kehadirannya tak pernah di harapkan. kelahirannya di anggap kesalahan besar dan bencana.
ia lahir karena sebuah kesalahan.
Dia...
seorang anak haram dari seorang pengusaha terkenal.
Ryicki Mahendra Setiawan Ananta.
dia lahir dari rahim seorang wanita malam yang sengaja di jadikan jebakan untuk menghancurkan nama baik sang pengusaha.
mampukah ia menjalani kehidupannya dengan baik,
setelah hal buruk juga perlakuan buruk tanpa keadilan kerap kali ia terima dalam setiap jengkal langkahnya.
dalam setiap hembusan nafasnya,
hanya hinaan yang ia terima.
dialah gadis cantik berwajah dingin...
Maurelia Agastya prameswari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32 pasar malam
Hari menjelang sore ketika Akhtar membawa Maura dengan mobilnya meninggalkan mall itu.
Diam diam ia punya cara sendiri untuk membuat Maura bersenang senang.
Ia tak suka Maura menghabiskan waktunya bersama Maulana.
Entahlah, ia juga tak tahu kenapa ia memiliki perasaan seperti itu.
ia terus menggenggam jemari gadis itu sekeluarnya mereka berdua dari privat room kafe yang ia pesan tadi.
Kini...
Keduanya berada di dalam mobil yang di kendarai oleh Akhtar sendiri.
Sesekali Akhtar menoleh dan melirik sejenak seraut wajah datar yang duduk di sampingnya.
" kenapa kau cemberut begitu, kulihat tadi kau bahagia saat bersama dia....?!
Kau tak suka keluar bersamaku ?! " tanya Akhtar hanya iseng.
" sudah tahu nanya....
Jelas aku tidak suka keluar bersamamu " jawab Maura ketus.
" tapi kau harus suka...."
" aku tetap tidak suka keluar dengan pacar orang lain "
" kau tidak suka keluar dengan pacar orang lain, karena kau lebih suka tidur dengan pacar orang lain itu begitu ?! " Akhtar masih berniat menggoda Maura
Maura sontak menoleh dan menatap Akhtar dengan nyalang.
" tutup mulutmu....itu hanya kesalahan " jawab Maura geram.
Cittt......
Akhtar menghentikan mobilnya mendadak dan langsung menatap Maura dengan raut wajah marah.
Ia tak suka mendengar ucapan gadis itu tentang hubungan satu malam keduanya yang di anggap kesalahan oleh gadis itu.
" aku tak suka kau bicara seperti itu, yang terjadi di antara kita bukan kesalahan...
Tapi itu takdir kita " kata Akhtar sambil meremas jemari Maura yang baru ia raih.
Maura menarik tangannya dari genggaman Akhtar denga kasar,
kemudian ia melengos ke tempat lain.
" kau dengar.....jangan kau ulangi....
Maura.....!! " panggil Akhtar ketika Maura seolah mengabaikan kata katanya.
Mendengar pemuda itu menyebut namanya dengan penuh penekanan, ia hanya mengedikkan bahunya.
ia malas menjawab dengan kata kata.
Baginya Akhtar sangat menyebalkan dan pemaksa.
Sementara Akhtar sendiri...
Pemuda itu menggeleng pelan melihat perilaku Maura.
" apa dia belum hadir di sana ?! " tanya Akhtar tiba tiba sambil mengusap perut datar Maura.
Maura sontak menepis dengan kasar tangan Akhtar yang mengusap perutnya.
" jangan lancang kamu....
Jangan sembarangan menyentuhku, aku bukan wanita murahan " kata Maura sambil menatap nyalang dan penuh amarah kepada Akhtar.
Akhtar menarik nafas dalam dalam. Ia sadar ia sudah keterlaluan memperlakukan gadis itu seperti miliknya sendiri hanya karena keduanya telah terlibat malam kelam itu.
Tapi sungguh ia juga tak suka dengan penolakan yang di berikan Maura kepadanya.
" secepatnya aku akan menikahimu...jadi, kau tidak akan lagi bisa menolakku.
Segera setelah urusan ku selesai, aku akan segera datang kepada orang tuamu " jawab Akhtar kemudian dengan raut wajah serius.
" cihhh....
Mau kau jadikan istri keberapamu aku ?!
Atau kau mau menjadikan aku istri simpananmu hah.....?! " cibir Maura mendengar kata kata Akhtar.
Sementara yang ia tahu, pemuda itu adalah tunangan Clara.
Musuh bebuyutannya.
Sungguh keterlaluan takdir mempermainkan dirinya, bagaimana bisa dirinya terlibat one night stand dengan pacar musuhnya itu.
( kau memang semenyedihkan itu Maura....)
Bisik Maura menertawakan dirinya sendiri.
" aku jadi ingin tahu,
Bagaimana reaksi nenek lampir itu jika ia tahu kau mengajakku berselingkuh bahkan berniat menikahiku...
ha ha ha......
Aku yakin anumu itu akan di potong sampai habis hingga kau tak bisa berbuat apa apa selain hanya menurut kepadanya...... " tawa Maura sontak menggelegar.
Gadis itu tertawa terbahak bahak hingga ia memegangi perutnya yang terasa kram.
Sudut matanya juga mulai berair karena ia tertawa begitu keras.
Sementara Akhtar hanya menoleh dan menatap sekilas Maura yang sedang menertawakan dirinya di sisinya itu.
Namun kemudian,
Akhtar menghentikan mobilnya dan melepas sabuk pengamannya.
Kemudian ia mencondongkan tubuhnya dan meraih tengkuk Maura.
Maura yang sibuk menertawakan dirinya tak menyadari dan terlambat untuk menghindar...
Pemuda itu telah lebih dulu meraih tengkuknya, mengunci kedua tangannya dan mulai menciumnya dengan serakah.
Akhtar kesal karena Maura berani mentertawakan dirinya dan menjadikan dirinya guyonan.
Ia seorang tuan muda...
Tapi gadis ini sungguh tak menghargainya sama sekali.
" emmmmptttt......." Maura tak bisa lepas dari ciuman seorang Akhtar.
Meski matanya melotot dan wajahnya memerah, Akhtar tak mau melepaskan ciumannya. Pemuda itu bahkan memejamkan mata seakan menikmati setiap sesapannya di bibir Maura.
Dan itu sungguh membuat Maura jengkel.
" brengsek kau...." umpat Maura sambil mengusap bibirnya dengan kasar setelah Akhtar melepas ciumannya.
Bibirnya terasa kebas karena ciuman pemuda itu yang begitu mendominasi dan sangat lama.
Akhtar menatapnya sambil menyeringai.
" tertawakan aku lagi jika kau ingin bibirmu itu ku buat tak bisa mengatup lagi " kata Akhtar tersenyum puas melihat Maura yang langsung terdiam membisu tanpa kata.
Wajahnya nampak kesal bukan main.
Ingin sekali ia menghajar anak kurang ajar itu.
Ia sangat marah.....
Dalam beberapa jam saja...terhitung sudah beberapa kali pemuda itu telah begitu lancang menyentuhnya bahkan menciumnya.
Dan tololnya ia yang seolah tak berkutik di hadapan pemuda itu.
Seperti barusan, ia tak bisa melawan sama sekali keinginan pemuda itu.
Akhtar seolah begitu paham dengan dirinya hingga pemuda itu mampu membuatnya tak berkutik.
Tak lama setelah Akhtar kembali melajukan kendaraannya,
Mobil Akhtar memasuki area parkir sebuah pesta rakyat.
Mata Maura menatap tak berkedip pemandangan di hadapannya.
Sebuah pemandangan yang begitu indah menurutnya membuatnya ambyar seketika.
Kemarahannya sontak sirna ketika ia melihat biang lala di hadapannya.
Juga lampu kerlap kerlip di sana.
Dengan cepat ia membuka pintu mobil dan keluar.
Wajahnya nampak sumringah.
Dalam sekejap, ia seolah lupa dengan kejengkelannya.
Akhtar segera menyusul, seperti tadi...ia segera meraih jemari Maura dan memasukkannya ke dalam saku jaketnya.
Dan kali ini,
Maura tak menolaknya.
" kau suka ?!? " tanya Akhtar berbisik di telinga Maura.
Posisi keduanya saat ini begitulah dekat, hingga kepala Maura menempel pada pundak Akhtar.
Akhtar memang sengaja mendekatkan dirinya pada gadis itu sedekat itu.
Ia ingin melahirkan sebuah perasaan di hati Maura untuknya.
Sekaligus menuruti kata hatinya yang seolah ingin begitu dekat dengan gadis itu.
" hemmm...aku suka " jawab Maura sambil menganggukkan kepalanya.
Sudah lama ia ingin sekali datang ke acara pesta rakyat seperti ini.
Tapi ia seperti tak pernah punya kesempatan.
Matanya menatap berbinar biang lala yang bergerak berputar naik turun di hadapannya itu, dan hal itu tak luput dari tatapan seorang Akhtar.
Ia sengaja mengajak gadis itu mendatangi acara seperti ini,
Agar gadis itu bisa merilexkan pikirannya. Dari apa yang ia lihat....
Ia merasa, Maura sedikit mempunyai gangguan dengan kejiwaannya.
Ia ingin melihat Maura sepenuhnya bahagia tanpa memiliki kesempatan untuk menyiksa dirinya sendiri.
Karena di tempat seperti ini, mau tidak mau kita akan berinteraksi dengan orang lain.
Sehingga kita tak akan punya waktu untuk memikirkan diri kita sendiri.
Apalagi teringat akan kesedihan atau beban pikiran kita.
" kau tak ingin naik ?! " tanya Akhtar.
Maura menoleh...
Wajah mereka begitu dekat kini karena Akhtar yang menunduk menatap Maura dan Maura yang mendongak menatapnya.
" apakah boleh...?! " tanyanya cengo
" tentu saja....ayo " jawab Akhtar sambil mengajak Maura melangkah mendekat kepada penjual tiket untuk naik biang lala.
Dapat....
Kini keduanya nampak menunggu tempat untuk mereka naik dan duduk.
Maura masuk ke keranjang ketika penjaga mempersilahkan kepadanya,
Ia tercengang ketika Akhtar juga iku naik.
" kau ikut ?! " tanya Maura
" kita bersenang senang bersama " jawab Akhtar sambil duduk di hadapan gadis itu.
Maura tak bertanya lagi,
Kini ia sedang sibuk menikmati indahnya pemandangan kota tempat ia tinggal dari atas biang lala ini.
Akhtar diam diam tersenyum melihat tingkah Maura yang absurd menurutnya.
" jangan menertawakan aku....ini yang permata untukku, jadi....
Jelas aku senang sekali " kata Maura tanpa melihat ke arah Akhtar.
Akhtar tersenyum simpul.
" sama, ini juga yang pertama untukku " jawab Akhtar yang tak lagi mendapat jawaban dari gadis itu.
Biang lala itu terus berputar, dan selama itu....Maura benar benar di buat terpesona.
" apa kau masih ingin lagi ?! " tanya Akhtar ketika waktu mereka telah habis.
Maura menggeleng, kini matanya tertuju pada permainan kuda kudaan yang juga nampak memutar.
Wahana itu menarik di mata Maura karena lampunya yang menyala terang benderang.
" ayo......" ajak Akhtar dan kembali merih jemari tangan Maura.
Kini keduanya naik permainan kuda kudaan.
Ah tidak...
Tepatnya Maura saja yang naik, sementara Akhtar berdiri di sisi kuda kudaan yang di naiki oleh Maura.
Satu tangannya memegang tangan Maura, sementara tangannya yang lain memegang tiang yang ada di depan gadis itu.
Senyum di bibir Maura tak henti tersungging. Wajahnya nampak bahagia.
Benar yang di pikirkan oleh Akhtar....
Untuk sejenak,
Wajah Maura yang tadinya selalu terlihat tak baik baik saja dan seakan banyak beban.
Kini wajah itu nampak begitu bahagia, untuk sejenak nampaknya gadis itu benar benar lupa dengan beban pikirannya sendiri.
Akhtar terus memegangi jemari Maura seolah khawatir gadis itu akan jatuh.
Maura pun diam tak menolak.
" kau senang ?! " tanya Akhtar sekali lagi pada Maura.
serrraaaangngng....🔫🔫🗡️🗡️💣💣
btw, majikanmu masih hidup jadi perjuangin... kalau perlu minta tolong sama kakek nenek Maura. mereka kayaknya udah mulai sayang sama Maura.
biar Ricky nyesel udah nyia-nyiain anak kandung sendiri demi anak orang.
anak yang kata-katain anak pelacur malah anak gadis baik-baik. justru yang dianggap istri yang baik malah seorang wanita murhn