NovelToon NovelToon
Dokter Buta Dan Perawat Antik

Dokter Buta Dan Perawat Antik

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:77.4k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Sebuah kecelakaan merenggut pengelihatannya. Dia merupakan dokter berbakat yang memiliki kecerdasan tinggi, tampan dan ramah menjadi pemarah.

Beberapa perawat yang dipekerjakan selalu menyerah setiap satu pekan bekerja.

Gistara, gadis yang baru lulus dari akademi keperawatan melamar, dengan gaji tinggi yang ditawarkan dia begitu bersemangat. Hampir menyerah karena tempramen si dokter, namun Gista maju terus pantang mundur.

" Pergi, adanya kamu nggak akan buatku bisa melihat lagi!"
" Haah, ya ya ya terserah saja. Yang penting saya kerja dapet gaji. Jadi terserah Anda mau bilang apa."

Bagaimna sabarnya Gista menghadapi pasien pertamanya ini?

Apakah si dokter akan bisa kembali melihat?

Lalu, sebenarnya teka-teki apa dibalik kecelakaan yang dialami si dokter?
Baca yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dokter dan Perawat 18

3 hari berlalu, Haneul akhirnya diperbolehkan untuk pulang karena kondisi memang sudah semakin baik.

Di kediaman Daneswara, Gista dan Bi Mar sudah siap sedia. Tentu saja Hyejin sudah memberi kabar mengenai kepulangan mereka. Gista yang belum mengerjakan apapun karena pasiennya belum datang, memilih membantu Bi Mar.

" Nggak usah Mbak Gista, biar Bibi aja."

" Nggak apa-apa Bi, lagian kan emang belum ada yang dikerjain. Oh iya kata Ibu bakalan ada tamu ya?"

" Iya Mbak, ini sudah sejak lama di rumah ini nggak ada tamu. Ya tentu sejak kecelakaan Den Han. Pertama yang datang ya Den Alex itu. Makanya Bibi juga heran kok tiba-tiba Ibu minta disiapkan makan ringan. Meski belum tahu kapan tamu-tamu itu datang, tapi Ibu minta siap-siap aja."

Gista mengerutkan alisnya. Mendengar nama Alex di sebut oleh Bi Mar, Gista berkesimpulan bahwa Alex memiliki hubungan yang tidak biasa dengan penghuni rumah ini. Namun kenapa sikap Han dan Alex seperti orang yang bermusuhan. Layaknya tikus dan kucing yang tidak pernah akan bisa akur, seperti itulah pandangan Hyejin terhadap dua pria tampan itu.

" Ehmm Bi, emangnya Tuan Alex itu temennya Pak Dokter Han ya?"

" Iya, mereka temenan sudah jaman kuliah. Meskipun beda jurusan juga."

" Ya?"

Reflek Gista berhenti mengelap gelas. Ia lalu menfokuskan mata dan telinganya terhadap Bi Mar. Ya Gista ingin mendengar cerita lebih lanjut tentang Alex dan Han.

Akan tetapi agaknya hal itu tidak bisa ia dapatkan. Pasalnya, suara mobil terdengar. Gista dan Bi Mar langsung bergegas keluar untuk menyambut kedatangan para tuan rumah.

" Pak, Bu, alhamdulillah Den Han sudah pulih. Selamat datang kembali ke rumah."

Bi Mar tampak senang melihat majikannya kembali. Ia juga tampak bersemangat ketika melihat Haneul yang tampak lebih segar.

Pun dengan Gista, Gista tersenyum senang, ia lalu menawarkan diri untuk membawa Haneul ke kamar. Tentu saja Hyejin menyetujui hal tersebut.

" Alhamdulillah Pak Han baik-baik saja," ucap Gista saat memapah Han kembali ke kamar. Tidak ada reaksi apapun yang ditunjukkan oleh Han tapi siapa yang tahu bahwa saat ini Han tengah mengamati gadis itu.

" Ternyata ini cewek pendek dan kecil. Hmmm," batin Han saat dia mengetahui tinggi badan dan bentuk tubuh Gista.

Bagi Han yang memiliki tinggi 189cm, tenti Gista yang hanya bertinggi 160cm dan berat 50kg, terlihat pendek dan kecil. Meskipun Han belum bisa melihat dengan sempurna namun sosok Gista bisa ia ketahui.

Han meminta Gista untuk menuntunnya hingga ke atas tempat tidur. Setelah itu dengan cekatan Gista melepas sandal Han dan menyiapkan baju ganti. Gista mengambilkan pakaian yang lebih nyaman untuk Han.

Entah mengapa Gista merasa sedikit bingung malah. Sikap Haneul yang menurut membuatnya bertanya-tanya.

" Ini orang habis kejedot pala nya jadi berubah diem gini. Biasanya kan doi mencak-mencak, semua serba salah," batin Gista.

Namun gadis itu langsung menggelengkan kepalanya dengan kuat. Ia mengusir semua pikirannya tersebut.

" Ini Pak bajunya."

" Bantu aku lepas baju."

" Ya?"

Gista tercengang mendengar perintah Haneul yang baru saja. Seminggu ini dia menjadi perawat Han belum pernah ia melakukan hal itu. Gista bahkan beranggapan bahwa Haneul tidak suka tubuhnya di sentuh.

" Kok diem, kamu nggak mau? Itu bagian dari tugas perawat lho."

" I-iya Pak, saya bantu."

Gugup kah Gista, tentu saja, dia sungguh sangat gugup sekarang ini. Benar dia adalah perawat, tapi baru kali ini juga dia berhadapan dengan pasien yang sebenarnya. Ditambah pasien itu adalah pria dewasa.

" Ayo Gis, kamu bisa. ingat dia pasien dia pasien. Ahh iya Victor, anggep aja dia kayak Victor deh, temen mu itu."

Gista menganggukkan kepala sambil mengepalkan kedua tangannya. Dia menyemangati dirinya sendiri.

Meskipun Han belum bisa melihat wajah Gista namun gerak tubuh Gista bisa dia lihat, dan saat ini Han tengah menahan tawanya.

Sreet

Gista mulai membuka jaket milik Han, setelah itu satu persatu dia melepaskan kancing kemeja milik pria itu. jantung Gista berdegup kencang, terlebih saat ia melihat dada bidang dan otot perut milik Han dari dekat.

Tanpa sadar Gista menelan saliva nya. Namun dengan cepat dia menyadarkan diri bahwa pria yang sedang ia lepas bajunya ini adalah seorang pasien.

Ya, kata pasien terus ia tekan kan dalam kepalanya. Sehingga dia bisa kembali tenang.

Baju berhasil di ganti, dan sekarang celana. Yang ini tentu membuat Gista merasa kebingungan.

" Aku ganti sendiri aja, ambilkan ponsel ku dan buka. Lalu bacakan siapa yang mengirim pesan."

" Fyuuuh. Siap Pak Laksanakan!"

Gista menghembuskan nafasnya penuh dengan kelegaan. Ia pun segera mengambil ponsel yang ada di atas nakas. Sedangkan Han, dia merasa cukup untuk mengerjai perawat barunya itu.

Namun ada satu poin yang Haneul dapat. Tangan Gista, tangan milik gadis itu terasa kasar. Tidak seperti gadis-gadis pada umumnya.

Jika dibandingkan dengan tangan Yoona pun, tangan Gista lebih kasar berkali-kali lipat.

" Apa dia jadi tukang bangunan ya, kok tangannya kasar begitu?" gumam Han lirih. Ia lalu menata bantal, menaikkan kakinya ke atas ranjang lalu bersandar head bord. Han menunggu Gista membacakan semua pesan yang masuk ke ponselnya.

" Pak, apa Bapak mau minum atau makan sesuatu dulu?"

" Nggak usah, langsung aja baca pesannya. Siapa aja yang ngirim?"

" Ehmm, ini dari Dokter Hasim, Dokter Sintia dan Dokter Eida."

Han terdiam sesaat. Dari keempat orang yang mengiriminya pesan hanya Hasim yang tidak menemuinya di rumah sakit.

" Bacakan dulu punya Dokter Hasim. lalu, Eida dan terakhir Sintia."

Gista mengangguk paham. Ia kemudian melakukan apa yang Han perintahkan. Satu-satu dia membaca pesan-pesan tersebut dan Han mendengarkan dengan seksama.

Dari kesemuanya milik Hasim dan Eida terlihat biasa-biasa saja. Jika Hasim menanyakan kondisi Han dan meminta maaf karena tidak bisa menjenguk, maka Eida memastikan apakah dia boleh menjenguk ke rumah.

Tidak ada yang spesial dari isi pesan mereka. Sedangkan Sintia, wanita itu ternyata tidak menyerah. Dia bahkan sampai memohon-mohon untuk bisa datang ke rumah.

" Bales aja sesuai isi, kabar baik, silakan datang dan untuk Sintia ehmmm biarkan dia datang."

" Baik Pak."

Gista melakukan itu dengan sangat serius. Namun dari semua pesan itu Gista bisa mengambil kesimpulan bahwa dokter yang bernama Sintia itu memiliki perasaan khusus terhadap Han. Dari semua gaya tulisannya terlihat jelas sekali.

" Sudah Pak."

" Bagus, aku mau tidur. Kamu terserah mau ngapain."

" Baik Pak."

Gista melompat senang, dia meletakkan kembali ponsel itu ke atas nakas. Lalu ia berjalan menuju sofa dan duduk di sana. Setelah itu Gista bangkit dan berjalan menuju rak buku milik Haneul.

" Pak belum tidur kan, saya baca bukunya boleh?"

" Terserah, lakukan sesukamu. Jangan manggil aku lagi, aku mau tidur."

Rupanya Han tidak benar-benar tidur, dia melihat setiap apa yang dilakukan oleh Gista di kamarnya itu. Gadis itu tampak menikmati apa yang dilakukannya. Dan satu hal yang Haneul tahu bahwa Gista tidak kapok dengan perbuatan buruk yang selama ini dilakukannya.

" Gadis yang menarik."

TBC

1
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Ga kebayang kalo ada dipoisi han, naudzubilah...

Mantul thor 🥰🥰🥰
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Bukan cuma kelakuan na yg racun, mulut na pun berbisa
Rita
Han mah ngga Appa,tp orang yg Han percaya yg dah bikin bahaya buat Han
Irma Minul
sangat menarik 👍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Haneul cerita saja sama appa dan eoma mu yg sejujur"nya biar mereka gak khawatir sama kamu trus
Dewi Kasinji
semakin seru
Lilis mulyati
dan smoga stlah han sembuh si eida GK akan incar Gista Krna dia jga bntuin han.jngan smpe nasib gista SMA ayahnya.aq ykin stlah han sembuh dia akan mncri tau smua dat pribadi Gista dan akan melindungi Gista nantinya
Heni Mulyani
lanjut
dewi rofiqoh
Seru banget!....
Lanjuut
marie_shitie💤💤
Alhamdulillah ad hasil dari acara detective km
marie_shitie💤💤
lebih baik bicara biar Han bisa menilai bahwa seseorang yg disamping dia itu g ad yg tulus seratus persen
marie_shitie💤💤
ternyata Alex sudah tau klo eida dapet hadiah y???
marie_shitie💤💤
boleh bgt
marie_shitie💤💤
km mau ttp ad penghasilan klo di tawarin JD nyonya Han mau h
marie_shitie💤💤
hihi kyk ad yg ngambek
marie_shitie💤💤
Ini serius ad irigasi ka?
Dewi Kasinji
sebenernya kalo ada org pintar macan si ei tuch tapi minim attitude , sayang banget Lo ya
marie_shitie💤💤
miris bgt sih hidup lu g pernah puas sama ap yg di dapat
marie_shitie💤💤
kamu akan merasakan akibat perbuatan mu eida
marie_shitie💤💤
berharap JD pemimpin tapi mengabaikan kewajiban sebagai dokter
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!