seorang gadis yang berusia 19 tahun terpaksa menjadi pengantin pengganti demi membalas Budi. tumbuh tanpa kedua orang tua dan sering di tindas oleh tante dan juga anak tantenya. membuat Aara tumbuh menjadi gadis yang tahan banting dan tangguh.
Author mau kasih tau ya. di Novel ini. ada dua cerita di dalamnya. Satu berada di ke 118 bab dengan Judul PELANGI SETELAH HUJAN. (genrenya pernikahan kilat) kisah (Bima & Ayuna)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 21
Tidak berapa lama Ray juga tiba
di toko untuk menjemput istrinya.
"Kau sendiri sayang..."tanya Ray karna tidak melihat Aara
"Ya mas. Aara baru saja pergi."Elina mencium punggung tangan suaminya.
"Ya sudah, mari kita pulang sayang. Rifal sudah menunggu kita di rumah" Ajak Ray mengambil Tas istrinya lalu menuntun istrinya keluar dari toko. Ray memang sangat menyayangi istrinya Elina.
,,,,,,,
Di jalan Aara mendengar Azan. Aara memarkir mobil embak Elina di salah satu masjid lalu turun dari mobil dan masuk ke dalam masjid untuk solat.
Beberapa minit Aara sudah siap solat dan langsung mengendarai mobil Elina ke Mension mertuanya.
Saat tiba di mension Ayah Aggam. Aara langsung melangkah naik ke atas dan masuk ke dalam kamar Aggam.
Cklekkk
Aara membuka pintu dan yang pertama dia lihat adalah Aggam yang duduk di sofa melihatnya dengan pandangan yang mengerikan.
Aara menutup pintu kamar dan masih berdiri di dekat pintu kamar Aggam. Aara tidak berani melangkah dari tempatnya berdiri saat ini. karna melihat Aura suaminya yang sangat mencengkam
" Mobil siapa yang kau bawa... dan pukul berapa sekarang" tanya Aggam dengan suara dingin yang mencengkam
Glek!
Ini sebabnya aku tidak ingin tadi membawa mobil embak Elina.batin Aara menelan salivanya dengan susah payah.
"Ma maaf aku telat.. tadi aku mampir sebentar di masjid untuk solat. " Kata Aara gugup
" Terus mobil siapa yang kau bawa" ulang Aggam mengintrogasi Aara
" Itu mobil embak Elina... pemilik toko bunga tempat ku bekerja."
Aggam berdiri dari duduknya perlahan melangkah mendekati Aara. yang membuat Aara was was..
" Siapa yang mengizinkan mu pergi ke tempat lain selain dari toko tempatmu bekerja" tanya Aggam yang sudah berdiri tepat di hadapan Aara
Aara diam tidak berani menjawab Aggam. dan menggerakkan sedikit kakinya menjauhi Aggam.
Aggam menolak kasar tubuh Aara ke pintu yang tertutup lalu kembali mencekik Aara dengan kuat.
"Arkhh" Teriak Aara memegang tangan kekar Aggam yang mencekiknya.
"Sudah ku katakan, di sini itu ada aturannya... kau jangan sesuka hatimu saja." marah Aggam tidak peduli Aara yang kesakitan.
"Jangan sampai besok besok kau hamil... karna kau sering bersama pria tadi itu. aku akan membunuhmu" bengis Aggam
Aara menggeleng membantah tuduhan Aggam padanya.
"Cih.! " sinis Aggam" sini kau" melepas leher Aara lalu menariknya dengan kasar masuk ke dalam kamar mandi.
Menolak tubuh Aara ke bawa shower lalu menghidupkan shower. dan memandikan Aara.
"Apa yang kau lakukan" kata Aara mulai menangis karna Aggam mencengkram lengannya dengan kuat.
"Bukannya kau baru saja keluar bersama laki laki lain hah..! aku hanya membersihkan tubuh mu untuk menghilangkan bekas pria itu dari tubuhmu.".
Mendengar tuduhan Aggam. Aara langsung menolak tubuh Aggam dengan kasar. dia benar-benar tidak tahan lagi dengan tindakan Aggam yang sangat keterlaluan
" Kau fikir aku seperti dirimu.!!! seperti pelacurmu yang menjijikkan itu.!!!" Teriak Aara pada Aggam.
Plakkkkkk
Aggam menampar wajah Aara dengan keras membuat bibir Aara kembali pecah dan mengeluarkan darah segar lebih banyak dari sebelumnya Aggam menampar Aara di villa.
"Kau dengar sini perempuan sialan... jangan sekali kali kau menghina kekasihku. kau yang hadir menjadi orang ke tiga di antara aku dan Rossa... sampai kapanpun, kau hanya akan menderita berada di dekatku dalam pernikahan ini" kata Aggam geram mendengar ucapan Aara. Aggam memegang kedua pipi Aara di balik cadarnya dengan satu tangan dan menekannya dengan kuat. membuat Aara benar benar kesakitan.
"Jadi kenapa kau tidak ceraikan saja aku... kau hanya menyiksa ku seperti ini... lepas kan saja aku..." lirih Aara yang sudah kesakitan dan kedinginan sambil menangis.
Maafkan aku sang pengatur. aku tahu kau sangat memurkai wanita yang meminta cerai pada suaminya,tapi apa lah arti sebuah rumah tangga yang dari awal sudah hancur seperti ini tuhan.sambung Aara dalam hati.