NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Super Jenius Kultivasi 2

Reinkarnasi Super Jenius Kultivasi 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:241k
Nilai: 4.9
Nama Author: Soccer@

Satu tahun telah berlalu, banyak hal yang terjadi. Namun Chen Xuan, pangeran sampah dari Istana Raja Chen telah bangkit menjadi praktisi terkuat di usia 18 tahun. Mengguncang Benua Timur dengan Pedang Penguasa Naga Hitam. Menghancurkan Faksi Laut Biru dan mempermalukan mantan tunangannya yang telah menghina ibunya.

Tapi meski demikian, setelah semua itu berakhir. Chen Xuan masih harus terus maju. Membuka rahasia besar tentang masa lalu dan masa mendatang, memenuhi janjinya kepada Ling Xia, serta mencari keberadaan ibunya.

Namun di saat janji begitu penting, Chen Xuan sekali lagi di hadapkan dengan pilihan sulit antara melindungi anaknya yang akan lahir atau terus maju dengan hati dingin ke arah takdir yang di tentukan!!.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33 ~ ULAR IBLIS GURUN!

Mendengar perkataan wanita itu, Chen Xuan menyipitkan mata, matanya berkilatkan kemarahan yang mendalam. Tangan yang mencengkram gagang pisau mengeras, jari-jarinya bergetar karena tekanan emosi yang tak terkontrol.

Lu Xia! Kekasih di kehidupan sebelumnya yang mengkhianati cintanya dengan kejam. Wanita itu membunuhnya tanpa alasan yang jelas, meninggalkannya sekarat di puncak gunung yang terisolasi dan sunyi. Chen Xuan masih teringat dengan jelas bagaimana Lu Xia menusuk jantungnya dengan pisau beracun pada saat dia sedang berada dalam kondisi genting, menuju puncak kekuatan dan terobosan ke ranah legendaris. Rasa sakit dan kekecewaan itu masih terukir dalam ingatannya.

Kelahiran keduanya dan semangat juang yang tak pernah padam selama ini, semua hanya untuk satu tujuan tunggal: membunuh Lu Xia dan membalas dendam atas pengkhianatan dan kematian yang dialaminya di masa lalu.

Sekarang Lu Xia berdiri tepat di hadapannya, membuat Chen Xuan terbakar amarah dan dendam. Dia tidak sabar untuk menghancurkan tubuhnya menjadi serpihan, membalas pengkhianatan dan kematian yang dialaminya.

Melihat niat membunuh yang membara di mata Chen Xuan, Lu Xia menghela nafas panjang dan dengan tenangnya berkata, "Aku tahu apa yang tersembunyi di balik tatapanmu. Kamu ingin membunuhku, bukan?"

"Jika aku tidak terluka, pisau ini sudah lama menancap di lehermu!" Chen Xuan mengucapkan kata-kata itu dengan suara dingin dan penuh kebencian.

Lu Xia menggelengkan kepala dengan senyum hangat. "Bahkan dalam keadaan sehat, kamu tidak akan membunuhku!"

Chen Xuan tertawa dingin. "Aku bertahan hidup hanya untuk satu tujuan: membunuhmu. Mengapa aku tidak akan melakukannya?"

Lu Xia tersenyum percaya diri. "Aku mengenalmu, Chen Xuan. Kamu tidak akan membunuh orang tak bersalah. Itulah yang membuatku yakin kamu tidak akan membunuhku."

 Chen Xuan mengerutkan kening, matanya menyala marah. Ujung pisau yang berkilauan dingin semakin mendekati leher Lu Xia. "Apa maksudmu?" tanyanya dengan suara yang membekukan.

"Aku akan menjelaskannya nanti," kata Lu Xia seraya bangun dan duduk di kursi kereta, "Tapi sekarang, sembuhkan dulu lukamu. Baru kita bisa berbicara."

Chen Xuan mengerutkan kening, menatap Lu Xia dengan pandangan penuh keheranan dan keraguan. Semuanya terasa tidak biasa dan menyimpang dari ekspektasinya. Lu Xia terlalu tenang dan santai, tidak seperti saat pertemuan terakhir mereka di puncak gunung yang penuh ketegangan. Dia juga tahu bahwa Lu Xia memberinya Pil Penyembuh yang ajaib, yang membuatnya sadar lebih cepat dari yang diperkirakan. Sikap Lu Xia sekarang sangat berbeda, membuatnya penasaran dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.

Chen Xuan mengusir keraguan tersebut dan fokus pada keadaannya. Dia harus menyembuhkan luka-lukanya terlebih dahulu. Kehadiran Lu Xia yang sangat berbahaya di hadapannya membuatnya menyadari bahwa dia harus siap menghadapi ancaman kapan saja.

Dengan tekad itu, Chen Xuan bangkit dan duduk bersila, memasuki posisi meditasi. Kedua tangannya bersatu, membentuk segel khusus untuk membangkitkan energi internal. Saat itu, cahaya biru muncul di sekitarnya, berputar-putar mengelilinginya dan meresap ke dalam tubuhnya, menyembuhkan luka-luka internalnya dengan cepat dan efektif.

Lu Xia duduk dengan tenang, wajahnya tertutup kain putih yang misterius. Matanya tetap fokus pada Chen Xuan, dengan senyum tipis yang tersembunyi di balik kain, menimbulkan kesan elegan dan misterius.

Suasana kereta tiba-tiba menjadi sunyi, keheningan menyelimuti setiap sudutnya.

Perjalanan mereka berlanjut tanpa henti, hingga akhirnya kelompok itu memasuki area padang gurun yang luas dan tandus. Di sekitar mereka, tebing-tebing curam menjulang tinggi, membentuk perbatasan alam yang mengesankan. Bekas-bekas reruntuhan batu berserakan di mana-mana, menciptakan pemandangan yang dramatis dan sunyi. Udara gurun yang panas dan kering membalut semua, menambah kesan kekerasan dan kekuatan alam.

Bos Zu, yang berjalan di barisan terdepan, tiba-tiba mengangkat tangan dan berteriak dengan suara keras, "Berhenti!"

Seketikanya, barisan tentara bayaran dan kurir yang mengendarai kereta berhenti serentak. Ji Hao, dengan wajahnya yang licik, memacu kudanya untuk mendekati Bos Zu di barisan terdepan, penasaran akan apa yang terjadi.

Ji Hao dengan rasa penasaran, bertanya, "Zu Tong, apa yang terjadi?"

Bos Zu menatap ke depan dengan ekspresi serius, "Kita telah memasuki Wilayah Terlarang Ular Iblis Gurun!"

"Ular Iblis Gurun!" Ji Hao terkejut, matanya meluas. Di belakangnya, dua puluh tentara bayaran saling menatap dengan ekspresi ketakutan dan kecemasan.

Ular Iblis Gurun! Nama itu begitu terkenal dan menimbulkan rasa takut di kalangan praktisi manusia di Benua Barat. Gurun pasir ini merupakan medan pembantaian, di mana hanya sedikit praktisi yang berhasil selamat setelah berhadapan dengan makhluk mengerikan itu. Di padang pasir yang luas dan tak berujung ini, Ular Iblis Gurun merupakan penguasa tunggal yang tidak terbantahkan.

Ji Hao menatap Bos Zu dengan wajah penuh kekhawatiran, "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Bos Zu menggelengkan kepala. "Kita tidak punya pilihan lain. Mengambil jalan memutar akan memakan waktu lama dan sumber daya kita sudah sangat terbatas."

"Ular Iblis Gurun terkenal rakus dan serakah," kata Bos Zu. "Mungkin kita bisa lolos jika menawarkan sejumlah besar koin kepadanya."

"Ya, ini bisa di lakukan," kata Ji Hao sambil mengangguk. Dua puluh tentara bayaran lainnya juga mengangguk setuju, menunjukkan persetujuan mereka.

Kelompok itu melanjutkan perjalanan dengan hati-hati, memasuki area terlarang Ular Ibis Gurun. Mereka bergerak perlahan-lahan, mata mereka menjelajahi sekitar, waspada terhadap bahaya yang mungkin mengintai.

Perjalanan berjalan mulus tanpa hambatan. Satu jam berlalu tanpa tanda-tanda kemunculan Ular Iblis Gurun, membuat wajah para tentara bayaran terlihat lebih santai dan lega.

Tak lama kemudian, siluet hutan lebat muncul di cakrawala, menandai ujung dari padang gurun pasir yang tak berujung. Semua tentara bayaran tidak dapat menyembunyikan kegembiraan mereka, senyum melebar di wajah-wajah yang tadinya tegang.

Namun, kegembiraan itu tidak berlangsung lama. Senyum di wajah Bos Zu, Ji Hao, dan para tentara bayaran menghilang seketika, digantikan oleh ekspresi teror yang mengerikan.

Di depan mata para tentara bayaran, ratusan pusaran pasir tiba-tiba muncul bersamaan. Dari dalam pusaran tersebut, muncul makhluk-makhluk mengerikan dengan cepat. Mereka memiliki kepala ular dengan mata merah menyala, tubuh humanoid yang diselimuti sisik hitam-hijau kasar, serta ekor panjang yang menggoyangkan tubuh. Suara mendesis keras terdengar dari mulut mereka, memicu kengerian yang mendalam dan menghela napas para tentara.

Melihat makhluk-makhluk tersebut, Bos Zu menghela napas dalam-dalam. "Itu... Suku Ular Iblis Gurun!" ujarnya dengan suara terkejut dan ngeri.

Pada saat itu, Ular Iblis Gurun yang berdiri di depan kelompok itu menatap mereka dengan mata dingin. Suaranya yang menakutkan bergema, "Manusia, tidakkah kalian tahu bahwa wilayah ini adalah wilayah suci Suku Ular Iblis Gurun?"

1
ario untoro
terlalu bertele kebanyakan narasi melebih lebihkan dari pada inti cerita nya
kas
next
Puat Mames
Luar biasa
Pembaca Modal Pulsa
up up
A 170 RI
tks thor sdh semangat kembali
A 170 RI
nah gitu thor semangat penulis..
Pembaca Modal Pulsa
semangat thor 💪
Pembaca Modal Pulsa
hebat
Wildan Hamdani
apakah chen udah akan mencapai puncak...??? tgg kelanjutannya...!!
Mas Boy
up, makasih Thor....
Desti Sania
terima kasih Thor
Anonymous
Ok, mantap.
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Makasih thor 😊 semangaat /Determined/
Don Puspoyo
BAN 47 di tunggu Thor ya, tq 💪👍
Didi h Suawa
lanjut
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
😄 Kasian banyak permpuan yg potek hatina
Didi h Suawa
lebih seru,
Suaib Pasang
semoga author sehat selalu dan diberikan pemikiran brillian dalam bekerja.
brandal1204
semangat Thor...sehat slalu...kami siap mendukung.../Good//Good//Good/
Suaib Pasang
cobalah bahasa ngga usah pakai bahasa gaul jaman sekarang..karna ceritanya jaman sebelum masehi..hehehehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!