Albert Smirt, mafia kejam yang ditakuti semua orang. Dan yang membuat kita tahu bahwa mafia ini juga sering bermain dengan wanita mal4m maupun wanita pengh1bur untuk memenuhi kebutuhannya. Namun saat ia bertemu dengan seorang wanita yang bernama Bella/Bellinda dari sebuah insiden, membuat dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama dan merubah dirinya menjadi pria yang sangat posesif hingga membuatnya candu. Bagaimana selanjutnya?
"Kita mulai yah!" kata Albert.
"Tapi, mungkin ini sakit," ucap Bella.
"Aku tidak akan menyakitimu, Sayang. Jadi kita mulai yah!" ucap Albert sekali lagi yang di jawab anggukan kepala oleh Bella.
penasaran? yukk baca!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aery_your, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Albert suka dengan Bella
"To tolong jangan lakukan ini Tuan!" mohon Bella. Saat ini Bella sudah berada dibawah Albert. Bagaimana tidak, saat Albert duduk di sofa dan Bella di panggil untuk duduk disampingnya, Albert dengan hasrat yang tidak bisa di kendalikan dengan cepat memutar gadis itu hingga terbaring diatas sofa.
"Tu tuan, to tolong lepaskan saya!"
"Aku menyukaimu Bella, aku suka wangi-mu, kau akan jadi milikku bella," bisik Albert membuat bulu kuduk gadis itu berdiri. Dengan cepat Bella bangun dari sana dan merapikan pakaiannya.
Albert pun ikut bangun dan duduk sambil menatap Bella yang masih berdiri dihadapannya. "Apa kau sengaja memperlihatkan bokongmu, agar aku memangsamu sekarang, hah?"
Dengan terkejut Bella memutar tubuhnya menghadap Albert dan segera duduk di sofa tepat dihadapan Albert.
Hening.
***
Siang pun tiba, saat ini Albert tak kemana-mana, karena berhubung ia ingin santai dan menghabiskan waktunya untuk melihat gadis yang ia suka.
Frans, Joe, dan Mark yang baru saja tiba dari mansion, begitu melihat Albert duduk dengan sebatang ro**k yang ia hisap langsung menghampirinya.
Di depannya terdapat dua botol alkohol Smirnoff dan Jack Daniel's yang terpajang di atas meja, "Wah.. buset, Albert sedang santai rupanya," seru Joe, namun tak digubris oleh Albert. Albert hanya sibuk menatap luar jendela.
"Haha, kau dikacangin Joe," kekeh Mark.
Sedangkan Frans yang hanya diam sontak mengikuti pandangan Albert yang tak henti-hentinya menatap keluar. Ada apa di luar sana?
"Cantik," gumam Frans menatap keluar sambil memuji kecantikan seseorang diluar sana, "Cantik," gumam Frans lagi yang didengar oleh ketiga pria itu.
Albert memutar matanya menatap Frans dingin. Dan itu yang bisa Joe lihat, bahwa Albert tak suka mendengar kata-kata dari saudara sepupunya yang satu ini kata yang memuji.
"Dia benar-benar cantik," ucap Frans lagi yang tak sadar memuji Bella didepan Albert. Joe yang merasa ada kemistri bahaya langsung menyenggol lengan Frans hingga Frans tersadar dari lamunannya.
"Ahsss! Sakit NJ1RR!" maki Frans.
"Yah.. mafia macam apa kau ini, di senggol dikit saja kau langsung kesakitan," umpat Joe.
Pletakk
"Kau lihat kau punya siku! Emang siku kau itu ada daging apa, siku kau itu tulang semua," geram Frans.
"Wah.. Ngadi-ngadi yah kau!" geram Joe yang sudah menunjuk Frans.
Sedangkan Mark hanya memperhatikan mereka berdua, ia hanya bisa menahan tawa. Sebab apa yang Frans bilang juga benar, Joe sudah tinggi kurus pula. Beda dengan Albert, ia makin geram melihat saudara-saudaranya ini.
"Diam atau aku habisi kepala kalian berdua," ucap Albert menghentikan keributan mereka.
Sontak keduanya diam, "Ngapain kalian mengganggu hah? Apa kalian tidak punya pekerjaan lain apa?" tanyanya menatap ketiga pria itu tajam satu persatu karena kedatangan mereka Albert merasa terganggu.
"A anu Kak, a anu eh.. aku mau bilang apa yah?" gugup Joe menanyakan apa yang harus ia katakan. Ia lupa.
Hingga Frans mengambil ahli, "Gini Albert, perusahaan Reski sudah bangkrut. Dan juga--"
Ucapan Frans terhenti saat Albert memotongnya, "Bukannya itu tugas Joe?"
Joe terkekeh, "Ia Kak. Hanya saja, aku lupa harus bilang apa, karena abis beradu kata sama Frans."
"Sejak kapan kau panggil aku Kakak hah?" tanya Albert menyunggingkan senyum.
"Heheh barusan. Setidaknya, kau yang lebih tua dariku. Aku akan memanggilmu kakak mulai dari sekarang," ucapnya tersenyum manis.
"Terserah kau."
Setelah itu, tatapan Albert beralih kepada Mark, "Semua yang Kau suruh sudah aku lakukan," ucap Mark.
Albert mengangguk, "Bagus! Jadi bagaimana keadaan Rose saat ini?" tanya Albert mengganti topik.
Mark menghempas nafasnya kasar lalu duduk, "Rose masih belum sadar Albert. Entah kenapa, sudah tiga tahun ini, Setelah kejadian itu, dia belum bangun-bangun juga. Rasanya aku sudah pasrah dengan semuanya," jawab Mark.
"Kau tenang Mark, dia akan sadar. Kita tunggu saja!" ucap Albert menenangkan sahabatnya. Albert memang seorang mafia, tapi ia mafia yang masih memiliki hati untuk orang baik. Beda dengan lawannya, ia tak memiliki hati sama sekali.
Sementara di luaran sana, dua orang gadis sedang tertawa lepas membuat ke empat pria itu ikut tersenyum.
"Siapa dia? Dia cantik sekali?" tanya Mark tiba-tiba membuat ketiga pria itu menoleh kearahnya.
Joe tersenyum, "Dia Bella. Dia calon pacar aku," ucap Joe bercanda. Seketika tatapan tajam Albert dan Frans tertuju padanya.
Glekk
"Heheh nggak! Aku cuma bercanda kok. Jangan di ambil hati yah heheh!"
Albert menggertak giginya, ingin sekali ia menghajar Joe yang membuat dirinya kesal dengan candaannya itu.
"Ohahah kau benar. Kalau bukan kau, siapa? Apa Albert atau Frans?" Pertanyaan itu bisa membuat Albert dan Frans saling menatap lalu membuang wajah mereka ke arah lain.
Joe menaikkan kedua bahunya saat di tatap oleh Mark untuk meminta jawaban.
"Apa itu Frans? Frans, kau suka dengan gadis itu?" tanya Mark membuat Albert kesal. Albert yang merasa panas sontak beranjak dari sana dan pergi.
"Kenapa dia?" tanya Mark sambil tersenyum.
"Sepertinya Albert menyukai gadis itu. Kalau memang benar, aku akan merelakan gadis itu untuknya," ujar Frans.
"Wah.. benarkah? Artinya, kau juga suka dong dengan Bella?" pekik Joe di jawab putaran mata malas oleh Frans.
"Tapi, semua yang Frans bilang juga benar sih. Sebab akhir-akhir ini, aku memperhatikan Albert selalu tersenyum saat melihat Bella," lanjut Joe memperjelas.
Dengan mata membola. "Apa? Bukannya senyuman Albert itu mahal yah?" tanya Mark lalu mengernyit. Ia tau, selama ia bersahabat dengan Albert, senyuman Albert itu sangat susah dan sangat mahal. Apalagi di kalangan wanita.
"Iya. Tapi ini beda Mark, Albert sepertinya benaran cinta deh sama Bella. Buktinya yah, saat ia menolong gadis itu, dia mencium Bella tanpa sepertujuan-nya. Dan kalian juga tau kan, kalau Albert setiap berhubungan s*x dengan wanita, dia tidak pernah ingin disentuh dibagian wajah apalagi bagian bibirnya itu," ucap Frans yang dijawab angggukan. Mereka semua tau tentang gaya s*x Albert.
"Dan kalian lihat Tua Bangka kemarin kan?" lanjut Frans bertanya.
Mereka lagi-lagi mengangguk.
"Ya, itulah tua Bangka yang ingin menikahi Bella karena soal hutang piutang dari orang tua angkatnya. Dan saat itu Albert menolong dia dan membawanya kemansion ini."
"Lah.. kenapa kau bisa tau?" tanya Joe.
Pletakk.
"Kemarin kan si tua Bangka itu ngomong ege'. Dan soal mengapa Bella dibawa kesini, karena aku kan ada ditempat saat kejadian itu." kesal Frans menghadiahi pukulan di kepala Joe. Joe meringis mengusap kepalanya.
"Tapi yah, gadis itu memang benar-benar cantik. Pertama aku lihat, aku juga srek sama dia," ucap Mark kagum dengan paras Bella.
"Coba saja kalau kau sudah tidak sayang dengan nyawamu," cerca Joe memperingati.
Mendengar itu Mark bungkam seketika.