Nadira, gadis yang harus menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Ia harus menerima perjodohan ini, karena perjanjian kedua orang tuanya dulu sewaktu mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah. Bagaimna nasib pernikahan tanpa cinta yang akan di jalani Nadira?? Apakah akan ada benih cinta hadir? Atau Nadira memilih mundur dari pernikahan karena perjodohan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 12
Alby mengganti kain kompres yang berada di kening Nadira. Tak dapat di bayangkan nya, seandainya dirinya yang berada di posisi Nadira. Alby menatap wajah Nadira, wajah pucat dan selalu mengigau memanggil Ayah dan Bundanya. Alby masih terjaga, dan melirik ke arah jam di tangannya. Menunjukan pukul tiga pagi. Alby mengambil ponsel nya, membuka galery, menatap wajah sang kekasih di sana. Ada kerinduan yang merasuk di hatinya. Perpisahannya dengan Shifa, membuatnya terpuruk.
Di tambah lagi, kecelakaan yang merenggut nyawa kedua mertuanya membuatnya semakin bingung. Wasiat yang di lontarkan sang Ayah mertua, membuatnya galau.
Matahari sudah mulai menunjukkan wajahnya. Dan Nadira pun mulai terbangun dari tidurnya, Nadira menatap sekeliling kamarnya. Ia masih terduduk di atas ranjang dengan posisi kaki yang di tekuk menopang tangannya. Air matanya kembali menetes. Kesunyian ini semakin nyata. Alby masuk ke kamar, dengan membawa nampan, yang berisi bubur dan segelas susu hangat. Nadira tak menyadari kehadiran Alby, karena dirinya masih larut dalam lamunannya.
" Kamu sudah bangun? Bagaimana keadaanmu?"
Pertanyaan Alby menyadarkan Nadira. Dira pun mengusap air mata yang jatuh di pipinya. Alby duduk di tepi ranjang, setelah meletakkan nampan di nakas.
" Kamu makan dulu ya, dari kemaren kamu belum makan."
" Aku gak lapar. "
" Kamu harus makan, Dira. Aku tahu, kamu sangat terpukul. "
Alby mencoba membujuk. Namun Dira hanya diam, dengan air mata yang masih terus mengalir dari mata sembabnya. Tak lama Tante Dwi pun masuk.
" Sayang, kamu sudah bangun."
Nadira melihat ke arah Tantenya. Nadira mencoba tersenyum, namun Tante Dwi masih dapat melihat air mata di pelupuk mata keponakannya ini. Tante Dwi pun mengambil mangkuk yang berisi bubur. Tante mencoba menyuapi Nadira. Namun Nadira masih menolak.
" Kamu harus makan, Sayang. Sedikit saja, Tante buatin ini, khusus buat kamu. Ini bubur kesukaan kamu. Ayo, buka mulutnya, Sayang."
Setelah di bujuk oleh Tante Dwi, akhirnya Nadira mau memakan bubur tersebut. Walau hanya beberapa suap saja. Dan juga meminum susu yang telah di buatkan oleh Tante. Tante pun segera membawa nampan, ke dapur.
Mama berpapasan dengan Tante Dwi, saat akan ke kamar Nadira.
" Apa Nadira mau makan, Jeng?"
" Hanya beberapa suap saja, Jeng. Susu pun hanya beberapa teguk. Saya sangat khawatir dengan keadaan Nadira."
Tante Dwi berkata dengan tatapan sendu, dan mata yang berkaca-kaca.
" Kita harus menguatkan Nadira, Jeng. Maka kita juga harus kuat di hadapan Nadira."
Tante Dwi mengangguk, membenarkan ucapan Mama Ratna. Setelah itu kedua wanita itu pun melangkah ke dapur. Alby masih setia berada di kamar. Walau hubungannya dengan Nadira sebelumnya sangat dingin. Tapi saat ini, Nadira membutuhkan dukungan semua orang untuk bangkit dari keterpurukannya.
Nadira kembali tertidur, setelah meminum obat yang di berikan Om Hendra. Om Hendra yang berprofesi sebagai dokter, memberikan Nadira obat penurun demam dan beberapa vitamin. Alby tampak sibuk dengan ponselnya. Alby berusaha menghubungi teman- temannya. Menanyakan keberadaan Syifa. Sejak pernikahan nya dengan Nadira. Syifa selalu saja menghindar dari Alby. Alby bahkan di blokir dari semua media sosial yang Syifa miliki. Syifa pun pindah kost-kostan, beberapa teman yang Alby kenal pun tak mau memberi tahukan kemana Syifa pergi. Alby benar-benar frustasi, saat ini pikirannya terbelah. Memikirkan bagaimana caranya agar dia dapat meninggalkan Nadira setelah ini. Dan bagaimana caranya agar Syifa mau menerima dirinya kembali.
salam kenal yah 🙏 🌹