Kisah seorang pria yang terikat hutang dengan sistem karena di tolong oleh sistem ketika dia di khianati, di fitnah dan di bohongi sampai di bunuh di penjara untuk membalas dendam, sekarang dia berjuang untuk melunasi nya dengan membuat aplikasi yang melayani jasa balas dendam bagi pengguna nya, baik yang masih hidup atau sudah meninggal, bisakah dia melunasi hutang nya ? atau hutang nya semakin membengkak karena banyaknya "partner" di samping nya ?
*Mengandung kekerasan dan konten yang mengganggu, harap bijak dalam membaca dan maaf bocah tolong minggir.*
Genre : Fantasi, fiksi, drama, misteri, tragedy, supranatural, komedi, harem, horor.
Kalau berkenan mohon di baca dan tolong tinggalkan jejak ya, like dan comment, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15
Keesokan harinya, setelah mengantar Irene kembali ke rumah sakit dan mendapat ceramah dari dokter, Rei bersama Angel pergi ke mall untuk berjalan jalan sekaligus menemui teman Angel yang mengajaknya bertemu untuk menonton bioskop. Setelah sampai di depan bioskop,
“Kita tunggu di sini nih Ngel ?” tanya Rei.
“Iya, bentar ya,” jawab Angel.
“Ok, ga lama kan ya ?” tanya Rei.
“Kakak segitu khawatirnya sama kak Irene ya, sekarang kan lagi jalan sama aku kak, sabar dong,” ujar Angel.
“Oh bukan itu, aku ga biasa aja di keramaian kayak gini,” ujar Rei.
“Huh alasan,” ujar Angel.
[Iya bener alasan.]
“Diem napa,” balas Rei di kepalanya.
“Driing,” terdengar suara smartphone Angel berbunyi, dia mengangkat mengambil telepon nya dan “ck,”Angel sedikit berdecak.
“Apa ?” tanya Angel.
“Lo udah nyampe ?” tanya seorang pemuda.
“Dah dari tadi,” jawab Angel.
“Tunggu bentar ya, lagi naik ke atas,” balas sang pemuda.
“Klik,” telepon di tutup, wajah Angel terlihat sangat kesal, dia memasukkan smartphone ke kantung nya dengan kasar.
“Jangan marah marah sih,” ujar Rei.
“Abisnya, baru aku mau batalin, eh dia malah tutup telepon, payah,” ujar Angel bersungut sungut.
Tak lama kemudian, Rei melihat seorang pemuda berambut panjang berlari menuju ke arah dirinya dan Angel, pemuda itu memakai kacamata dan wajahnya cukup tampan untuk anak smp.
“Sori ya Ngel, gue telat,” ujar Dio.
“Lama, ampe kesel gue,” balas Angel.
Dio memegang kacamatanya, pandangannya mengarah pada pria yang berdiri di sebelah Angel yaitu Rei. Dia langsung menoleh melihat Angel,
“Um dia siapa Ngel ?” tanya Dio.
“Oh saya ka...”
“Dia cowo gue, kenalin namanya kak Rei,” Angel memotong ucapan Rei.
“Hah ?” tanya Rei.
“Duk,” Angel menyikut Rei untuk memberi tanda agar bekerjasama dengan nya. Akhirnya dia diam saja dan menyerahkan semuanya pada adik nya.
“Beneran ya Ngel ?” tanya Dio.
“Iya, kenapa ?” tanya Angel galak.
“Wah kalau gitu kebeneran, kita bisa dobel date,” ujar Dio riang.
“Hah ?” tanya Angel kaget.
Tak lama kemudian muncul seorang gadis yang sangat cantik berambut panjang dan di ikat satu di belakang menepuk pundak Dio,
“Sori ya gue telat,” ujar sang gadis.
“Iya ga apa apa kak, (menoleh ke Angel dan Rei) oh kenalin, dia....”
“Rei ?” tanya sang gadis memotong ucapan Dio.
“Loh kok lo di sini Nisa ?” tanya Rei.
“Oh udah kenal ?” tanya Dio.
“Iya, dia temen model gue, kadang kita foto bareng, iya ga Rei, (menoleh melihat Angel) cewe lo ?” tanya Nisa kepada Rei.
“Oh dia....”
“Iya, cewe nya,” potong Angel lagi sebelum Rei selesai menjawab.
“Oh gitu ya, dia ini adik gue,” ujar Nisa sambil menepuk pundak Dio.
“Iya, makanya gue taunya lo udah lulus kuliah kan, kadang jadi fotographer, kadang jadi model, bingung kalo lo pacaran ama anak smp,” ujar Rei.
“Ck...ck....ck salah, kerjaan gue yang bener adalah reporter, baru di terima sih, jadi model ama fotographer mah cuman sampingan, lagian siapa yang bilang gue pacaran ama dia ?” tanya Nisa sambil menunjuk Dio.
“Dia bilang dobel date tadi, makanya gue bingung hehe,” jawab Rei.
“Oh dasar si Dio mah,” balas Nisa sambil merangkul Dio.
“Hehe sori kak,” balas Dio.
[Hmmm.....menarik.]
“Apanya ?” tanya Rei di kepalanya.
[Ah tidak, aku hanya bergumam.]
Rei menoleh melihat Angel yang terlihat ngambek di sebelahnya, kemudian dia mendekatkan wajahnya ke telinga Angel,
“Jadi gimana nih ?” tanya Rei.
“Ya mau ga mau deh,” jawab Angel yang kesal.
“Wah kita kayaknya nonton nya ntar aja ya kak, mereka mau berduaan kayaknya,” ujar Dio.
“Oh gitu, wah takut gue gangguin ya Rei hehe,” ujar Nisa.
“Enggak juga sih auuh,”
Angel kembali menyikut perut Rei yang berniat menjawab, melihat Angel yang terlihat kesal, Nisa melangkah maju dan mendekatkan wajahnya kepada Angel.
“Tenang aja, buat gue Rei masih kecil, beda umur 5 tahun tuaan gue, kejauhan ah,” ujar Nisa sambil mengedipkan mata dan tersenyum.
“Beneran tuh ?” tanya Angel.
“Iya, tenang aja, tapi kalau lo udahan bilang ya, kita gantian dong hehe,” goda Nisa.
“Grrrrrr,” Angel menggeram.
Akhirnya karena tidak enak, ke empat nya masuk ke dalam bioskop dan menonton film bersama sama.
*******
Sementara itu, di sebuah tempat perkemahan, Braga sedang berdiri di depan panggangan dan sedang membakar daging untuk barbeque. Tiba tiba, “dring,” smartphone nya berbunyi, dia melihat Johan yang menelpon nya. Langsung saja dia mengangkat nya sambil memegang capitan,
“Napa Han ?” tanya Braga.
“Let, posisi lagi dimana ?” tanya Johan.
“Lagi kemping ama keluarga nih, ada apa ?” tanya Braga.
“Aduh, ada kasus lagi let, sekarang di rumah susun kosong, korban seorang pria, pemilik rumah sakit, namanya Marius Ferdinan, usia 65 tahun, di tubuh korban ada dua jahitan, di perut dan di dada,” jawab Johan.
“Ada recordnya ga ?” tanya Braga.
“Rumah sakitnya pernah di laporkan malpraktek dan experiment obat, tapi dia tidak tertangkap alasannya kurang kuat bukti, oh dia juga di duga sering menyuap polisi yang menangani kasus anak nya, kita masih selidiki soal itu,” jawab Johan.
“Haaah...kalau yang menjadi korban tidak ada track record pernah di laporkan ke kepolisian baru telepon saya ya, dah saya lagi liburan, jangan ganggu,” ujar Braga.
“Eh..tapi let,”
“Klik,” Braga menutup teleponnya, seorang gadis yang bertubuh tegap dan terlihat kekar walau cantik mendekati Braga yang wajahnya mendadak kusut.
“Siapa pah ?” tanya nya.
“Oh kamu Irma, biasa kasus pembunuhan misterius lagi,” ujar Braga.
“Oh yang papa tangani ya ?” tanya Irma.
“Iya, kamu udah tahu nanti tugas di mana ?” tanya Braga.
“Sama, di kota papa juga, tapi aku di utara,” jawab Irma.
“Ya udah, bantuin papa sini,” balas Braga.
“Siap pah,” balas Irma memberi hormat.
Irma membantu Braga membakar daging yang sudah di tusuk menjadi sate, Braga mengangkat kacamatanya dan melihat pesan yang di kirimkan oleh Johan, pesan itu berisi foto tkp dan korban saat di temukan oleh pemilik yang tinggal di sebelah rumah susun kosong itu karena curiga mendengar suara sesuatu jatuh di dalam rumah susun yang kosong dan sedang di kontrakkan.
“Wah nanti aku bantu papa ngusut juga deh, aku kan detektif juga,” ujar Irma yang mengintip smartphone Braga di sebelahnya.
“Ah ngapain ngurusin yang beginian, kasus aneh dan susah di jelaskan, si Johan kelewatan juga, udah tau mau makan, dia malah kirim beginian,” balas Braga.
“Hahaha dia ga tau kali pah,” balas Irma.
Setelah itu, keduanya mulai mengangkati sate yang sudah matang dan membawanya ke tikar dimana seluruh keluarganya sudah duduk menunggu mereka sambil berbincang bincang.
mampir juga ya kak di cerita akuu