Area dewasa karena ada adegan kekerasan dan dewasa. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur.
"Aku akan mengambil semua milikmu hingga kau menangis darah dan bahkan melenyapkanmu dari dunia ini," LARA TAFETTA
Menceritakan tentan gadis bernama Lara yang menjalani hidupnya dengan begitu banyak ujian berat. Mengalami tindakan pembullyan hingga fitnah yang didapatnya dari seseorang yang membencinya hingga membuat Lara kehilangan semua impiannya yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
Hal itu akhirnya merubah Lara menjadi gadis tanpa empati dan penuh dendam.
Pertemuannya dengan Phoenix Riley Robert, membuat Lara memanfaatkannya untuk membalas dendam pada seseorang yang sangat dibencinya.
NO PERSELINGKUHAN seperti biasanya dan LATAR LUAR NEGERI karena ada beberapa adegan dewasa di dalamnya.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik..😁 semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#13
Sebulan berlalu. Hidup Lara berjalan dengan cukup mulus tanpa gangguan dari siapapun termasuk Davina.
Bulan depan, Lara akan memasuki bangku kuliah. Dia sangat bersemangat akan menghadapi kuliah perdananya.
Lara sudah menyelesaikan semua urusan administrasi perkuliahannya. Dan dia cukup optimis akan menjalani kuliahnya dengan lancar dan cepat.
Dia juga akan menjalani program fast track agar kuliahnya bisa selesai lebih cepat. Dan Lara sangat yakin bisa menjalankan program itu dengan baik.
Lara masih bekerja di restoran saji. Kecekatannya dalam bekerja membuat sang bos menyukainya. Begitu juga dengan teman-teman kerjanya. Lara selalu ringan tangan untuk membantu rekan kerjanya dan melakukannya dengan ikhlas.
"Lara, bisakah kau menggantikan pekerjaanku di shift malam? Aku akan ada keperluan keluarga. Saudaraku akan berulang tahun malam ini," ucap Vera -- rekan kerja Lara.
"Ya, bisa," jawab Lara tersenyum.
"Terima kasih, Lara. Kau memang selalu baik," jawab Vera mencium pipi Lara.
Lara senang memiliki lingkungan kerja yang baik dan humble. Dia merasa memiliki keluarga dan sahabat yang tak pernah dia miliki selama ini.
Lara kemudian mengganti seragamnya dengan seragam pelayan untuk menggantikan posisi Vera. Di ruang ganti, dia melihat Beatrix yang duduk dengan wajah sedih di sana.
"Are you okey?" tanya Lara sembari mengganti bajunya.
"Aku sedang tertimpa masalah," ucap Beatrix lesu.
"Ada apa? Apa tentang keluargamu lagi?" tanya Lara yang kini lebih banyak bicara dan peduli pada lingkungan sekitarnya sejak bekerja di restoran itu.
Beatrix hanya mengangguk. Beatrix terdiam lama dan Lara menepuk bahunya.
"Ada apa? Mungkin aku bisa membantu," ucap Lara berdiri di depan Beatrix.
"Ayahku ... Dia berhutang lagi," ucap Beatrix.
"Lalu?" tanya Lara.
"Rentenir itu mengancam akan menjualku jika kami tak bayar hutang ayah," jawab Beatrix.
"Apa ini hutang judi?" tanya Lara ikut prihatin.
Beatrix mengangguk.
"Berapa yang kau perlukan. Mungkin aku hanya bisa membantu sedikit," ucap Lara.
"1000 dolar. Ya, aku tahu mungkin bagi sebagian orang itu hanyalah jumlah yang kecil. Tapi bagi keluarga kami itu sangatlah besar karena untuk makan saja kami sedikit susah," jawab Beatrix.
"Aku akan membantumu. Aku punya sedikit tabungan dari beasiswaku. Aku jarang memakainya," kata Lara.
Beatrix langsung menoleh dan memandang wajah Lara.
"Really?" tanya Beatrix.
Lara mengangguk yakin kemudian Beatrix memeluknya erat.
"Thank you, Lara. Kau memang yang terbaik. Aku sangat beruntung bertemu denganmu," kata Beatrix.
"Sudahlah. Aku hanya ingin membantu saja. Nanti aku akan mentransfernya ke rekeningmu," ucap Lara.
"Hmm, aku akan mengirim nomer rekening tabunganku melalui pesan padamu," jawab Beatrix dengan wajah sumringah.
"Ya, aku akan mentransfernya sekarang kalau begitu. Aku takut nanti akan lupa," ucap Lara yang kemudian mengambil ponselnya.
Lara memang memiliki tabungan yang lumayan banyak dari Harlow yang rutin mengiriminya uang. Tetapi Lara jarang memakainya karena dia berusaha menabung yang bisa digunakannya jika ada keperluan yang mendadak.
Setelah mentransfer uang itu pada rekening Beatrix, dia berjalan keluar dari ruang ganti untuk kembali bekerja menggantikan shift kerja Vera.
"Thank you, Lara. Aku akan segera menggantinya," kata Beatrix ketika Lara memegang gagang pintu.
Lara menoleh dan tersenyum.
Pekerjaan Lara berjalan lancar dan Lara ikut membantu rekan kerjanya yang lain membereskan restorannya sampai selesai tengah malam.
Lara keluar dari restoran untuk pulang. Dia berjalan kaki di jalan yang cukup sepi untuk menuju stasiun bawah tanah.
"Lara, ayo kuantar. Ini sudah malam," ucap Paige -- chef restoran -- dari dalam mobilnya.
"Tidak perlu, Nyonya. Stasiun dekat dari ini. Aku bisa berjalan sendiri," jawab Lara.
"Baiklah, hati-hati di jalan, Lara," kata Paige tersenyum.
Lara balas tersenyum dan mengangguk lalu kembali berjalan menuju stasiun.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA..❤❤❤
semoga bapakmu ga kena serangan jantung lagi
hancur kan kesombongan davina, biarkn jatuh miskin jd tau rasanya jd orng miskin.. biar ga songong
sabar Lara,,buat dirimu lulus dgn predikat nilai terbaik. dan lepas dr jerat orng busuk, lalu balas dendam😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈
aku dukung onlen😁😁
susah liat org seneng dan seneng liat org susah 😀😂