" aku takut untuk kembali patah setelah jatuh hati " ---
Ziva gadis cantik yang batal menikah karena suatu hal yang tak jelas. Lelaki yang ia percaya itu pergi meninggakkan dirinya sebelum hari pernikahan mereka dilangsungkan. menghancurkan segala mimpi setelah sekian lama di bangun bersama. Segala kesakitan itu membuat ziva sulit untuk kembali menjalin hubungan yang baru . Hingga kehadiran seorang lelaki aneh yang memberi warna baru dalam hidupnya. Namun banyak rahasia yang tersembunyi di balik kemunculannya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Riski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tumbuh
Langkah kakinya tergesa-gesa ketika merasa ada seseorang yang tengah mengikutinya . Ini pertama kali ia berjalan sendiri di malam hari . Entah kenapa ia tidak langsung pulang setelah dari kampus .
Kedua lutut ziva terasa bergetar , ia takut sekali jika seseorang menarik tangannya secara tiba tiba .
" Hai.. " seorang mengalungkan tangannya memeluk pundak ziva .
" Awww.. " rintih Gabriel ketika ziva berhasil menghajarnya dengan siku runcingnya itu.
" B-biel.. " ziva menoleh kearah suara yang merintih. Yap , Gabriel sedang meringis memegang perutnya.
" Maaf.. " ucapnya yang sudah menghentikan langkah dan memegang perut Gabriel yang berlapis baju. Ia sadar itu pasti sangat sakit. Karena ia mengeluarkan seluruh tenaganya.
" Ternyata kamu galak juga ya " ucapnya di iringi kekehan pelan.
" Kamu mengagetkan aku Gabriel , aku sudah ketakutan " ziva melirik jalanan yang cukup sepi dan gelap.
" Kenapa kamu berjalan sendirian? Ini sangat berbahaya ziva "
Ziva menunduk , ia sebenarnya hanya ingin menikmati kota London . Tapi ternyata ia sampai lupa waktu.
" Aku duduk di taman sejak sore hari dan entah mengapa aku sangat bahagia . " ia menampilkan sebuah senyuman manis .
Gabriel terpaku , sejak pertama bertemu wanita ini ia sudah menaruh hati .Senyuman itu seolah memberinya energi yang luar biasa . Ia benar benar ingin memiliki wanita di hadapannya ini. Meski ziva tidak begitu merespon perasaannya.
" Ya sudah , mari pulang " ucap Gabriel menarik tangan ziva . Namun wanita cantik itu menggeleng , ia sama sekali tak bergerak dari tempatnya.
Gabriel menautkan alisnya , wanita ini bertingkah layaknya anak kecil . Begitu menggemaskan .
" Aku masih ingin berjalan jalan." Ia menampilkan deretan gigi behelnya saat tersenyum lebar . Matanya berkedip kedip seperti tengah memohon . Siapa yang tak luluh jika sudah begini.
Gabriel mengerti sekarang , belakangan ini ia dan azima terlalu sibuk urusan masing masing . Sedangkan ziva memang tidak satu kampus dengan mereka . Jadi tak banyak waktu bersama . Intinya Wanita ini kesepian , ia butuh teman untuk sekedar membawanya bermain.
" baiklah , aku akan mengajakmu melihat London lebih jelas . Kau pasti senang " Gabriel menatap dua bola mata itu. Mata dan senyuman indah yang berhasil membuatnya candu.
" Yeayyy ... Thank you Gabriel " tanpa sengaja , wanita mungil itu memeluk Gabriel erat .
" Degh!! " Jantung Gabriel lagi lagi berdegup sangat hebat . Hanya karena sentuhan wanita ini pada dirinya. Ia merasakan aliran darahnya berdesir hebat .
Bisa kah pelukan ini lebih lama. Pikirnya.

Gabriel dan Ziva berdiri dekat dengan London Eye . Ziva sedari tadi tidak mengerjapkan matanya melihat benda di hadapannya. seperti komedi putar raksasa dengan lampu warna warni yang menyala indah .
3 bulan berada disini , ziva memang baru mendatangi tempat ini . Wajar saja , ia sibuk kuliah dan tak memiliki banyak waktu. Lagi pula tak ada teman yang mau di ajak . Bukan tak ada , tapi ziva tak ingin pergi dengan sembarang orang . Ia sebenarnya memang membatasi pertemanannya. Mengingat London termasuk kota dengan pergaulan yang cukup bebas .
" Yuk naik, aku udah pesen tiketnya " Gabriel menarik tangan ziva mendekati tempat untuk memasuki London Eye . Tanpa di sadari ziva tersenyum ketika tangan itu terus menggenggam.
" Kenapa denganku? " Ucapnya dalam hati .
Mereka kini telah berada di dalam London eye yang tengah bergerak dengan kecepatan 0,26 perdetik . hanya berdua di dalam ruang tersebut. Ziva terus saja mengamati kota London di malam hari , sangat sangat indah .
Hingga bola mata ziva dan Gabriel bertemu di tengah London eye yang terus bergerak . Lelaki itu masih menggenggam tangan ziva erat . Gabriel malah mendekati wajahnya pada ziva .
Nafasnya memburu , ia merasakan bau mint pada mulut lelaki itu .
" Cup.. " sebuah kecupan hangat telah mendarat sempurna pada bibir ranum ziva . Wanita itu cukup tersentak dengan perbuatan Gabriel . Membelalakkan matanya menatap lelaki itu . Namun ziva tak langsung menjauhkan dirinya . Gabriel malah memegang tengkuknya dan melumat bibirnya ziva .
Betapa kagetnya Gabriel ketika ziva mulai merespon ciuman itu . Mengalungkan tangannya pada leher Gabriel . Mereka hampir lupa waktu , hingga buru buru menyudahinya karena London eye akan segera berhenti.
Ziva memalingkan wajahnya karena malu , tak seharusnya ia melakukan itu pada Gabriel . Ia tahu azima menyukai lelaki ini , tapi ada apa dengannya . Ia sama sekali tak bisa menolak Gabriel . Dan lagi ia tak ingin membuka hati terlalu cepat mengingat luka lamanya belum benar sembuh dan mengering.
" Ziv.. " Gabriel memegang tangan ziva , ia melihat ziva menangis . Gabriel mengusap air matanya lembut.
" Maafkan aku ziva tapi aku sungguh mencintaimu.. " ucapan itu semakin membuat ziva terisak kuat . Ia menggeleng cepat.
" Gak mungkin Gabriel , ini salah . kamu baru mengenalku . Kamu bahkan sudah mengenal azima bertahun tahun , mana mungkin perasaan itu tumbuh untukku dan tidak ada pada azima " ia memandang Gabriel dengan liquid beningnya .
" Aku hanya menganggap azima sebagai sahabatku , tidak lebih . Aku benar benar jatuh hati dengan mata dan senyummu ziva sejak pertama kali melihatmu" ia mengelus pipi Gabriel .
Lagi lagi ziva menggeleng cepat .
" Aku sudah terlalu takut untuk jatuh cinta Gabriel. Pengkhianatan yang di lakukan mantan kekasihku sangat membuat aku hancur . " Ia kembali terisak , setelah cukup lama untuk tidak membuka lembar cerita lamanya.
" Ziva , aku tidak pernah seyakin ini dengan wanita . Bahkan saat aku mengenal azima bertahun tahun , rasanya beda saat aku menatapmu ."
" Dulu aku sempat berpikir bahwa sebuah ikatan hanya akan menyusahkan aku . Dari banyak wanita yang pernah ku dekati , tak satupun aku jadikan kekasih .
Tapi entah mengapa saat kau hadir , aku ingin kau menjadi milikku.bahkan menikah denganmu saat ini aku siap " Lanjutnya terus terang .
Ya , Gabriel sempat tak mempercayai sebuah ikatan . Mengingat sejak kecil ia selalu di kekang . Membuatnya ingin bebas terbang sesukanya . Namun kali ini berbeda , Gabriel sangat menginginkan ziva . Ia cemburu jika ada lelaki yang bahkan hanya menyentuh tangannya .
Tapi ia sadar jika dirinya tak memiliki hak dalam hidup wanita itu.
" Kau tidak lagi ingin membuat aku menjadi mangsamu kan Gabriel ? " Suara itu terasa berat . Ziva menatap sorot mata itu . Tak seperti sedang bermain . Ia benar benar tulus .
" Aku akan membuatmu percaya , jika aku benar mencintai kamu ziva. Aku berjanji untuk tidak mengecewakan kamu , karena aku tidak pernah bermain main pada setiap ucapanku. " menggenggam tangannya .
" Buktikan"