Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Suasana Baru
Pak Riza bingung dengan kata-kata Dika yang minta menurunkan cagak
"Cagak apa Dika?, ini kan bukan motor Dik jadi tidak ada yang di turunkan ataupun di naikan"
"Oh iya ya. Ini kan mobil ya"
Dika pura-pura bingung tapi papanya tertawa saja melihat ke usilan Dika mengerjai Riza supir pribadi mereka
"Kau ini ya Dika"
Dika hanya tertawa saja melihat kekesalan pak Riza tapi tetap tersenyum kalau sudah di usilan sama anak majikannya hingga dia segera menyalahkan mesin mobil yang mereka naiki hingga akhirnya mereka meninggalkan kediaman mereka menuju sekolah idaman remaja di kota mereka
"Sampai pak"
Akhirnya mobil Papa Dika sampai didepan sekolah dan Dika segera turun dari Mobil dan menyalami Papa nya,
"Mohon doanya ya Pa"
Dika menyalami tangan papanya sambil tersenyum dan selanjutnya melihat pak Riza,
"Pak Riza, jangan lupa cagak nya,"
Dika tanpa merasa bersalah mengingatkan pak Riza tentang Cagak sehingga membuat Pak Riza geleng kepala,
"Dikaaa!"
Pak Riza tertawa mendengar ucapan Dika begitu juga Papanya Dika yang pura-pura melototkan matanya sementara orang yang sudah sengaja usil kepada mereka sudah kabur dan masuk kelingkungan sekolah tanpa berpikir kalau orang senang ataupun marah tapi mereka senang dengan perubahan Dika hingga akhirnya mereka meninggalkan lingkungan sekolah.
Sementara itu, di area sekolah, mendengar pengumuman melalui pengeras suara untuk seluruh siswa baru dikelas 10 untuk segera berbaris dilapangan tapi Dika segera menuju ke kantin sehingga membuat heran orang orang
"Hei mau kemana, kamu anak baru juga kan, kenapa kamu ke kantin bukan kelapangan untuk berbaris."
Anak mudah yang mungkin usianya sama dengan Dika mengingatkan Dika yang kelihatannya santai saja hingga dia terheran heran tapi Dika tetap cuek saja dan tetap jalan ke kantin. Sesampainya dikantin, Dika di ingatkan ibu kantin,
"Nak, cepat baris nanti kamu dimarahin,"
Bu kantin yang berbaik hati mengingatkan siswa yang tidak berbaris malah duduk dikantin.
"Bentar ya ibu yang cantik, , saya agak terasa pening ketika melihat ibu, kenapa bisa ada ibu bidadari disini ya,"
Dika bukan segera berbaris tapi justru mendekati bu kantin sambil memuji ibu kantin yang baru dikenalnya dengan gombalan mautnya yang baru saja dicoba coba nya untuk di ucapkan kepada semua wanita.
"Waduh, boca ganteng jangan buat ibu salah tingkah ya karena pujian kamu itu, dan ibu kasihan kalau kamu dihukum."
Ibu kantin menjadi tersipu malu karena dipuji siswa baru yang wajahnya sangat tampan namun dia merasa khawatir dan mengingatkan Dika yang menatapnya dengan senyuman manisnya
"waduh, cepat nak"
"Ya bu bidadari yang cantik, nanti saya kemari ya bu, kangen melihat ibu kantin yang cantik,"
Dika tetap memji bu Kantin yang mulai grogi karena terus di puji oleh Dika sedangkan Dika hanya tersenyum namun hal ini dilihati bapak setengah baya yang bisa jadi suaminya ibu kantin sehingga dia berdehem seperti tidak senang
"Emm!"
Pak kantin berdehem keras agar di dengar orang . khususnya Dika yang langsung tahu diri,
"Iya...., ternyata saya tidak tahu kalau kantin ini dilindungi seorang lelaki yang sangat tampan dan ganteng seperti bapak kantin yang perkasa yang pastinya pujaan wanita secantik ibu kantin ini, jadi maafkan pangeran yang tampan mengundurkan diiri"
Dika yang tahu diri langsung memuji pak Kantin agar jangan marah dan kelihatannnya mulai tersenyum dan hanya memandang Dika yang berlalu cepat seolah olah berada dikerajaan dan segera menuju ke lapangan sekolah. Sementara pak kantin yang di puji menjadi tersenyum dan menggelengkan kepala karena belum ada yang memujinya sebelum belumnya begitu juga ibu kantin yang sudah lama tidak memikirkan penampilan lebih kecuali tampak bersih dan rapi, akhirnya mereka berdua tersenyum.
"Ini anak usil tapi pandai memuji orang ya pa"
"Iya ma, papa juga baru kali ini di puji sama siswa di sekolah ini"
Mereka berdua tertawa sambil mempersiapkan hidangan yang biasanya di pesan banyak siswa-siswi di sekolah ini.
Dilapangan Dika memasuki barisan secara sembarangan dan yang penting Dika berbaris. Hal ini membuat Dika jadi bahan perhatian khususnya para cewek cewek yang cantik yang melihat senyuman sangat manis seperti punya daya pelet atau hipnotis sehingga membuat mereka ingin bertanya tapi takut jadi keributan dan yang diperhatikan cuek saja bahkan pura pura membetulkan sepatuhnya padahal dia sengaja untuk mengikat tali sepatu orang yang berbaris serius sehingga tidak memperhatikan kalau tali sepatu nya lepas dan diikat Dika bertemu dengan tali kanan dan kaki sehingga bisa dibayangkan kalau anak muda yang se usianya akan jatuh ketika dia mau jalan. Dika pun tersenyum dan berusah pindah barisan ke barisan lain.
"Siap deh korban pertama"
Dika tertawa sendiri namun tidak ada orang yang menyadarinya karena Dika sudah berpindah tempat ketempat lain sedangkan dari depan terdengar suara guru yang mulai mengingatkan seluruh siswa-siswi yang barisnya masih berantakan
"Saat nya kita akan bagi kelas sesuai nama dan jurusan yang kalian pilih ya"
Terdengar suara bapak guru yang memandu barisan di depan sambil memegang pengeras suara atau mikropon untuk memberitahukan kepada semua sambil memanggil nama-nama siswa-siswi
"Faturrahman, silahkan kedepan dan berbaris,"
Terdengar suara guru yang memanggil nama siswa satu persatu untuk pembagian kelas. Tapi tiba tiba Faturrahman yang namanya di panggil terjatuh dan menimpa orang yang ada didepannya sehingga membuat suasana ribut dan heran kenapa cowok ini terjatuh tapi ada juga yang merasa kasihan dan ada juga yang tertawa, "Pasti ada yang usil, siapa ya?"
Mereka saling berbisik dan bicara pelan melihat apa yang terjadu karena kasihan melihat siswa yang bernama Faturrahman mau terjatuh karena tali sepatuhnya diikat ke tali sepatu kiri dan kanan. Sehingga ada yang membantu melepaskan tali sepatu yang terikat tersebut. Sementara guru yang memanggil pun menghentikan pemanggilan hingga Faturrahman berada ditempat yang ditentukan
"Bagaimana Fatur?, tidak apa-apa kan nak"
"iya bu, aman pak"
"Baiklah kalau begitu, bapak akan lanjutkan kembali memanggil nama kalian satu persatu ya"
"Iya pak"
Semua siswa-siswi menyatakan siap untuk dipanggil sesuai nama untuk kelasnya
"Dengarkan ya, Faturrahman, Dika Pratama, Silvia salim, Zahera Ahmad, Taufik Hidayat........"
Pak guru terus memanggil mereka satu persatu hingga selesai.
"Ini adalah kelas 10 IPA 1 ya, kalau ditotal disini berjumlah 30 orang"
Pak guru menjelaskan kepada mereka sedangkan Dika tersenyum senyum karena dia sudah tahu berada dikelas yang mana dan Dika memperhatikan calon teman temannya satu kelas, "Lumayan juga ini kelas, yang cowok cowoknya ganteng dan cewek ceweknya cantik cantik,"
Dika bicara dalam hati karena baginya wajah tampan dan cantik dikelasnya bisa membuat dirinya tidak akan jadi bosan.
"Wow"
Dari depan masih terdengar suara pemanggilan nama siswa-siswi yang masih terus berlangsung sementara Dika mulai bosan dan mulai mengeluarkan kertas dan menulis kata 'Aku Bosan' dan mengambil lem yang sepertinya sudah disiapkan Dika dari rumah dan meletakan dibelakang kertas yang sudah ditulisnya sementara kawan kawan nya yang lain tidak ada yang memperhatikannya karena dia menempelkan kertas dibelakang badan kawannya tanpa diketahui yang lain. Karena ada saja cara Dika sehingga yang lain tidak ada menyadari. Tapi ketika Dika coba mundur kebelakang mulai ada yang mulai senyum melihat kertas menempel dibelakang teman cowok yang ada didepan tapi gak ada yang mau mencabutnya tapi menjadi hiburan bagi mereka sampai kelas mereka disuruh masuk ke kelas. Ada yang tertawa dan ada yang sengaja menyuruh jalan kedepan kelas. "Citra kamu kedepan ya bentar saja"
Siswa yang lain bicara sepertinya sengaja ikut usil sementara Dika pura pura menemui cowok yang tidak tahu kalau sudah dikerjai orang lain hingga Dika mendekati Citra yang sudah di usilin sama diri dan melepaskan kertas yang sudah ditempelnya.
"yaaaaa dicabut"
Para cowok bicara bersamaan sedangkan Citra baru sadar kalau ada yang usil kepada dirinya dan melihat Dika melepaskan kertas di punggungnya sambil mengucapkan terimakasih.
"Terimakasih ya, pasti ada yang usil sama diriku" kata Citra kepada Dika sambil mengenalkan dirinya.
"Ok sudah aman dan tidak ada lagi, oh ya nama ku Dika"
Dika tersenyum kepada Citra seperti pahlawan buat Citra yang membersihkan baju Citra dan mengatakan sudah aman hingga Citra merasa berterimakasih sekali kepada Dika yang dirinya tidak tahu kalau yang mengerjai dirinya adalah Dika yang saat ini sudah jadi penolong buatnya dan mengenalkan dirinya kepada Citra sementara
suasana kelas mulai diam ketika ada seorang guru yang masuk dan memperkenalkan diri kepada mereka semua.
"Selamat pagi anak anak semua, nama saya Miss Sarah ya, ibu ini wali kelas kalian jadi mulai sekarang Miss akan minta kalian untuk kerjasama yang baik dan jangan buat ada masalah"
Miss Sarah menjelaskan kepada semua anak anak dan minta di adakan pemilihan pengurus kelas dari ketua, sekretaris dan bendahara kelas. Miss Sarah memimpin pemilihan kelas hingga terpilih pengurus kelas,
"Selamat ya buat Sangaji menjadi ketua kelas, Silvia menjadi sekretaris dan Farisa menjadi bendahara.
Semua orang bertepuk tangan dengan terpilihnya pengurus kelas sedangkan Miss Sarah melanjutkan kata-katanya
"Baik anak anak, Miss harap kalian menjadi kelas yang terbaik apalagi kita kelas IPA 1 artinya kita yang nomor satu, jadi semangat untuk merahi yang nomor satu."
Miss Sarah memotivasi kelasnya untuk tetap menjadi yang terbaik dan berusaha tetap saling menjaga kerukunan dalam kelas walaupun mereka baru kenal.
Tidak terasa pembelajaran pun berjalan dan anak anak sudah mulai belajar dengan roster atau jadwal pelajaran yang sudah dibagi kepada mereka hingga tiba-tiba terdengar suara
"Gdebak"