Mendapatkan pelecehan seksual dari teman sekolahnya membuat seorang gadis bernama Aulia Dara harus rela di keluarkan dari sekolah karena hamil di luar nikah.
Sementara itu, Alfatih Brahmaseto si pelaku pelecehan membantah keras jika dia lah yang telah menghamili Dara. Bahkan dengan tega nya Fatih menuduh Dara, jika Dara adalah seorang kupu kupu malam.
Sakit, hancur, terluka dan rasa malu yang di terima oleh Dara membawa rasa trauma bagi Dara, hingga akhirnya Dara pun memutuskan untuk pergi meninggalkan kota tersebut.
Lalu, bagaimana jadinya jika 10 tahun kemudian, Dara dan Fatih kembali di pertemukan dengan keadaan Dara yang telah bahagia bersama putri semata wayangnya dan Fatih yang telah memiliki seorang istri??
Akankah Dara memberitahu putrinya jika Fatih adalah ayah biologisnya?? Atau, Dara memilih untuk merahasiakan semua kisah kelamnya di masalalu serta status Fatih dari putrinya??
yukk simak kisahnya di sini "Kehormatan Yang Ternoda" by.Triyani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tahun 2013 part.2
...🌸🌸🌸...
...~Happy Reading~...
.
Tahun 2013 part.2
*
"Kenapa? Terkejut? Kenapa terkejut? Bukankah ini adalah hal yang biasa loe lakukan bersama om om langganan loe itu. Nggak usah sok suci deh, dasar murahan," cibir Fatih yang kembali melanjutkan cumbuan nya di tubuh Dara.
"Please Fatih, jangan lakukan itu. Aku mohon," ucap Dara di sisa tenaga yang dia miliki.
"Cih, jangan munafik deh loe. Seharusnya loe itu bersyukur karena sekian banyaknya laki laki hidung belang yang pake tubuh loe, cuma gue yang masih perjaka. Nikmatin aja, selain masih perjaka, loe juga bisa menikmati ini dengan gratis." jawab Fatih yang kian menyentuh tubuh Dara makin dalam.
Dara sendiri kini telah kehilangan seluruh tenaganya. Selain karena kalah tenaga dari Fatih, fitnahan yang dilontarkan oleh Fatih pun membuat seluruh tenaga Dara hilang dari raga nya.
Hingga akhirnya, Dara pun hanya bisa pasrah saat Fatih terus saja menyentuh dan mencumbu seluruh tubuhnya.
"Aww, sakit Fatih. Hentikan, sakit sekali." Rintih Dara saat benda tumpul milik Fatih berusaha menerobos masuk kedalam inti tubuhnya yang masih tersegel.
Deg
Sejenak Fatih tersentak kaget saat melihat Dara merintih kesakitan karena dia yang berusaha memasukkan senjata tumpul miliknya kedalam gua surgawi milik Dara.
"Tidak, tidak mungkin. Loe itu wanita murahan dan loe ga mungkin masih perawan." jawab Fatih membantah akal sehatnya sendiri.
Fatih pun kian bersemangat memasukan kembali senjatanya hingga akhirnya, Fatih bisa merasakan sesuatu yang sepertinya sebuah sobekan di iringi dengan cairan hangat membasahi inti tubuhnya.
"Sreekkk, awww, sa_sakit." rintih Dara lagi di sisa tenaga yang dia punya.
Hingga akhirnya, pandangan Dara pun mulai buram dan detik kemudian semuanya tampak menggelap. Dara pun akhirnya jatuh pingsan saat Fatih berhasil menjebol segel miliknya.
Hingga Dara tidak bisa merasakan lagi rasa sakit pada inti tubuhnya karena hujaman dari benda tumpul milik Fatih. Dara bahkan tidak tahu, berapa kali pemuda itu menumpahkan lahar panas nya di dalam rahimnya.
Yang pasti, saat Dara tersadar Fatih tengah memakai pakaian nya kembali dengan tenaga yang sudah terkuras karena pergulatan panas yang di lakukan nya pada tubuh Dara.
"Itu uang buat loe. Ingat, tutup mulut loe kalau sampai hal ini bocor. Seluruh keluarga loe yang ada di panti akan hancur dan mereka semua akan jadi gembel di jalanan." Ucap Fatih sembari melempar satu gepok uang ratusan ribu ke arah Dara.
Dara sendiri hanya menatap ke arah langit langit gudang dengan tatapan kosong nya dan setelah Fatih pergi meninggalkan tempat itu. Barulah Dara pun mulai beranjak dari sana dan berjalan tertatih tatih menuju ke panti asuhan dimana dirinya tinggal selama ini.
Hancur sudah dunia Dara setelah Fatih merampas apa yang paling berharga di dalam hidupnya saat ini. Entah harus bagaimana Dara menghadapi dunia kedepannya dengan kondisi yang seperti ini.
Yang Pasti, Dara berharap jika apa yang terjadi hari ini tidak meninggalkan jejak di dalam rahimnya. Jika itu terjadi, Dara benar benar kehilangan seluruh harapan untuk dirinya untuk tetap hidup.
*
*
"Eh, anak cupu itu kemana? Kok dia tidak pernah kelihatan lagi?" tanya Brian pada Fatih.
Setelah kejadian malam itu, Dara memang tidak lagi terlihat di sekolahan elit itu. Satu minggu berlalu, tapi Dara belum juga terlihat masuk sekolah.
Dan jujur, hal itu cukup menarik perhatian seorang Alfatih Brahmaseto. Pria yang sudah berhasil merampas paksa kehormatan si gadis lugu itu.
"Iya, sudah satu minggu dia nggak masuk. Sebenarnya, apa sih yang terjadi malam itu Al? Kok loe tiba tiba aja ngajak kita pergi padahal kita berdua belum dapat jatah sentuh tubuh cewek murah itu," sahut Dewa yang merasa ada yang aneh pada teman nya itu.
"Diam deh loe, berisik tahu gak," jawab Fatih yang langsung pergi begitu saja dengan wajah yang begitu kesal.
"Kenapa tuh anak?" tanya Dewa lagi saat melihat tingkah Fatih yang aneh akhir akhir ini.
"Kesambet kali." Jawab Brian tidak peduli.
Sementara itu, Fatih sendiri kembali ke kelasnya. Jujur, ketidak hadiran Dara disekolah cukup mengganggu pikiran nya. Sebagai manusia normal, bohong jika Fatih tidak merasa bersalah.
Bahkan bayang bayang bagaimana Dara menangis dibawah kungkungan nya terus saja menghantui dirinya di setiap malam malam yang dia lalui.
Akan tetapi, ego nya yang tinggi membuat Fatih lupa bagaimana cara meminta maaf dan bertanggung jawab untuk perbuatan yang telah dia lakukan pada Dara.
Hingga Fatih pun mengabaikan kesakitan yang dirasakan oleh Dara saat ini. Fatih selalu berpikir, uang bisa menyelesaikan segalanya dan Fatih sudah memberikan uang itu pada Dara sebagai kompensasi, dan masalah pun selesai. Pikirnya.
*
*
Merasa hari harinya terus dilanda rasa gelisah dan terus merasa bersalah pada Dara. Fatih pun akhirnya memutuskan untuk kembali mendatangi gudang dimana kejadian satu minggu yang lalu itu terjadi.
Dan, betapa terkejutnya Fatih saat tiba di sana. Fatih melihat uang ratusan ribu berserakan di sekitar sofa dimana dirinya merenggut kehormatan milik Dara.
"Kenapa dia tidak mengambil uang itu? Apa selama ini aku salah menilainya?" Gumam Fatih saat melihat uang yang satu minggu yang lalu dia lemparkan ke tubuh Dara, masih berserakan di sana.
Dengan perasaan yang sulit diartikan. Fatih pun akhirnya memunguti kembali uang uang itu dan membawanya keluar gedung dalam genggaman.
Setelah keluar dari dalam gudang itu, Fatih pun mencari orang orang sekitar yang biasa mencari rongsokan di sekitar gedung tak terpakai lagi itu.
"Permisi Pak, Bu. Ini, ada sedikit rezeki diterima ya," ucap Fatih memberikan uang yang tadi dia pungut, kepada beberapa orang yang tengah mengais rezeki dari tumpukan sampah yang ada di sana.
"Wah Den, tidak salah ini. Banyak sekali?" tanya seorang pria paruh baya yang kebagian lebih dari lima lembar uang berwarna merah itu.
"Nggak apa apa, itu rezeki Bapak hari ini." Jawab Fatih lalu pergi begitu saja meninggalkan para pemulung sampah itu.
Sementara di panti asuhan. Dara masih saja mengurung dirinya di dalam kamar. Satu minggu berlalu dari peristiwa itu, tapi tak kunjung membuat Dara berani keluar dari dalam kamarnya.
Rasa hina dan kotor terus saja membayangi langkah mantan gadis itu hingga dia tak berani lagi meninggalkan panti meski itu untuk ke sekolahan nya sendiri.
Dara bahkan mengabaikan jadwal pelajaran nya. Padahal sebentar lagi akan dilaksanakan ujian nasional kelulusan sekolahnya.
"Tok..."
"Tok..."
"Tok..."
"Dara, boleh Bunda masuk Nak?" seru Bunda Ane dari balik pintu kamar milik Dara.
Tidak ada jawaban dari Dara. Tapi, detik kemudian terdengar suara pintu yang di buka dari arah dalam dan bener saja, Dara membuka pintu kamar itu setelah satu minggu mengunci diri didalam sana.
"Dara, kamu baik baik saja Kan Nak?"