NovelToon NovelToon
Alena: My Beloved Vampire

Alena: My Beloved Vampire

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa Fantasi / Vampir / Romansa
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Syafar JJY

Alena: My Beloved Vampire

Sejak seratus tahun yang lalu, dunia percaya bahwa vampir telah punah. Sejarah dan kejayaan mereka terkubur bersama legenda kelam tentang perang besar yang melibatkan manusia, vampir, dan Lycan yang terjadi 200 tahun yang lalu.

Di sebuah gua di dalam hutan, Alberd tak sengaja membuka segel yang membangunkan Alena, vampir murni terakhir yang telah tertidur selama satu abad. Alena yang membawa kenangan masa lalu kelam akan kehancuran seluruh keluarganya meyakini bahwa Alberd adalah seseorang yang akan merubah takdir, lalu perlahan menumbuhkan perasaan cinta diantara mereka.
Namun, bayang-bayang bahaya mulai mendekat. Sisa-sisa organisasi pemburu vampir yang dulu berjaya kini kembali menunjukan dirinya, mengincar Alena sebagai simbol terakhir dari ras yang mereka ingin musnahkan.
Dapatkah mereka bertahan melawan kegelapan dan bahaya yang mengancam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syafar JJY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24: Musuh Abadi

Chapter 51: Alena vs Victor

Malam menggantung sunyi di atas kota. Dari balkon apartemen, Alena berdiri memandangi langit yang dihiasi bulan purnama berwarna keemasan, ditemani bintang-bintang yang berkelip tenang. Angin dingin berembus, menyibak helai rambutnya.

Senyum tipis terukir di wajahnya.

"Ini hari pertama suamiku bekerja... Dia pasti sudah dalam perjalanan pulang."

Mata merahnya berbinar lembut.

"Baru satu minggu pernikahan, tapi rasanya semua seperti baru terjadi kemarin..."

Namun, ketika ia hendak berbalik masuk, langkahnya terhenti seketika.

Deg!

Alena merasakan getaran yang menusuk instingnya, sebuah aura yang begitu kuat dan... familiar.

Mata merahnya melebar.

"Tidak mungkin...!"

Tanpa pikir panjang, Alena membentangkan sayap hitamnya dan melesat ke langit, terbang menuju sumber bahaya dengan kecepatan luar biasa.

Sekitar 500 meter dari apartemen, di depan sebuah gedung terbengkalai, seorang pria berdiri memandangi bulan.

Cahaya purnama memantulkan siluet sosoknya yang tinggi dan kokoh. Mata kuningnya menyala tajam seperti bara api yang menyala-nyala dalam kegelapan.

Victor.

Sang Lycan terakhir.

Senyum samar terukir di bibirnya saat melihat sosok yang mendekat dari kejauhan.

"Akhirnya..." gumamnya.

Alena mendarat tak jauh dari gedung, berdiri tegap di hadapannya. Angin malam berputar di sekitar mereka, membawa ketegangan yang pekat di udara.

Mata merah Alena bersinar penuh kebencian.

"Selamat datang," suara Victor terdengar tenang, seolah pertemuan ini hanyalah kebetulan yang menyenangkan.

"Namaku Victor, aku yakin kau sudah tahu siapa aku."

Ekspresi Alena tetap dingin, sorot matanya semakin tajam.

"Kau benar-benar seekor Lycan... Sungguh mengejutkan," ucapnya pelan, tapi penuh ketegangan.

"Jadi, bangsa Lycan belum punah..."

Victor tersenyum tipis.

"Ya... kebetulan yang menarik, bukan? Atau mungkin... ini takdir?"

Alena menyipitkan matanya.

"Apa maumu?" Suaranya kini lebih tajam, waspada.

Victor melangkah santai ke depan, membiarkan angin malam mengibarkan rambutnya.

"Kamu satu-satunya vampir murni yang tersisa di dunia ini... Dan aku, satu-satunya Lycan yang masih bertahan." Mata kuningnya menyala lebih terang.

"Tidakkah menurutmu... kita seharusnya bersama?"

Alena tersentak. Tapi kemudian, bibirnya melengkung dalam senyum mengejek.

"Jangan bicara omong kosong, Lycan." Matanya menyala marah.

"Apa yang membuatmu berpikir aku akan sudi bersama makhluk sepertimu?"

Victor terkekeh, tapi ada sesuatu yang dingin dalam suaranya.

"Kita adalah ras yang lebih tinggi. Jika kita bersatu, dunia ini akan tunduk di bawah kekuatan kita. Aku yakin..,"

"Cukup!" Alena memotong, suaranya menggema di udara malam.

"Aku tidak tertarik. Aku sudah memiliki seseorang yang kucintai, dan aku tidak akan membiarkanmu menghina pernikahanku."

Senyum di wajah Victor memudar. Tatapannya kini berubah tajam dan dingin.

"Suami manusiamu itu..." katanya, suaranya penuh nada mengejek.

"Apa bagusnya dia? Dia lemah. Tidak pantas untuk mendampingimu."

Wuussshh!

Angin dingin yang menusuk tiba-tiba berputar di sekitar Alena. Matanya menyala, napasnya memburu menahan amarah yang meledak dalam dirinya.

Aura merah pekat meluap dari tubuhnya.

"Aku tidak akan membiarkanmu merendahkan suamiku!" suaranya bergetar penuh kemarahan.

"Kalau begitu, kau adalah ancaman yang harus kuhancurkan!"

DUGG!

Dalam sekejap, Alena melesat seperti kilat dan menghantam Victor dengan kekuatan luar biasa.

BRAAKK!

Victor terlempar ke belakang, menabrak dinding gedung hingga retak. Debu mengepul di udara.

Namun, ia hanya terkekeh pelan sambil bangkit berdiri.

"Jadi... ini pilihanmu."

Tubuh Victor mulai bergetar, napasnya menjadi berat. Otot-ototnya menegang, tubuhnya mulai berubah, cakarnya memanjang, kulitnya tertutup bulu hitam pekat, dan wajahnya bertransformasi menjadi monster buas yang mengerikan.

Alena bersiap.

Dalam sekejap, mereka menerjang satu sama lain.

DUARRR!!

Benturan dahsyat terjadi di udara. Alena terpental beberapa meter, begitu pula Victor.

Dengan cepat, Alena mengangkat dan mengibaskan tangannya.

Gelombang merah darah melesat dari telapak tangannya, menghantam tubuh Victor dengan kekuatan brutal.

BLAARR!!

Victor mengerang, tubuhnya terbanting keras ke tanah. Darah segar menetes dari mulutnya.

Alena mengangkat tangannya lagi, mencoba mengendalikan darah dalam tubuh Victor, tapi...

Tidak terjadi apa-apa.

"Sial... Blood Control tidak bekerja..." Alena menggeram. Matanya menyipit menyadari sesuatu.

"Tentu saja. Ini bulan purnama. Itulah kenapa dia berani menemuiku."

Victor melompat dengan kecepatan luar biasa, cakarnya mengarah langsung ke tenggorokan Alena.

"Guahh!"

Alena mengangkat tangannya dan memadatkan energi sihir menjadi perisai tipis. Namun benturan serangan Victor terlalu kuat. Alena terhuyung mundur beberapa langkah.

"Aku tidak bisa terus bertahan seperti ini!" pikirnya.

Alena menatap sekeliling,

Matanya menangkap sesuatu di kejauhan, sebuah mobil yang terparkir.

Dengan cepat, ia menggerakkan tangannya.

CRAAKK!

Mobil itu terangkat dan melayang di udara, lalu melesat menuju Victor.

Namun ketika mobil itu menghantam,

"Crrasshh!"

Victor membelah mobil itu menjadi dua dengan cakarnya lalu dia menghilang dalam sekejap.

Mobil itu menghantam tanah dengan suara dentuman keras.

Suasana hening.

Alena berdiri waspada, matanya menelusuri sekeliling.

Tiba-tiba, suara Victor terdengar samar di kejauhan.

"Lain kali kita akan bertemu lagi, Alena."

Alena mengepalkan tangan, menyeka darah di sudut bibirnya.

"Ini pertama kalinya aku bertarung melawan Lycan di bawah bulan purnama... Kekuatannya luar biasa. Aku tidak bisa meremehkannya."

Dengan satu lompatan, Alena terbang kembali menuju apartemen.

Di balkon, ia mendarat dengan ringan. Begitu masuk ke kamar, Alberd yang tengah duduk di ranjang langsung berdiri menghampirinya.

"Sayang... kamu dari mana?" tanyanya, suaranya penuh kekhawatiran.

Alena tersenyum tipis, lalu menggenggam tangan suaminya.

"Dari luar," balasnya pelan.

"Mengusir anjing liar."

Alberd mengerutkan kening.

"Anjing...?"

Alena menatapnya serius.

"Ya, sayang. Kemari, aku akan tunjukkan."

Ia menyentuh dahi Alberd, menunjukkan kilasan ingatan pertarungannya.

Saat Alberd membuka mata, wajahnya berubah tegang.

"...Ini yang kamu maksud anjing?" suaranya sedikit bergetar.

Alena mengangguk.

"Lebih tepatnya, Lycan."

Alberd tersentak. "Bukankah Lycan sudah punah hampir 200 tahun yang lalu?"

"Aku juga terkejut.." balas Alena.

Alberd menarik napas dalam.

"Mulai sekarang... kita harus lebih berhati-hati."

ucap Alberd seraya memegang bahu istrinya.

"Ya..." Alena menatapnya lembut.

"Sayang, sepertinya kita harus mempertimbangkan saran ayah dan ibu.."

Alberd mengangguk, memeluk Alena.

"Baiklah, kita akan tinggal disana.. Kita juga akan menceritakan apa yang terjadi pada ayah dan ibu.." balas Alberd.

"Kita sudah berjanji tak akan merahasiakan apapun".

Di tempat lain, dalam gelapnya malam yang sunyi, Victor berjalan terhuyung-huyung, darah menetes dari luka-lukanya, membasahi tanah di setiap langkahnya. Nafasnya berat, tubuhnya dipenuhi goresan dan luka dalam yang masih menganga.

"Sial..." desisnya, rahangnya mengatup menahan rasa sakit yang membakar di sekujur tubuhnya.

"Aku tak mendapatkan apa pun... dan malah kehilangan mobilku."

Tangannya bergetar saat menekan luka di sisi perutnya, mencoba menghentikan pendarahan. Matanya menyala tajam, penuh kemarahan yang membara.

"Vampir murni... sekuat ini..." gumamnya, suaranya penuh ketegangan dan frustrasi.

"Bahkan di bawah sinar bulan purnama, aku masih kesulitan menghadapinya..."

Tatapan Victor terarah ke langit malam, bulan purnama bersinar terang di atas sana, seolah mengejek kelemahannya. Napasnya bergetar. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, dia merasakan sesuatu yang jarang ia rasakan, keraguan.

1
Wulan Sari
critanya sangat menarik lho jadi kebayang bayang terus seandainya kenyataan giman
makasih Thor 👍 salam sehat selalu 🤗🙏
John Smith-Kun: Terima kasih, kebetulan ini novel pertama yang saya tulis, syukurlah klo ceritanya menarik
total 1 replies
Siti Masrifah
cerita nya bagus
John Smith-Kun: Thank u👍
total 1 replies
Author Risa Jey
Sebenarnya ceritanya bagus, ringan dan cocok untuk dibaca di waktu santai. Cuma aku bacanya capek, karena terlalu panjang. Satu bab cukup 1000 kata lebih saja, agar pas. Paling panjang 1500 kata. Kamu menulis di bab yang isinya memuat dua atau tiga chapter? ini terlalu panjang. Satu chapter, kamu buat saja jadi satu bab, jadi pas.

Bagian awal di bab pertama harusnya jangan dimasukkan karena merupakan plot penting yang harusnya dikembangkan saja di tiap bab nya nanti. Kalau dimasukkan jadinya pembaca gak penasaran. Kayak Alena kenapa bisa tersegel di gua. Lalu kayak si Alberd juga di awal. Intinya yang tadi pakai tanda < atau > lebih baik tidak dimasukkan dalam cerita.

Akan lebih baik langsung masuk saja ke bagian Alberd yang dikejar dan terluka hingga memasuki gua dan membangunkan Alena. Sehingga pembaca akan bertanya-tanya, kenapa Alberd dikejar, kenapa Alena tersegel di sana dan lain sebagainya.

Jadi nantinya di bab yang lain nya akan membuat keduanya berinteraksi dan menceritakan kisahnya satu sama lain. Saran nama, harusnya jangan terlalu mirip atau awalan atau akhiran yang mirip, seperti Alena dan Alberd sama-sama memiliki awalan Al, jadi terkesan kembar. Jika yang satu Alena, nama cowoknya mungkin bisa menggunakan awalan huruf lain.
John Smith-Kun: Untuk sifat asli Alena ada di bab 15 dan terima kasih atas sarannya
Author Risa Jey: 5.

Pengen lanjut baca tapi capek, gimana dong penulis 😭😭😭
total 5 replies
Dear_Dream
Jujur aja, cerita ini salah satu yang paling seru yang pernah gue baca!
Siti Masrifah: mampir di cerita ku kak
John Smith-Kun: Terima kasih🙏
total 2 replies
John Smith-Kun
Catatan Penulis:
Novel ini adalah karya pertama saya, sekaligus debut saya sebagai seorang penulis.
Mengangkat tema vampir dan bergenre romansa-fantasy yang dibalut berbagai konflik dalam dunia modern.
Novel ini memiliki dua karakter utama yang seimbang, Alena dan Alberd.

Novel kebanyakan dibagi menjadi dua jenis; novel pria dan novel wanita.
Novel yang bisa cocok dan diterima oleh keduanya secara bersamaan bisa dibilang sedikit.
Sehingga saya sebagai penulis memutuskan untuk menciptakan dua karakter utama yang setara dan berusaha menarik minat pembaca dari kedua gender dalam novel pertama saya.
Saya harap pembaca menyukai novel ini.
Selamat membaca dan terima kasih,
Salam hangat dari author.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!