Ketika dunia manusia tiba-tiba terhubung dengan dimensi lain, Bumi terperangkap dalam kehancuran yang tak terbayangkan. Portal-portal misterius menghubungkan dua realitas yang sangat berbeda—satu dipenuhi dengan teknologi canggih, sementara lainnya dihuni oleh makhluk-makhluk magis dan sihir kuno. Dalam sekejap, kota-kota besar runtuh, peradaban manusia hancur, dan dunia yang dulu familiar kini menjadi medan pertempuran antara teknologi yang gagal dan kekuatan magis yang tak terkendali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rein Lionheart, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18. Konsekuensi dari Pilihan
Kilauan biru dari Mesin Penghubung meredup, meninggalkan Kael dan Ceryn berdiri dalam kesunyian yang mendalam. Kota Arkon, yang semula penuh ketegangan, tiba-tiba bergetar sejenak, seakan-akan merespons arus energi baru yang kini mengalir di seluruh dunia. Sesuatu telah berubah, tapi tidak ada yang tahu persis apa itu.
Begitu mereka keluar dari ruangan Mesin Penghubung, mereka disambut dengan pandangan penduduk Arkon yang penuh dengan campuran rasa takut, kagum, dan kemarahan. Kael dan Ceryn kini telah menjadi simbol perubahan yang mereka pilih, tetapi juga menjadi target kebencian bagi mereka yang tidak setuju dengan perpaduan dua dunia.
Kael merasa dadanya berat. Di satu sisi, ia yakin dengan pilihannya untuk tidak memisahkan dunia ini kembali. Namun di sisi lain, ia sadar bahwa tindakan tersebut membawa konsekuensi besar yang belum sepenuhnya ia pahami. Pandangannya tertuju pada Dr. Velas, yang berdiri tak jauh dari sana dengan wajah dingin, menatap mereka berdua.
"Kalian telah membuat pilihan," kata Dr. Velas dengan nada penuh ketegangan. "Aku harap dunia ini mampu menanggung akibatnya."
Ketika Kael dan timnya kembali ke Kota Baru, mereka disambut oleh sesuatu yang luar biasa. Kristal besar di Menara Cahaya kini bersinar lebih terang dari sebelumnya, memancarkan gelombang energi baru yang terasa di seluruh penjuru kota. Kota Baru berubah dengan cepat—perpaduan teknologi dan sihir semakin berkembang pesat. Mesin-mesin otomatis kini bergerak dengan efisiensi yang lebih tinggi, dan tanaman-tanaman yang ditanam dengan sihir tumbuh lebih subur dan lebih cepat dari biasanya.
Namun, tidak semua perubahan terlihat positif. Sebagian wilayah yang lebih tradisional mulai mengalami gejala aneh—gempa kecil yang muncul tiba-tiba, arus energi yang tidak stabil, dan cuaca yang berubah tanpa peringatan. Kael sadar bahwa perubahan yang mereka buat pada Mesin Penghubung mungkin memengaruhi stabilitas dunia.
Pertemuan darurat digelar di Kota Baru, melibatkan pemimpin dari berbagai wilayah yang setuju dengan perpaduan. Mereka membahas apa yang telah terjadi dan bagaimana mengatasinya. Ketegangan mulai memuncak ketika beberapa dari mereka menuduh Kael telah membuat kesalahan fatal.
"Ada sesuatu yang salah," kata salah satu pemimpin dengan nada khawatir. "Dunia kita tidak stabil. Ini semua karena kalian mengubah Mesin Penghubung tanpa memikirkan akibatnya!"
"Kita tidak bisa mundur sekarang," balas Kael tegas. "Apa yang terjadi adalah hasil dari perpaduan yang lebih mendalam antara teknologi dan sihir. Kita hanya perlu memahami bagaimana mengendalikan perubahan ini."
Namun, tidak semua setuju. Beberapa wilayah mulai memisahkan diri dari aliansi, mengkhawatirkan dampak lebih lanjut dari ketidakstabilan yang terjadi. Kota Baru, yang semula menjadi pusat harapan, kini berada di tengah krisis baru yang tak terduga.
Ceryn, yang selama ini mempelajari perubahan energi, menemukan sesuatu yang mengkhawatirkan. Di beberapa titik dunia, terutama di daerah-daerah yang pernah menjadi pusat peradaban teknologi murni, terdapat lonjakan energi yang tidak terkendali. Anomali ini menciptakan ledakan energi kecil yang merusak lingkungan, dan jika dibiarkan, bisa berujung pada bencana yang lebih besar.
"Kita tidak hanya menghadapi ketidakstabilan energi," kata Ceryn dengan cemas. "Ini seperti... dunia sedang mencoba menyesuaikan diri dengan sesuatu yang asing."
Kael tahu bahwa mereka harus bertindak cepat. Jika anomali ini terus menyebar, dunia bisa runtuh di bawah beban perpaduan yang mereka ciptakan. Maka, mereka memutuskan untuk membentuk tim ahli yang terdiri dari penyihir dan ilmuwan terbaik di Kota Baru, dengan misi untuk meneliti dan menstabilkan anomali tersebut.
Kael dan Ceryn, bersama dengan tim elit, memulai perjalanan ke titik anomali terbesar, yang terletak di wilayah paling timur—di reruntuhan kuno yang dikenal sebagai Elara, kota yang dulu menjadi pusat penelitian sihir. Elara kini telah menjadi wilayah terlantar, penuh dengan reruntuhan menara batu dan energi liar yang tak terkendali.
Di perjalanan, Kael merasakan beban tanggung jawab yang semakin besar di pundaknya. Setiap langkah yang ia ambil terasa seperti membawa dunia ini lebih dekat pada kehancuran atau penyelamatan. Ceryn, yang selalu ada di sisinya, memberinya kekuatan dan keyakinan untuk terus maju.
Setibanya di Elara, mereka menemukan sesuatu yang tidak terduga. Reruntuhan kota itu kini dipenuhi dengan kristal-kristal yang serupa dengan kristal Kael, namun bersinar dengan warna yang berbeda—merah menyala, hijau zamrud, dan ungu gelap. Energi dari kristal-kristal ini seolah-olah berperang satu sama lain, menciptakan pusaran energi yang tidak stabil.
"Kristal ini bukanlah bagian dari dunia kita," kata Ceryn, mengamati struktur kristal yang berdenyut seperti jantung yang hidup. "Mereka terbentuk setelah perpaduan terjadi. Seperti manifestasi dari konflik antara sihir dan teknologi."
Kael menyadari bahwa anomali ini bukan sekadar ketidakstabilan, tetapi tanda dari pertarungan energi yang sedang terjadi di bawah permukaan dunia. Mereka harus mencari cara untuk menyelaraskan energi tersebut, agar kristal-kristal yang berkonflik ini bisa bersatu seperti dua dunia yang telah mereka pilih.
Sementara Kael dan Ceryn bekerja untuk meneliti kristal-kristal anomali, mereka diserang oleh kelompok Faksi Asal yang datang dari bayangan reruntuhan. Pertempuran sengit pecah di tengah pusaran energi liar. Kael memimpin timnya dengan tegas, menggunakan gabungan teknologi dan sihir untuk melawan serangan mereka. Namun, Faksi Asal telah mempersiapkan diri dengan baik. Mereka menggunakan perangkat teknologi kuno yang dirancang khusus untuk mengganggu aliran sihir, membuat kemampuan tim Kael tidak stabil.
"Ini jebakan!" teriak salah satu anggota tim, saat arus energi liar semakin memburuk di tengah pertempuran.
Kael tahu mereka harus mengakhiri pertempuran ini dengan cepat, sebelum anomali energi di Elara semakin lepas kendali. Ia memusatkan kekuatannya pada kristal di tangannya, mencoba menciptakan resonansi yang bisa menenangkan arus energi yang bergejolak. Tapi usaha itu tidak mudah, karena energi dari kristal anomali semakin kuat, seolah-olah merespons konflik yang sedang terjadi.
"Kael, kita tidak bisa bertahan lebih lama lagi!" teriak Ceryn, sambil melindungi tim mereka dengan perisai sihir yang mulai retak.
Dalam keputusasaan, Kael memutuskan untuk menggunakan Kunci Pembatasan yang ia bawa dari Kota Baru. Ia mengangkat perangkat itu tinggi-tinggi, lalu memfokuskan seluruh energinya melalui Kunci tersebut, menciptakan gelombang energi yang mengguncang seluruh Elara.
Cahaya biru yang menyilaukan membanjiri reruntuhan, dan tiba-tiba, suasana hening. Semua berhenti bergerak. Kristal-kristal anomali berhenti berdenyut, seolah-olah telah diselaraskan oleh Kunci Pembatasan yang kini bersinar terang di tangan Kael.
Ketika cahaya mereda, Kael dan timnya menemukan bahwa kristal-kristal di Elara kini bersinar dengan cahaya yang sama—biru lembut, seperti kristal di Kota Baru. Faksi Asal yang menyerang mereka terdiam, mata mereka terbuka lebar saat melihat bahwa konflik energi telah berhenti. Sepertinya, energi dari dua dunia itu kini telah mulai berbaur dengan lebih harmonis.
Kael menurunkan Kunci Pembatasan, merasakan kelelahan yang luar biasa. Ia tahu bahwa ini hanyalah awal dari perubahan yang lebih besar. Dunia telah mulai beradaptasi dengan perpaduan yang mereka pilih, tetapi jalan ke depan masih panjang dan penuh tantangan.
Ceryn tersenyum lemah, berdiri di sisinya. "Kita berhasil. Tapi ini belum selesai, Kael. Dunia kita masih memerlukan waktu untuk sembuh."
Kael mengangguk pelan, memandangi kristal-kristal yang kini bersinar dalam kedamaian yang baru ditemukan. Ia merasakan bahwa keputusan mereka telah membawa dunia ini ke titik baru, sebuah keseimbangan yang masih rapuh namun penuh harapan.
Masa depan dunia berada di tangan mereka, dan Kael tahu bahwa ia tidak akan mundur. Ia telah memilih jalan ini, dan apapun yang terjadi, ia akan terus berjuang untuk menciptakan dunia di mana sihir dan teknologi bisa hidup berdampingan—tanpa konflik, tanpa perpecahan.
Namun, di balik kedamaian sementara itu, Kael merasa ada sesuatu yang mengintai, sesuatu yang belum ia mengerti sepenuhnya. Bayangan akan ancaman baru mulai terlintas di pikirannya. Dan ia tahu, petualangan mereka baru saja dimulai.