Masa lalu Arneta yang begitu kelam, karena diceraikan dalam keadaan hamil anak dari pria lain. Membuat wanita itu memutuskan kembali ke Indonesia dan membesarkan anaknya seorang diri.
Wanita itu ingin mengubah masa lalunya yang penuh dengan dosa, dengan menjadi seorang Ibu yang baik bagi putri kecilnya. Tapi apa jadinya jika mantan pria yang membuatnya hamil itu justru menjadi atasannya di tempat Arneta bekerja?
Akankah pria itu mengetahui jika perbuatan semalam mereka telah membuat hadirnya seorang putri kecil yang begitu cantik? Dan akankah Arneta memberitahu kebenaran tersebut, di saat sang pria telah memiliki seorang istri.
Ini kisah Arneta, lanjutan dari You're Mine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Mommy ada di dalam," jawab Ivy dengan tersenyum malu-malu, membuat senyum di bibir Lio semakin lebar dan tanpa sadar menyentuh wajah mungil putri Arneta.
"Kenapa aku merasa tak asing dengannya? Dan wajah itu, kenapa wajah kecil itu terasa begitu familiar," gumam Lio dalam hati dengan bingung, masih terus mengusap wajah putri Arneta.
"Ivy ayo kita masuk memanggil Mom Arneta, dan untuk Anda berdua bisa menunggu di sana," tunjuk Sasha pada kursi tunggu yang ada di samping pintu depan, sambil menarik lengan Ivy hingga membuyarkan lamunan Lio.
Lio yang masih berjongkok hanya menatap diam punggung gadis kecil yang baru ia ketahui bernama Ivy.
"Tuan Anda kenapa?" tanya Yogi yang melihat tuannya diam saja.
Lio menggelengkan kepalanya sambil berdiri. "Aku hanya merasa tak asing dengan gadis kecil itu, wajahnya mirip sekali dengan—"
"Mirip dengan Anda, namun dalam bentuk wajah seorang wanita. Em.., jika dilihat juga lebih mirip wajah Nona Lea," sela Yogi yang membuat Lio terkejut.
"Kau itu bicara apa?" geram Lio dengan tak terima jika putri Arneta disamakan dengan wajahnya, apalagi wajah adiknya.
"Aku hanya bicara jujur, Tuan. Jika orang yang tak tahu mungkin mengira putri Arneta adalah putri Anda juga. Apalagi lesung pipinya sama dengan yang dimiliki —"
"Ayo kita pulang!" Lio berjalan meninggalkan tempat tersebut dengan emosi.
Bagaimana tidak emosi jika anak kecil yang lahir dari seorang wanita murahan seperti Arneta, dikatakan mirip dan terlihat seperti anaknya.
"Tapi Tuan, bagaimana dengan Nona Arneta?"
"Aku bilang pulang!" Lio terus berjalan lalu masuk ke dalam mobil.
Yogi pun mau tidak mau meninggalkan tempat tersebut, meskipun sang pemilik rumah belum keluar untuk menemui mereka.
"Tuan...."
"Jangan banyak bicara! Cepat jalankan mobilnya!"
Yogi yang menyadari tuannya tengah marah, langsung mengendarai kendaraannya meninggalkan kediaman Arneta.
"Maaf Tuan, aku tidak bermaksud lancang. Ucapanku tadi hanya spontan setelah melihat wajah putri Arneta," ucap Yogi dengan jujur.
Sungguh ia tidak bermaksud untuk membuat tuannya tersinggung apalagi marah. Hanya saja saat melihat wajah putri Arneta dengan intens, ia melihat kemiripan wajah kecil itu dengan tuan Lio. Jujur jauh di dalam lubuk hatinya ia mulai bertanya-tanya apakah mungkin putri Arneta merupakan putri tuan Lio juga, mengingat kemiripan wajah mereka. Apalagi saat Yogi mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu, di mana tuannya pernah menghabiskan satu malam panas bersama Arneta.
"Aku tidak ingin mendengar omong kosong seperti itu lagi! Apalagi menyebut putri wanita murahan itu mirip denganku dan Lea!" tukas Lio dengan mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Karena jujur meskipun mulutnya mengelak apa yang dikatakan Yogi, tapi tidak dengan hatinya. Karena ia pun merasa jika putri Arneta begitu mirip dengannya, dan lebih mirip lagi dengan sosok Lea sewaktu kecil. "Apalagi menyebut anak itu seperti anakku!" Lio berkata tegas.
"Ba-baik Tuan."
Keduanya pun terdiam dengan pemikiran yang ada dibenaknya masing-masing. Sedangkan di tempat yang berbeda, Arneta yang ingin menemui tamunya hanya menatap dengan bingung saat tak menemukan siapa pun di halaman rumahnya.
"Sasha, kau bilang ada tamu? Tapi di luar tidak ada siapapun?" tanya Arneta yang masuk kembali ke dalam rumah setelah menutup pintu gerbang.
"Tidak ada siapapun?" Sasha yang merasa bingung berjalan keluar rumah. Dan benar saja apa yang dikatakan Arneta, karena di sana ia tidak menemukan dua pria asing tersebut. "Tapi tadi memang ada dua orang pria mencari Kakak, mereka bilang teman Kerja Kak Neta."
"Temen kerjaku? Siapa ya?" gumam Arneta dalam hati dengan penuh tanya.