viona mendengar para Pelayan tersebut mengatakan kalau Bernard ternyata sudah bisa move on.
Viona tidak mengerti apa yang dibicarakan para Pelayan itu, dia memutuskan untuk pergi dari sana.
Menelusuri setiap ruangan, Mansion tersebut memiliki banyak kamar juga.
Tanpa sadar Viona telah berada di bagian belakang Mansion. Ternyata bagian belakang terdapat kolam renang yang cukup besar juga, dan ada taman juga.
Viona mengedarkan pandangan melihat desain belakang Mansion, terlihat begitu indah dan rapi.
Viona memuji Bernard sangat pandai dalam merancang Mansion itu. Sekarang Viona mengetahui sisi lain dari suaminya tersebut, seorang pria yang suka dengan keindahan.
Viona berjalan menuju taman, saat berada di taman dia bisa melihat tembok pagar menjulang tinggi membatasi daerah hutan dibelakangnya.
Viona melihat sebuah pintu keluar menuju daerah hutan dibelakang pagar tembok.
Suasana dibelakang terasa sangat sejuk, udaranya terasa segar. Viona menghirup udara dengan menghela nafas panjang.
Dia merasa sangat nyaman dengan keadaan yang sepi begini, terasa begitu tenang dan damai. Dia merentangkan tangannya merasakan udara yang segar.
"Aku mencari mu ke segala ruangan dalam rumah, ternyata kamu berada disini!" sebuah suara bariton terdengar dari belakangnya.
Viona membalikkan badannya, dia melihat Bernard berjalan kearahnya. Wajahnya tampak seperti cemas.
"Aku berjalan tanpa sadar sudah sampai ke halaman belakang!" sahut Viona tersenyum.
Bernard meraih Viona kedalam pelukannya, lalu membenamkan wajahnya ke belakang leher Viona.
Bersambung.....