Evelyn gabriella Wijaya mau tak mau harus menuruti kemauan sang ayah, untuk menikah dengan CEO menggantikan posisi kakak tirinya Aurelia Calista maharani.
Matthew Alexandros louis pria berusia 30 tahun yang kini masih melajang menawarkan untuk menikahi salah satu anak dari lelaki tua yang ingin menyelamatkan perusahaannya diambang kebangkrutan.
Andreas nikolas Wijaya tidak memiliki cara lain untuk menyelamatkan perusahaan yang sedari dulu ia kembangkan kini mulai runtuh, jalan satu satunya ia harus menerima tawaran Matthew sang CEO tampan.
Apakah andreas akan menyerahkan salah satu putrinya?
Bagaimana kelanjutan ceritanya?, yuk ikuti cerita novel sekarang dan nikmati alurnya, jangan lupa like kome dan vote ya💋❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oliv88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 22
“Anton apakah menurutmu semua wanita itu sama?” tanya matthe secara tiba tiba
“Tidak semuanya seperti apa yang anda fikirkan boss, beberapa wanita yang kita temui mungkin betina liar dan murahan, namun ada beberapa dari mereka juga Wanita luar biasa, tak perlu jauh jauh ibu saya adalah wanita terbaik, begitupun dengan ibu anda wanita yang sangat luar biasa, jadi tidak semua Wanita itu rendahan seperti yang ada dalam pikiran anda boss” Ucap Antonio panjang lebar
“Aku tau boss anda tidak mau mengakui perasaan anda karna masih ada trauma yang membekas dihati anda, semoga nona evelyn bisa menghilangkan trauma itu” batinnya Antonio
“Baiklah bereskan ruangan ini, aku sudah mentransfer bonus untuk mu bulan ini” ucap matthew bangkit dari duduknya
“Tunggu bos, tangan anda yang satu lagi belum selesai diobati dan dibalut” ucap Antonio
“Soal ini biar evelyn yang mengurusnya” matthew pun melangkahkan kakinya meninggalkan ruang kerjanya yang masih berantakan akibat ulahnya sendiri
Setelah sang boss keluar Antonio memerintahkan beberapa pelayan untuk membereskan kekacauan yang terjadi akibat sang atasan, setelah semuanya sudah beres dia pun Kembali kekamarnya
Sementara seseorang gadis yang berada didalam kamar itu sedang gelisah dengan mata sembabnya akibat nangis karna kejadian yang tidak pernah ia lalui, evelyn bergeser kekanan dan kekiri mencoba untuk tidur tapi tetap tidak bisa
“Dia sudah menciumku 3 kali hari ini, ada apa dengannya hari ini, bahkan dia hampir saja merenggut kesucianku, dan tiba tiba menyudahinya sendiri dan langsung keluar dari sini tanpa berbicara apapun bahkan tidak meminta maaf padaku” ucap evelyn menatap langit langit kamar itu
Setelah sudah Lelah menangis tadi evelyn pun Kembali teringat akan dirinya yang ingin meminta izin untuk Kembali bekerja, tapi bagaimana dia bicara dengan matthew, semakin rumit kalau seperti ini
“Aaakkhhh rasanya kepalaku ingin pecah, belum lagi besok aku harus menghadapi reina dan menjelaskan Kembali soal vera, ada saja yang membuatku harus jadi pembohong handal, padahal selama ini aku selalu jujur kepada reina, kau sudah benar benar mengacaukan hidupku tuan” ucap evelyn
“Lagian gunanya perjanjian itu apa jika dia sendiri yang sudah melanggarnya, aku tidak akan membiarkan dia menyentuhku lagi, akan kurebus dia hidup hidup, ahhh tapi sayangnya pikiran itu tidak akan terwujud, dia mendekat saja jantungku sudah hampir copot” ucapnya Kembali
Saat lagi asik bicara sendiri tiba tiba pintu kamar dibuka, matthew masuk melangkah sambil memegang tangannya yang masih terluka yang belum dikasi obat apapun
Antonio sudah ingin memberikan obat dan membalutnya tapi matthew mencegahnya
“Ada apa dengan tangannya?, yang satu diperban, dan yang satu lagi juga terluka tapi tidak ada perban, apa yang terjadi padanya, apa dia berkelahi?, tapi dengan siapa” batin evelyn yang duduk ditepi Kasur saat melihat kondisi matthew
“Apa hanya dengan kau melihatnya maka tanganku sembuh dengan sendirinya?” ucap matthew ketus
“Haa i-iya tuan sebentar aku ambilkan kotak obat” ucap evelyn beranjak dari Kasur menuju kotak obat
Evelyn meraih kotak obat dan berjalan kearah matthew, meletakkan kotak obat disamping matthew, dan Kembali mengambil baskom berisi air hangat untuk mencuci tangan matthew terlebih dahulu sebelum diberi obat
Evelyn meraih tangan matthew saat pria itu mempersilahkan evelyn melakukan apapun pada tangannya, evelyn pun mencuci tangan matthew lalu mengeringkannya dengan handuk kering
"Cantik" batin matthew terus memandangi evelyn
“Akhhh!! Pelan-pelan evelyn ini sangat perih” ucap matthew padahal itu sama sekali tidak sakit, dia hanya mencari perhatian saja
“Aduhh maaf tuan soalnya ini masih ada beling kecil, anda habis melakukan apasih sampai bisa begini” ucap evelyn penasaran
“Jangan banyak bertanya, cepatlah aku ingin tidur” ucap matthew
“Sudah selesai tuan, tidurlah aku bereskan ini dulu” ucap evelyn bangkit membawa baskom tadi
Setelah selesai membereskan benda benda itu dan meletakkannya ketempat semula, evelyn melangkah menuju Kasur dan mulai berbaring, evelyn melihat matthew yang sudah tertidur dan melihat pria itu sangat tampan hanya saja kekurangannya adalah mulutnya yang selalu ketus pada evelyn
“Sepertinya besok saja aku coba bicara dengannya, semoga dia mengizinkan aku” batin evelyn yang sudah mulai menutup matanya
Malam yang indah, matthew berbalik menatap wajah evelyn setiap inci, sungguh sempurna batinnya, ia pun menarik tubuh evelyn hingga jatuh kepelukannya, tidak ada penolakan dari evelyn karna gadis itu sudah tertidur, kedua insan menemuii mimpi mereka masih masing
***
“Evelyn Gabriella Wijaya nama yang indah seperti parasnya, sangat susah menarik perhatianmu, susah payah aku mencoba menarik perhatianmu tapi kenapa hanya tatapan biasa yang kudapatkan, dan sampai kapan aku terus berjuang sendiri untuk mendapatkanmu, aku pastikan kau akan menjadi milikku evelyn apapun caranya akan kuhadapi” ucap seseorang menatap selembar foto Wanita dengan wajah cantiknya
......................