Kanaya Nadhira.Perempuan berparas cantik berusia 28 tahun.Menikah dengan pria pilihannya,Bayu Bagaskara.Namun pernikahannya harus berakhir,karena hadirnya orang ketiga yang tak lain adalah sekretaris sang suami diperusahaan.Dan mengejutkannya lagi,perempuan tersebut sedang mengandung benihnya.Bayu menceraikannya karena ia belum bisa memberikan keturunan.Namun Bayu melupakan satu hal yang membuatnya harus kehilangan semua asetnya.Bagaimanakah kelanjutan kisah Bayu dan Kanaya?Yuk ikuti terus ceritanya..
Dikarenakan ini karya pertamaku , mohon bimbingannya ya😍
Terima Kasih🍒
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra Deanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 26
Bayu duduk di sofa kontrakannya , memegang ponselnya dengan ragu-ragu. Ia telah mempertimbangkan untuk menghubungi Kanaya selama beberapa hari, tapi ia masih ragu-ragu. "Bagaimana jika Kanaya menolak untuk bertemu denganku?" pikirnya.
Bayu mengambil napas dalam-dalam dan mencoba untuk mempersiapkan dirinya untuk kemungkinan apa pun. Ia memikirkan tentang apa yang ingin ia katakan kepada Kanaya, tentang bagaimana ia ingin meminta maaf dan memperbaiki hubungan mereka.Tidak. Kanaya menerima permintaan maafnya saja sudah cukup.
Dengan hati yang berdebar, Bayu akhirnya memutuskan untuk menghubungi Kanaya. Ia mengetikkan nomor Kanaya dan menunggu dengan cemas. "Apa yang akan terjadi?" pikirnya.
Ponsel Bayu berdering beberapa kali sebelum akhirnya Kanaya menjawab. "Halo?" suara Kanaya terdengar dari seberang telepon.
Bayu merasa jantungnya berdebar lebih cepat. "Halo, Nay. Ini aku ,Bayu," katanya dengan suara yang sedikit gemetar.
Kanaya tidak langsung menjawab. Bayu bisa merasakan keheningan di seberang telepon, membuatnya merasa semakin cemas.
"Apa yang kamu inginkan, Bayu?" Kanaya akhirnya menjawab dengan suara yang terdengar dingin.
Bayu mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Aku ingin bertemu denganmu, Kanaya. Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting."
Kanaya tidak langsung menjawab. Bayu bisa merasakan keheningan di seberang telepon, membuatnya merasa semakin cemas.
"Apa yang ingin kamu bicarakan?" Kanaya akhirnya menjawab dengan suara yang masih terdengar dingin.
Bayu mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Aku ingin meminta maaf, Kanaya. Aku tahu aku telah melakukan kesalahan besar dan aku ingin memperbaiki hubungan kita."
Kanaya terdiam lagi, membuat Bayu merasa semakin tidak nyaman. "Baik," Kanaya akhirnya menjawab. "Aku setuju untuk bertemu denganmu. Tapi aku tidak janji apa-apa."
Bayu merasa lega bahwa Kanaya setuju untuk bertemu dengannya. "Baik, aku mengerti," katanya. "Kapan dan di mana kita bisa bertemu?"
Kanaya berpikir sejenak sebelum menjawab. "Besok, di kafe dekat rumahku. Pukul 2 siang."
Bayu mengangguk, meskipun Kanaya tidak bisa melihatnya. "aku akan datang."
"Tadi siapa yang menelpon kamu?" tanya Alex pada Kanaya dengan nada yang sedikit penasaran.
Kanaya memandang Alex dengan sedikit ragu-ragu sebelum menjawab. "Bayu," katanya dengan suara yang pelan.
Alex mengangkat alisnya, terlihat sedikit terkejut. "Bayu? Apa yang dia inginkan?" tanyanya dengan nada yang sedikit keras.
Kanaya mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Dia ingin bertemu dengan aku. Dia ingin meminta maaf atas apa yang telah dia lakukan."
"Baik, jika kamu ingin bertemu dengannya, aku akan menemanimu," kata Alex dengan nada yang tegas.
"Aku tidak ingin kamu bertemu dengannya sendirian, Kanaya. Aku ingin memastikan bahwa kamu aman dan tidak disakiti lagi olehnya."
"Kanaya, aku ingin kamu tahu bahwa aku peduli dengan kamu lebih dari sekedar teman," kata Alex dengan suara yang lembut.
Kanaya merasa jantungnya berdebar, merasa bahwa Alex sedang mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya. "Alex, aku..." katanya dengan suara yang tidak jelas.
Alex mengambil tangan Kanaya dan memandangnya dengan mata yang tajam. "Aku tidak ingin kamu merasa terburu-buru, Kanaya. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku ada di sini untuk kamu, dan aku akan selalu ada di sini untuk kamu."
Kanaya merasa wajahnya memanas, merasa bahwa Alex sedang membuatnya merasa sangat spesial. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan, tapi ia tahu bahwa ia merasa sangat bahagia dengan kehadiran Alex di sampingnya.
Bersambung....