Rujuk Atau Turun Ranjang

"Kok bisa?" gumam Devina lirih.

Ia begitu terkejut bukan main kala melihat Arthur, lelaki yang berstatus mantan suaminya itu, tengah duduk di sampingnya saat ini. Walaupun dalam suasana gelap di dalam bioskop, Devina masih mampu melihat dengan jelas jika memang Arthur yang berada di sampingnya sekarang.

"Tentu saja bisa. Aku tadi lewat pintu ajaib buat duduk di sini," kelakar Arthur tanpa tedheng aling-aling.

Padahal sejatinya ia memang sudah mengikuti Devina dan Reno sejak keluar dari kediaman Opa Arjuna. Sejak Arthur mengetahui hasil tes DNA Aaron yang merupakan anak kandungnya, ia sedang proses menyelidiki peristiwa malam petaka lima tahun lalu antara Reno bersama Devina di hotel.

Walaupun ia masih belum menemukan bukti jelas ke arah mana, tapi Arthur akan terus berusaha dan tak pantang menyerah. Ia yakin bisa menemukan petunjuk penting suatu saat nanti.

Sambil menyelam minum air. Begitulah yang dilakukan Arthur saat ini. Dirinya melakukan penyelidikan sekaligus ingin merebut Devina dari tangan Reno. Arthur bertekad akan menempuh jalan apapun asal dirinya bisa kembali rujuk dengan Devina. Walaupun ia harus bersikap licik pada Reno.

Ya, Arthur yang merencanakan perihal Reno yang tak ada di dalam bioskop saat ini. Uang pun bertindak. Alhasil klien Reno berpura-pura mengajukan hard komplain. Sehingga mau tak mau Reno pun pergi meninggalkan Devina di bioskop. Padahal mereka berdua sedang kencan.

Reno berpikir ingin cepat menyelesaikan komplain tersebut dengan pergi ke rumah kliennya. Setelah itu, ia akan kembali ke bioskop untuk menjemput Devina.

Berniat menghubungi ponsel Devina atau mengirim pesan singkat sebelum pergi dari gedung bioskop, ternyata ponsel calon istrinya itu sedang tidak aktif karena sedang kehabisan daya tanpa disadari oleh sang empunya.

Reno ingin masuk ke dalam, namun waktunya sudah mepet dan terburu-buru. Alhasil ia langsung melesat pergi dari sana.

Rencana Reno yang ingin berkencan mesra dengan Devina, akhirnya gagal total. Awalnya Reno sengaja memilih film horor agar Devina yang ketakutan pasti sepanjang film akan memeluknya.

Dikarenakan Reno begitu rindu dipeluk dan memeluk wanita yang dicintainya itu. Namun kini yang dipeluk Devina justru Arthur.

Entah angin apa, saat ini Devina sedang tidak takut dengan Arthur. Ketika Devina tengah berdebat kecil dengan Arthur perihal kedatangan pria itu ke tempat duduk Reno, ekor matanya tanpa sengaja melihat sosok hantu yang tersaji dalam layar bioskop.

Di mana penampakan hantu tersebut terlihat sangat menyeramkan baginya. Padahal itu hanya sekedar film. Namun bagi Devina yang penakut hantu, pastinya merasa bulu kuduknya merinding disc0 dan jantungnya berpacu dengan cepat.

"Mas, suruh hantunya pergi jauh-jauh." Devina tanpa sadar memeluk tubuh Arthur begitu erat dan berucap santai seolah lelaki itu masih berstatus suaminya bukanlah mantan suami.

"Iya, Sayang. Nanti Mas usir dia jauh-jauh dari kamu. Kalau perlu Mas kirim dia ke Mars detik ini juga," jawab Arthur ceplas-ceplos.

Tak ada yang bisa membayangkan bagaimana perasaan Arthur saat ini. Ia sangat bahagia bisa mendekap hangat belahan jiwa sekaligus ibu dari anaknya tersebut.

"Kita pergi dari sini yuk. Daripada nanti kamu pingsan gara-gara lihat hantu," ajak Arthur seraya memberikan ide.

"Iya, Mas. Ayo pergi yang jauh," jawab Devina yang menyetujuinya. Devina seakan sedang terhipnotis oleh Arthur. Namun bisa jadi karena cinta yang menumpuk di hati berbalut kerinduan pada mantan suaminya itu.

"Iya. Nanti aku bawa kamu pergi jauh-jauh," ucap Arthur. "Yang pasti jauh-jauh dari Reno sialan itu," batinnya.

☘️☘️

Devina yang saat ini mengalami ketakutan hebat akibat menonton film horor, masih memeluk Arthur seraya memejamkan mata. Keduanya berjalan keluar dari gedung bioskop dan menuju ke parkiran mobil.

Arthur mengatakan pada Devina agar tidak membuka matanya sampai ada kode darinya bahwa kondisi aman dari hantu. Devina yang mendadak pikirannya buntu seketika menganggukkan kepalanya bahwa tanda dirinya setuju akan saran dari Arthur tersebut.

Keduanya kini sudah masuk ke dalam mobil. Devina duduk di bangku samping sopir. Sedangkan Arthur yang bersiap mengemudikan mobil. Arthur sudah memasangkan dengan cepat sabuk pengaman pada tubuh Devina.

Klik...

Kunci pintu secara otomatis juga sudah dilakukan oleh Arthur. Sedan mewah hitam milik Arthur siap melaju membawa Devina entah pergi ke mana. Pastinya ia tak akan menyakiti wanita yang tengah duduk di sampingnya itu.

Bahkan sehelai rambut pun akan ia jaga dengan segenap jiwa dan raganya. Demi menebus segala dosa masa lalunya karena telah menyakiti mantan istrinya itu, nyawa pun ia siap korbankan. Itu sudah menjadi tekad Arthur.

Mata Devina seketika terbuka. Ia baru tersadar bahwa dirinya kini berada di dalam sebuah mobil dan ia lihat area sekitar masih berada di basement parkiran pusat perbelanjaan yang ia datang dengan Reno tadi. Lantas ia pun menoleh ke sampingnya.

Deg...

Roh Devina seakan baru kembali ke tubuhnya. Ia langsung tersadar bahwa saat ini dirinya bersama Arthur. Seketika tubuh Devina bergetar hebat karena bayangan masa lalu ketika Arthur memukulnya, kini mendadak muncul dalam ingatannya.

"Mas Art_hur," gumam Devina dengan nada terbata-bata.

"Iya, Sayang. Ini aku. Ayo kita pergi dari sini," ucap Arthur seraya tersenyum penuh cinta pada Devina.

Tangan Devina segera beralih pada pintu mobil untuk dibukanya. Namun berujung gagal karena Arthur sudah menguncinya secara otomatis dari pusat dan hanya dia yang bisa membukanya.

"Buka, Mas. Aku mau keluar!" bentak Devina.

"Enggak. Kita perlu bicara berdua," jawab Arthur dengan tegas dan serius.

"Brengsek kamu, Mas!" maki Devina yang masih menyimpan kemarahan pada Arthur akibat kejadian masa lalu yakni K D R T yang masih membekas di hatinya. Cinta dan benci bercampur menjadi satu.

"Maki aku apapun. Aku akan siap menerimanya. Bahkan kamu mau pukul tubuhku juga aku terima. Di laci depanmu ada belati tajam. Ambil dan kamu bisa tusuk padaku jika hal itu bisa membuatmu puas dan memaafkanku,"

"GILA KAMU, MAS !!" pekik Devina seraya menatap tajam Arthur.

"Ya, aku sudah tergila-gila padamu Dev. Rasanya ingin mati karena kebodohanku di masa lalu. Tapi, aku teringat dua orang yang paling aku cintai di dunia ini. Mana mungkin aku menyerah untuk menghabiskan sisa hidup bersama kalian berdua. Karena kehadiran kalian berdua, alasanku untuk tetap hidup sampai detik ini. Tanpa kalian, aku seperti mayat hidup."

"Apa maksudmu?"

"Kamu dan Aaron, putra kandungku."

Deg...

Bersambung...

🍁🍁🍁