"Jodoh putriku ada diantara kedua putramu." Itu kalimat terakhir yang dikatakan Verharg kepada Johan sebelum meninggal.
Leah Gracella, setelah kematian kedua orang tuanya ia diangkat menjadi bagian dari keluarga bangsawan Royce. Johan meyakini apa yang dikatakan Verharg, sehingga setelah Leah dewasa ia menjodohkan nya dengan putra sulung yaitu Austin Royce.
Johan sudah yakin pilihannya tepat. Namun tanpa sepengetahuannya suatu hal besar telah terjadi, Leah terlibat one night stand dan diam-diam tengah mengandung anak dari putra kedua Johan yaitu Alister Royce.
Lalu siapakah jodoh yang tepat untuk Leah? Austin atau Alister?..
.
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7
"Heukk!.." Leah menahan tubuhnya yang sedang dipasangkan korset khusus bangsawan. Pelayan utusan Lady Belly selalu datang untuk membantu mengenakannya, tali-tali itu ditahan dengan cukup kencang sebelum akhirnya diikat.
Leah menatap dirinya pada cermin besar. "Apa ini ukuran yang dijadikan target?." Rasanya sangat sesak sekali, pinggang ramping Leah semakin kecil saja.
"Benar, jangan dikurangi apalagi dilepaskan nona. Kau harus siap dengan segala aturan yang ada untuk menjadi seorang lady yang sempurna." Timpal pelayan yang amat patuh pada Belly itu.
Maria mengerutkan keningnya karena ia kurang setuju. Akibat ketatnya korset yang menekan tubuh Leah, belahan dadanya menyembul hampir keluar.
"Hari pertunangan masih lama, tak seharusnya Leah mengenakan ukuran korset sesuai target. Itu menyiksanya." Ujar Maria. Ia akan setuju jika korset nya sedikit lebih longgar. Ini diet ketat dan sangat menyiksa.
"Bagaimana ya bi, kita juga menjalankan perintah lady Belly jadi bekerjasama lah. Lagian non Leah juga sudah setuju." Balas mereka.
Leah menghela nafas panjang. "Iya sudahlah jangan khawatir aku juga tahu apa yang harus dilakukan."
"Baik nona, setiap pagi kami akan datang ke sini untuk membantu memasangkan nya." Timpal pelayan Belly yang bernama Jane. "Ah iya ini buah anggur nya nona."
Leah tersenyum hambar, benar saja anggur itu hanya 15 butir tidak kurang tidak lebih. Sepertinya porsi makan Leah jika disamakan dengan kambing lebih banyak kambing.
"Apa yang kupikirkan!." Leah menepis pikirannya.
"Iya, sudah ku bilang jangan khawatir." Ucap Leah.
"Baik nona, kami permisi."
Mereka pun berlalu pergi dan kembali ke mansion.
Bibi Maria menghela nafas berat dan duduk di hadapan Leah. "Jangan hanya 15 butir, makanlah sesuatu yang lain. Nyonya Belly juga tidak akan tahu."
"Yang benar saja harus turun 10 kilo!." Protes Maria.
Tubuh Leah sudah ideal, ia tinggi semampai dengan lekukan tubuh yang indah dipandang. Tidak gendut apalagi kurus, wanita itu tumbuh dengan body sexy yang jarang dimiliki wanita luar dan ini tubuh idaman.
"Sudahlah bi jangan khawatir, aku tak akan berlebihan."
"Tidak berlebihan apanya Leah? nanti kau mau kurus kering seperti lidi?." Bibi tetap tak setuju tapi ia bingung harus bagaimana juga. "Kenapa dia memberlakukan ini padamu, padahal harusnya tidak."
Leah tak bisa menjawab apa-apa, karena ini aturannya.
"Berhentilah jika tubuhmu berontak." Ucap bibi. "Pentingkan kesehatan."
"Iya."
Sudah dua hari Leah mulai mengikuti aturan, ia tak mau Maria khawatir sehingga apapun yang dirasa akan ia pendam sendiri. Ini tanggung jawab Leah untuk balas budi pada keluarga Royce.
Mendapati kabar dari Chris bahwa Alister sedang tidak ada di kediaman, Leah berniat akan menemuinya setelah nanti mereka pulang. Saat ini Leah akan berkunjung ke restoran yang dikelolanya.
"Baiklah hati-hati ya." Ujar Maria.
"Iya bi."
Leah berlalu dengan mobilnya. Sepanjang perjalanan banyak sekali yang ia pikirkan. Kira-kira apa alasan Alister memanggilnya untuk datang ke kediaman pribadi? Austin pasti sudah bicara kepadanya.
"Tidak mungkin kan dia marah karena aku melapor?."
Leah seketika panik. "Jika iya, mati aku."
"Semoga saja ini karena dia setuju menerima negosiasi perdamaian."
Sesampainya di restoran, para karyawan menyapa Leah. Terlihat di sana ramai pengunjung, melihat itu Leah tersenyum. Ini impiannya dari kecil dan sekarang terwujud.
"Apa ada yang kurang?." Tanya Leah menemui bagian dapur.
"Tidak bu, berkat anda semuanya terkelola dengan baik." Balas chef Arnold mengangkat jempolnya.
Leah terkekeh. "Lanjutkan ya."
"Tentu."
Leah menyentuh perutnya yang meronta, berada di dapur dengan aroma masakan enak membuatnya cukup menderita.
"Apa mau dibuatkan sesuatu bu?." Tanya seorang karyawan yang lain. Ia sadar saat Leah menyentuh perutnya.
"Ah tak usah, tadi sudah makan kok." Bohong Leah. "Ini mules saja."
"Baiklah."
Leah melangkah pindah ke tempat lain, akan kacau pikirnya jika ia terus berada di dapur. Wanita itu mengecek bagian persediaan dan kasir. Leah benar-benar senang akan bisnis yang satu ini.
Tak terasa malam pun tiba, Leah sampai di rumah. Ia keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri, korset itu dikenakannya kembali. Walaupun ini cukup menyiksa tapi Leah harus terbiasa.
"Ah lapar sekali."
Terlihat masih tersisa 4 butir buah anggur, Leah langsung memakannya. Ini cukup mengganjal.
Mengingat malam ini ia harus menemui Alister, Leah terperanjat karena telat beberapa menit. Ia yang sudah mengenakan piyama tak sempat ganti baju, Leah hanya mengambil outer untuk menutupi bagian atasnya.
Kediaman pribadi Alister terasa sangat dekat posisinya dengan rumah Leah, berbeda dengan mansion utama yang cukup jauh di depan.
Kaki jenjang Leah menyusuri jalan setapak yang dikelilingi bunga-bunga, hingga pada akhirnya ia berada di depan kediaman pribadi Alister. Lampunya menyala sudah dipastikan orangnya ada.
Leah membuka pagar dan masuk ke dalam, terlihat di teras depan Han dan Chris sedang bermain kartu.
"Ah Leah!." Sapa Chris.
Han menoleh.
Wanita itu cukup canggung tapi Leah harus menyelesaikan ini demi ketua Jay aman dan negosiasi perdamaian lancar dengan baik. "Aku datang untuk menemui direktur Ali. Apa dia ada?."
"Tentu saja, dari sini lurus nanti belok kanan. Tuan Alister ada di halaman samping dekat kolam renang." Jawab Han.
"Terimakasih."
"Silahkan."
Leah melangkah menuju tempat yang dituju sesuai arahan sekretaris Han, samar-samar terdengar suara air.
"Mungkinkah sedang berenang?." Pikir Leah.
Benar saja, sesampainya di sana. Wanita itu melihat Ali yang sedang mengambang di atas air kolam.
Langkah Leah terhenti ia memicingkan matanya, terlihat Ali memejamkan mata seperti sedang menikmati sejuknya air malam. Membiarkan tubuh kekar itu relax.
Deg!.
Leah terkejut saat menyadari sesuatu yang sedari tadi dirasa mengganjal, ia kini sadar bahwa Alister berenang tanpa mengenakan pakaian sehelai benang pun. Tentu saja semua yang ada pada tubuh pria itu terlihat termasuk sesuatu yang besar dekat perut bawah nya.
"Hmph!." Leah menutup mulutnya. "Apa itu barang privasi yang dimiliki seorang pria?."
Menyadari keberadaan seseorang, Alister membuka matanya dan perlahan menoleh ke arah Leah.
Mksh udah update lagi
Lanjut thor...makin seru critanya
Mksh othor...UP nya yg byknya dong, krg kalau cuma 1 mah
Mksh othor atas up nya, gak sabar nunggu part selanjutnya