Dokter Buta Dan Perawat Antik
" Aaah Appa, Eomma , ini gelap banget. Aaarghh, Eomma nyalain lampunya! Kenapa semuanya gelap. Aku nggak bisa lihat apapun!"
" Sayang sayang, tenang ya."
Teriakan keras terdengar di salah satu ruang rawat VVIP Rumah Sakit Mitra Harapan. Semua yang berada di dalam ruangan itu mencoba menahan tangis melihat kondisi salah satu sanak keluarga mereka yang tertimpa musibah. Terutama Hyejin, dia sekuat hati menahan agar tangisnya tidak pecah melihat apa yang terjadi pada putranya.
Haneul terus berteriak meminta agar lampu dinyalakan. Padahal saat itu hari masih sangatlah terang, korden jendela dibuka lebar sehingga cahaya matahari bisa masuk. Jadi lampu tidak diperlukan.
Tapi Haneul terus berteriak mengatakan bahwa pandangannya gelap. Dia tidak bisa melihat apapun. Haneul mencoba untuk turun dari brankar namun ia terjatuh mengingat kondisi kakinya juga masih terdapat luka.
Bukan hanya luka biasa, melainkan ada tulang yang patah.
" Eomma, aku nggak bisa lihat apapun. Ini kenapa jadi gini? Arghhhh!!!"
Haneul berteriak keras. Sailendra, ayah dari Haneul yang juga merupakan dokter meminta semua orang untuk keluar dari ruangan. Kedua kakek nenek dari pihak ibu dan ayah Hanuel berjalan ke luar kamar rawat sambil menahan tangis mereka. Dan sesampainya di luar semua akhirnya menangis tersedu mengingat apa yang menimpa cucu mereka.
" Kek, nek, Bang Han bakalan bisa lihat lagi kan? Iya kan kek?" ucap Yoona yang merupakan adik Hanul. Ia tak kalah terpukulnya dengan semua orang.
Itu adalah peristiwa 3 bulan yang lalu, Haneul Ahmad Syafi Daneswara adalah seorang dokter yang memiliki banyak prestasi diusianya yang baru menginjak 30 tahun. Bukan hanya menjadi lulusan termuda, tapi dia juga menorehkan namanya menjadi salah satu dokter yang jenius karena dapat mendiagnosa dengan cepat dan telat tentunya.
Ya dia mengikuti jejak ayahnya, Sailendra Khalid Daneswara yang juga merupakan seorang dokter. Namun kejadian nahas menimpa Haneul. Dia mengalami kecelakaan tunggal. Setidaknya itu laporan yang diterima oleh keluarga Haneul dari kepolisian.
Kini Haneul tidak lagi bisa melakukan pekerjaannya. Pengelihatannya tidak lagi bisa digunakan otomatis ia tidak lagi bisa menjalankan profesi dokternya.
Dokter buta, begitulah orang-orang mulai menyebutnya. Hanya saja tidak ada yang berani bicara di depan Haneul ataupun keluarganya. Mereka tidak cukup nyali untuk berkata demikian.
Krompyang
" Astagfirullah!"
Hyejin terkejut ketika mendengar suara benda pecah belah yang pastinya terjatuh di lantai. Entah dilempar dengan sengaja atau tidak sengaja terjatuh.
" Nyonya, Maaf saya sudah tidak bisa lagi bekerja di sini. Tidak apa-apa kalau gaji saya selama seminggu ini tidak dibayar karena saya sudah menyalahi kontrak kerja. Tapi saya benar-benar tidak bisa lagi merawat Pak Dokter. Saya permisi Nyonya."
Hyejin membuang nafasnya kasar. Dia benar-benar bingung bagaimana menghadapi Haneul untuk saat ini.
" Eomma, ini udah yang ke 7 kalinya kan?"
" Iya sayang, Abang mu kayaknya membuat para perawat itu nggak betah."
Ya, ini adalah perawat yang ke 7. Dan semuanya tidak ada yang bertahan lama. Paling lama ya satu minggu saja menghadapi Haneul.
Entah mereka dibentak, atau tiba-tiba Haneul melempar barang sehingga membuat mereka ketakutan. Padahal Hyejin sudah sebisa mungkin menyingkirkan benda pecah belah di sekitar Haneul, tapi ada saja hal yang membuat para perawat itu takut dan akhirnya memilih resign.
Seperti halnya saat ini. Hyejin pikir perawat kali ini akan bida bertahan lebih lama karena sudah satu minggu merawat Haneul, tapi ternyata Hyejin salah. Perawat itu lagi-lagi lari, seperti yang lainnya.
Padahal tugas yang diberikan Hyejin tidaklah berat. Hanya sesekali membawakan makan dan juga obat saat Hyejin tidak bisa melakukannya. Selain itu juga mereka diminta membantu Haneul untuk kembali belajar menggerakkan tubuhnya.
Dimana hal itu memang tidak bisa dilakukan sembarang orang, dan perawat yang memiliki kemampuan untuk melakukannya.
" Eomma lihat Abang dulu ya?"
Yoona mengangguk, ia sangat prihatin melihat kondisi kakak lelakinya. Kakak yang penyayang, lembut, dan baik hati, kini semuanya itu tidak lagi bisa Yoona rasakan.
Haneul sepenuhnya berubah menjadi pribadi yang dingin dan tempramental. Yoona merasa sangat wajar karena saat ini kondisi psikis Haneul yang sangat tidak stabil karena kecelakaan yang menimpanya.
Dan entah itu benar atau tidak, kehidupan keluarga Daneswara menjadi berubah. Suasana rumah yang dulu hangat menjadi lebih dingin.
" Ya Allah, aku mohon semoga Bang Han bisa melihat lagi."
" Aamiin, semoga sayang. Doakan Abang terus ya, Appa juga sedang nyari cara buat itu."
Yoona sedikit terkejut ketika ayahnya berdiri di sampingnya. Pasalnya ia sama sekali tidak melihat ayahnya itu pulang dan ia juga tidak bisa mendengar salam yang diucapkan.
" Nggak usah heran gitu, kamu tadi lagi fooookuuuus mikir. Jadi nggak denger pas Appa dateng. Ada berita apa hari ini?"
" Perawatnya resign lagi, Appa."
Sai menghela nafasnya berat, ini sudah keberapa kali hal seperti ini terjadi. Sai sampai bingung harus bagaimana lagi menghadapi Haneul. Tapi tentu saja merasa maklum, saat ini mental Haneul sedang dalam kondisi tidak stabil akibat apa yang dialaminya.
Bagaimana tidak terguncang, pria yang tadinya sehat, berprestasi dalam profesinya, selalu menolong orang dengan ilmu kedokterannya, kini menjadi pasien yang bahkan tidak mampu menggunakan kedua matanya. Dia menjadi orang yang harus melakukan segala hal dengan bantuan.
" Istirahatlah Yoona, biar Appa yang nemuin Abang dan Eomma mu."
" Ya Appa."
Tap tap tap
Sai langsung datang ke kamar Haneul. Terlihat beberapa barang berserakan di lantai. Ia tahu itu adalah perbuatan putra sulungnya.
" Sayang." Sai memanggil istrinya yang sedang membereskan barang yang berserakan itu.
" Mas, udah pulang."
Han hanya bergeming. Dia yang duduk diatas kursi roda sambil menghadap ke jendela tidak bereaksi apapun. Sikapnya benar-benar dingin bagaikan es kutub utara.
Sai dan Hyejin saling pandang, dan Hyejin menggelengkan kepalanya tanda bahwa sama sekali tidak ada perubahan pada diri anaknya.
" Han, gimana harimu?"
" Sama seperti biasa gelap, dan membosankan."
Jawaban yang ketus, tapi Sai tidak masalah mendengar jawaban seperti itu dari putranya. Kecelakaan ini adalah hal yang paling mengejutkan bagi semua orang terutama Haneul.
" Bang, Apap tahu ini nggak mudah buat Abang, tapi Appa mohon Abang bersabar ya. Appa akan cari cara biar Abang bisa melihat lagi."
" Appa mah gampang ngomong aku buat sabar karena Appa nggak ngerasain apa yang aku rasain!"
" Han!"
Stttt
Sai menahan Hyejin yang hendak murka. Saat ini emosi Han memang sangat tidak stabil dan semua yang ada di rumah itu harus bisa memakluminya.
Meskipun lelah, tapi mereka harus bisa lebih bersabar lagi.
" Iya Appa tahu kalau ngomong itu memang mudah. Tapi Appa mohon, biarkan orang lain membantu Abang. Selain Appa, Amma dan Yoona, Abang butuh perawat yang membantu Abang. Jadi kalau ada yang baru lagi, please jangan di usir ya."
" Appa, aku tuh nggak pernah ngusir. Mereka aja yang mentalnya lemah. Sekarang Appa sama Eomma mending keluar dari kamar aku. Aku mau sendiri."
Tidak ada yang bisa Sai dan Hyejin lakukan sekarang. Ia membiarkan Haneul untuk sendiri. Anak sulung mereka memang membutuhkan waktu untuk menerima apa yang terjadi pada dirinya.
" Apa aku beneran nggak akan bisa lihat lagi? Kenapa? Kenapa harus aku?"
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Rita
trauma yg pasti dan belum berdamai dgn keadaan pkiry dunianya yg td cemerlang hancur seketika anggapannya
2024-11-20
3
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒊𝒏𝒊 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝑯𝒂𝒏𝒆𝒖𝒍 𝒅𝒂𝒉 𝒋𝒅 𝒅𝒐𝒌𝒕𝒆𝒓 👍👍 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓 𝒍𝒈 𝒕𝒉𝒐𝒓 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂𝒎𝒖 𝒋𝒅 𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒏𝒚𝒆𝒓𝒂𝒉 𝒚𝒂 💪😉
2024-11-20
1
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
HANUEL AHMAD SYAFI DANESWARA
GISTARA
HANUEL ANAK KEPONAKAN TOPAN
2024-12-03
0