Dewa adalah seroang Tentara Bayaran yang sangat disegani oleh musuh-musuhnya didunia hitam, dia tergabung dalam pasukan ibils neraka bersama empat temannya.
setelah merasa pekerjaannya terlalu berbahaya dia kemudian memilih pensiun setelah terakhir kali mereka menyelamatkan seorang Dokter yang Cantik.
Setelah menajalani masa pensiunnya ternyata Dewa masih terlibat dengan berbagai masalah yang datang dari masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon black urang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penyelamatan
*****
Sementara itu diluar kota Palapa dekat pegunungan ada sebuah bangunan tua yang terbengkalai. Ada sekitar belasan Pria berada didalam gedung tua itu. Didalam sebuah kamar ada sesosok yang terikat kaki dan tangannya, mulutnya disumbat menggunakn kain.
"Apakah mereka sudah sampai di Palapa?" tanya seorang Pria yang bertubuh tinggi, dia adalah Rhino si pimpinan Hamara.
"Sudah Tuan....mereka sudah sampai kemarin tadi sore" jawab anak buahnya yang bertubuh kekar.
"Berapa orang semuanya?" tanya Rhino.
"Ada dua orang Tuan, mereka menginap dihotel Sintak" jawab anak buahnya yang tadi.
"Apakah kami langsung mengeksekusi mereka sekarang Tuan?" Sambung anak buah Rhino.
"Kalian tetap pantau saja mereka dulu, seharusnya masih ada dua orang lagi, jangan bertindak bodoh" tegas Rhino.
*****
Di hotel tempat Dude menginap sebelumnya Zizau bersama Martin meninggalkan hotel itu. Mereka menaiki mobil jeep untuk kembali ke hotel tempat mereka menginap.
Sementara Dewa dia keluar dari hotel itu melewati pintu samping, dia kemudian menaiki motor Ducatinya setelah Zizau dan Martin telah meninggalkan hotel itu sebelumnya.
Dalam perjalanan Martin yang mengemudikan mobil melihat kaca spion "mereka mengikuti kita" kata Martin.
"Arahkan mobil ke jalan yang sepi" perintah Zizau
Martin mengemudikan mobil keluar dari kota Palapa menuju sebuah pemukiman yang dihuni oleh para pemulung diluar kota.
Mobil yang mengikuti merekapun terus mengikuti mereka dengan jarak sekitar seratus meter dibelakang mobil yang ditumpangi Zizau dan Martin.
Setelah mobil mereka melewati Pemukiman disebuah jalan yang tanah tiba-tiba mobil minifan yang mengikuti mereka melaju dengan cepat lalu memotong jalan didepan mobil Martin.
Enam orang pria dengan mengunakan penutup wajah keluar dari dalam mobil sambil menodongkan senjata kearah mobil yang ditumpangi Zizau dan Martin.
"Cepat turun dari mobil" kata seorang Pria tersebut sambil memukul jendela mobil mereka.
"Turun bajingan...sialan" seru pria tadi.
Zizau dan Martin yang berada dalam mobil saling pandang seolah mata mereka sedang berbicara. Setelah itu tangan mereka segera merogoh ke belakang punggung lalu masing-masing mereka memegang pistol kemudian mengokang.
Sebelum mereka hendak turun dari mobil tiba-tiba terdengar suara tembakan " dor....dor...dor....dor...dor..dor..".
Keenam penjahat yang menghadang mereka jatuh ketanah, setelah itu Zizau dan Martin segera turun dari dalam mobil sambil mengarahkan pistol ke para penjahat itu.
Tidak lama kemudian muncul sosok Dewa dari dalam hutan yang ada disekitar jalan itu. Dia memegang pistol yang dilengkapi peredam. Dewa telah melumpuhkan para penjahat tadi, lima orang langsung menghembuskan nafas terakhir, sementara pria yang menggedor pintu mobil Martin tadi masih bernafas karena peluru yang ditembakan Dewa hanya mengenai bahu kanannya.
Zizau mendekati penjahat yang masih hidup lalu menyingkirkan senjata milik pria itu kesamping.
"Martin ikat dia" kata dewa. "Kak Zizau bereskan mayat-mayat ini" kata Dewa kepada rekan-rekannya itu.
Mereka bertiga kemudian memasukan kelima mayat para penjahat kedalam minifan milik penjahat itu. Penjahat yang masih hidup dimasukan kedalam mobil Martin setelah mereka memastikan penjahat itu tidak akan bisa kabur lagi.
Zizau kemudian membawa mobil minifan itu kesebuah jurang lalu membuat mobil itu masuk kedalam jurang yang dalam.
Sementara Martin membawa penjahat yang masih hidup kesebuah gudang yang tidak terpakai dekat pemukiman yang mereka lewati sebelumnya.
Dewa yang mengikuti Zizau menjemputnya setelah memastikan mobil tersebut hangus terbakar didasar Jurang. Setelah itu mereka segera menyusl Martin untuk mengintrogasi penjahat tadi.
*****
Sebelum peristiwa penyerangan yang dilakukan para penjahat.
Didalam kamar hotel tempat Dude menginap Zizau menanyakan keputusan Dewa kembali ketempat itu "Dewa apa yang kamu rencakan" tanya Zizau.
"Baiklah...kita tidak mungkin menemukan bukti apa-apa ditempat ini, saya hanya ingin memancing mereka untuk mengikuti kita" jelas Dewa.
"Kamu yakin dengan itu, Dewa?" tanya Zizau karena masih bingung dengan keputusan Dewa.
"Martin apa mereka masih diluar?" tanya Dewa, yang belum menjawab pertanyaan Zizau.
"Masih....mereka telah mengikuti kami dari lampu merah diperisimpangan tadi" jawab Martin.
"Nice...jadi rencananya begini kak Zizau...." Dewa menjelaskan rencananya kepada kedua rekannya itu seperti yang sudah terjadi.
Mereka sengaja menyisakan satu penjahat itu untuk mengetahui posisi dimana mereka membawa Dude.
*****
Setelah Dewa dan Zizau sampai dibangunan Tua tempat Martin menahan seorang penjahat yang mereka tangkap sebelumnya, mereka berdua langsung menemui penjahat itu untuk mengintoregasinya.
Mereka bertiga melakukan berbagai cara agar orang itu bisa bicara, sekitar satu jam kemudian setelah menggunakan cara yang cukup ekstrim barulah orang itu buka suara.
Orang itu ternyata salah satu dari kelompok organisasi Hamara yang telah menculik Dude sebelumnya.
"Teman kalian ada bersama kami, dia ada didekat gunung bersama pimpinan kami" jawab anggota Teroris itu setelah dipaksa dengan metode penyiksaan oleh Martin.
Setelah itu mereka bertiga pergi meninggalkan orang itu dalam posisi terikat. Diluar gedung tua itu Dewa bersama dua rekannya menyusun siasat untuk melakukan penyelamatan Dude.
Saat Dewa hendak pergi dari tempat itu, ponselnya bergetar. Dia merogoh saku jaketnya untuk melihat orang yang menghubunginya.
Sebelum menjawab telepon Dewa diam sejenak, lalu dia menempel ponselnya ditelinga "ya...." suara Dewa.
"Dewa, saat ini saya sedang berada di kota Palapa, untuk sekarang jangan melakukan apapun, saya tahu apa yang terjadi" itu suara Harimau kuning.
"Tim pengintai kami melihat tempat persembunyian musuh, mereka sedang berencana untuk meledakan kota Palapa, mereka juga menahan warga sipil ditempat persembunyian mereka saat ini" sambung Harimau kuning.
"Lakukan saja tugas kalian" jawab Dewa.
"Dewa Tim gabungan sedang mengintai tempat para teroris itu" sergah Harimau Kuning.
Setelah Harimau kuning mengatakan itu Dewa memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak.
Sebelum meninggalkan tempat itu Dewa mengirim pesan ke Harimau kuning untuk bertemu disebuah kedai yang berada tidak jauh hotel tempat mereka menginap.
Dewa kemudian pergi ke kedai yang untuk ketemu dengan Harimau Kuning.
.....
Tidak lama kemudian Dewa sampai ditempat yang sudah dijanjikan, dia memesan segelas kopi. Baru saja kopi yang dia pesan diantar ke meja disudut ruangan kedai itu muncul Harimau Kuning yang ditemani oleh seorang Wanita yang menggunakan Celana jeans, sepatu Delta dan Jaket Kulit.
Wanita itu adalah Maya yang sudah diselamatkan Dewa sebelumnya, dia langsung duduk disamping Dewa. Penampilan Maya sekarang sudah bertambah cantik.
Setelah bersalaman mereka lalu duduk, Dewa memesan dua gelas kopi lagi untuk Maya dan Harimau Kuning.
"Bagaimana situasinya?" tanya Dewa setelah pesanan mereka diantar kemeja mereka.
"Untuk saat ini anggota kami masih memantau keadaan disekitar tempat persembunyian kelompok itu, berdasarkan laporan anggota saya disana belum nampak si Rhino, tapi disana sudah ada dua truck yang disinyalir memuat bahan peledak" jelas Harimau Kuning.
"Kapan kalian akan menyergap tempat itu?" tanya Dewa tidak sabar.
"Kalau dilakukan penyergapan sekarang tanpa menangkap pimpinan Hamara usaha kita akan sia-sia" jawab Harimau Kuning.
"Kami tidak bisa menunggu sampai saat itu, ada salah seorang dari mereka sudah kami tangkap tapi saya tidak pastikan sampai kapan dia bisa bernafas, dia ada di gedung tua dekat pemukiman kumuh disebelah utara" kata Dewa sambil menyeruput kopinya.
"Dari informasi yang kami dapatkan Rhino juga ada ditempat itu bersama dokter X si ahli pembuat Bom" sambung Dewa.
Kemudian Dewa melanjutkan "dengan atau tanpa kalian satu jam dari sekarang kami akan masuk kesana untuk membebaskan satu keluarga kami" tegas Dewa.
"Dewa disana ada warga sipil yang jadi sandera organisasi jahanam itu" tegas Harimau kuning tidak mau kalah.
"Siapkan anggotamu disekitar area pegunungan itu, pastikan tidak ada yang kabur, sisanya itu urusan kami" potong Dewa.
Melihat ketegangan pimpinan mereka Maya yang dari tadi hanya diam tiba-tiba menyela "Saya akan ikut bersama kalian" kata Maya sambil melihat kedua orang yang bersi tegang itu.
"Satu jam dari sekarang kita ketemu di pinggir hutan bagian timur gunung itu" kata Dewa sambil berdiri lalu pergi setelah membayar kopi yang mereka minum.
"Siapkan dirimu...ingat tidak ada kesalahan dan ambil dokumen itu" perintah Harimau kuning kepada Maya.
Setelah Dewa meninggalkan kedai itu, Maya bersama Harimau kuning Juga pergi dari sana.
*****
Dipinggir hutan disekitar kaki gunung tiga bayangan manusia memakai pakaian serba hitam sedang menunggu seseorang.
Mereka adalah Dewa, Zizau dan Martin. Ditangan mereka masing-masing memegang senjata api.
Dewa memegang Senjata laras panjang khas sniper, sementara Zizau dan Martin menggunakan senapan serbu.
Lima menit kemudian sebuah mobil jeep mendekati mereka, dari dalam Jeep turun Maya yang menggunakan pakaian serba Hitam juga.
Setelah Maya turun dari mobil mereka bergerak kedalam hutan.
Yang memimpin jalan Martin dibelakangnya ada Zizau, Maya dan Dewa. Setelah memakan waktu tiga puluh menit mereka berjalan akhirnya mereka berhenti lalu jongkok didekat sebuah pohon yang besar.
Keadaan hutan yang gelap dan hening hanya terdengar suara-suara jangkrik dan binatang malam lainnya.
Setelah Martin memberikan aba-aba kepada rekan-rekannya Dewa langsung berdiri dan memisahkan diri dari mereka.
Martin, Zizau dan Maya bergerak mendekati sebuah bangunan tua yang terbengkelai, mereka melihat dua orang penjaga di pintu belakang bangunan itu. Martin memberikan aba-aba kepada Zizau untuk mendekati kedua teroris itu untuk melumpuhkan kedua orang itu dengan tangan pisau. Maya diberikan perintah untuk melindungi mereka.
Martin dan Zizau perlahan mendekati kedua orang itu dari sudut buta yang tidak mereka sadari.
"Hmppphh..." Martin mendekap mulut salah satu teroris itu kemudian menusuk pisau dilehernya. Gerakan yang sama dilakukan secara bersamaan dilakukan oleh Zizau.
Setelah kedua orang itu tewas mereka lalu menyeret tubuh teroris itu ketempat yang gelap.
Saat mereka hendak bergerak kesisi kanan bangunan itu tiba-tiba ada suara benda jatuh dibelakang mereka "Buk..." seorang teroris tiba-tiba jatuh ketanah, ternyata Dewa yang berada diatas sebuah pohon telah menembak kepala teroris itu.
*****
(BERSAMBUNG)