Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Ini novel ketigaku.
Novel ini kelanjutan "Ternyata Ada Cinta"
Baca dulu "Ternyata Ada Cinta" biar nyambung...
Setelah kepergian Fariz, dunia terasa gelap gulita. Cahaya yang selama ini selalu menyinari hari serta hati Zafira padam dalam sekejap mata. Meninggalkan kegelapan serta kesunyian yang teramat menyiksa. Ternyata kehilangan seorang sahabat sekaligus suami seperti Fariz jauh lebih menyakitkan dari apapun.
Perjuangan Cinta Zafira untuk menemukan Fariz dan membawa kembali pria itu ke pelukannya tidaklah main-main. Setiap hari Zafira berjuang keras kesana kemari mencari keberadaan Fariz sampai mengorbankan keselamatannya sendiri. Namun perjuangannya tidak menemukan titik terang yang membuatnya ingin menyerah.
Hingga di titik lelah perjuangan Zafira mencari Fariz, penyakit lama Zafira kembali kambuh. Akankah Fariz sempat menyelamatkan Zafira atau justru gadis itu meregang nyawa membawa pergi cintanya yang belum terucap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara RD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 - Melihatnya
Setelah tiga jam berkeliling menyusuri setiap sudut mall akhirnya gadis itu pun mulai kelelahan dan menghentikan pencarian. Dia duduk di sebuah resto sambil memesan jus untuk menghilangkan rasa haus.
Di antara ratusan pengunjung mall tidak ada sosok yang dicarinya. Kecewa pasti, menyerah nyaris. Tetapi dia tetap menguatkan diri agar tidak berputus asa. Bagaimana pun dan apapun caranya dia harus menemukan Fariz dan menyelesaikan masalah mereka baik-baik.
Lima belas menit kemudian, dengan penuh semangat Zafira kembali melanjutkan pencarian, berkeliling mall meski sebenarnya kakinya sudah sangat lelah.
Dia yakin, hati kecilnya mengatakan Fariz ada di sini. Tetapi dimana? Dari tadi dia tidak melihatnya. Namun perasaannya tidak bisa dibohongi kalau pria yang dicarinya ada di sekitaran sini. Tapi entah dimana. Yang jelas hatinya terus menyuruh kakinya tetap melangkah untuk mencari. Begitu kuatkah feeling seorang pecinta yang sedang jatuh cinta?
Satu jam berselang, langkah Zafira gontai keluar mall. Gurat lelah serta kekecewaan jelas terpancar di wajah itu. Dia berjalan tertunduk menuju pelataran parkir lalu masuk ke dalam mobil. Tetapi saat tangannya sedang sibuk memasang seat belt, tiba-tiba pandangannya tidak sengaja melihat sesuatu di depannya.
Mulutnya refleks menganga. Ada rasa bahagia menyeruak di hati melihat sosok itu. Tak terasa air bening tiba-tiba saja menetes dari sudut mata. Rasa rindunya sedikit terobati meskipun dia hanya menatap sang pria dari kejauhan dengan jarak sekitar dua puluh meter dari dalam mobil.
Zafira masih terbengong dengan mata berkaca-kaca dan belum melakukan apapun. Tubuhnya masih terpaku rekat di jok mobil dengan tatapan fokus pada pria yang sedang berjalan di depannya.
Seorang pria memakai kaos biru berkerah serta celana hitam sedang berjalan ke arah mobil Pajero Sport hitam miliknya. Wajahnya masih sama, tetap tampan bahkan sangat tampan. Itu yang ditangkap di mata Zafira. Gadis itu tersenyum bahagia di balik tangisannya melihat pria yang dicintainya ada di depan mata dalam keadaan baik-baik saja.
Matanya pun beralih memperhatikan tangan Fariz. Sudah tidak ada perban yang membalut tangan itu. Hati Zafira menjadi tenang karena dia dapat memastikan kalau sekarang luka Fariz sudah mengering dan mungkin juga sudah sembuh. Lagi dan lagi Zafira tersenyum bahagia mengetahui keadaan suaminya baik-baik saja. Tidak seperti dirinya, yang hampir putus asa karena harus memendam rindu dan tersiksa oleh kerinduan hampir di setiap detik yang dilaluinya.
Zafira menarik handle pintu bermaksud keluar menemui pujaan hati tetapi gerakannya tertahan saat matanya melihat seorang gadis yang berlari kecil di belakang Fariz dengan sedikit terburu-buru mengejar pria itu. Senyum bahagia yang tadi sempat mengukir bibirnya mendadak lenyap berganti dengan rasa sakit di hati.
Untuk kedua kali bibir Zafira kembali membuka lebar melihat gadis seksi yang saat ini sudah mensejajarkan dirinya berjalan di samping Fariz sambil sesekali mengajak Fariz mengobrol. Terlihat Fariz hanya tersenyum dan mengangguk lalu masuk ke dalam mobil yang diikuti gadis itu masuk dari pintu samping kemudi.
Hati Zafira bergemuruh. Sakit di dada terasa begitu menusuk melihat pemandangan di depannya yang tidak pernah terbayangkan terjadi di depan matanya. Pria yang sudah satu minggu sangat dirindukan dan dicarinya, ternyata tengah bersama dengan gadis lain. Digigitnya bibir untuk menahan tangis yang kini telah membanjiri pipi. Tatapannya nanar melihat mobil yang ditumpangi Fariz telah berjalan meninggalkan parkir.
Dengan perasaan sedih serta linangan air mata yang mengembun, Zafira pun langsung menancap gas mengikuti mobil yang sudah membawa suaminya serta gadis cantik yang dikenalnya.
Bukan hanya gadis cantik itu yang menyita perhatian Zafira, tetapi lebih kepada diri Fariz yang menurutnya semakin tampan. Entah apa yang ada di fikiran Zafira saat ini, apa karena dia sudah beberapa minggu tidak melihat wajah sang suami membuat matanya terpana dengan wajah tenang pria itu. Ingin rasanya dia memeluk dan menumpahkan kerinduan tetapi dia harus menunggu waktu yang tepat dan memprioritaskan tujuannya untuk mencari tahu dimana saat ini Fariz tinggal.
Terbersit satu pemikiran di kepalanya. Apakah Fariz tinggal bersama gadis itu? Zafira langsung menepis fikiran buruk tersebut. Tidak ada satu orang pun yang boleh tinggal bersama Fariz selain dirinya.
Beberapa lampu merah dilewati. Dan Zafira tidak bisa terlalu dekat mengikuti mobil di depannya, takut si pengemudi akan mengenali mobilnya.
Di dalam mobil, tak hentinya Zafira berdoa agar Allah selalu menjaga hati Fariz untuk selalu setia hanya kepada dirinya. Tidak boleh ada satu orang wanita pun yang merebut Fariz darinya. Seumur hidup dia takkan merelakannya. Selama ini dia belum pernah merasakan mencintai seseorang sebesar dia mencintai Fariz. Dan dia akan membuktikan kepada pria itu jika dirinya pantas untuk menjadi istrinya.
Setelah dua puluh menit berada di belakang mobil hitam tersebut, tampak Zafira menghentikan mobilnya karena mobil yang sedari tadi diikutinya berhenti di sebuah rumah mewah bercat gold serta berpagar tinggi. Gadis yang ada di dalam mobil pun turun.
Zafira masih menunggu di dalam mobil dan memastikan apakah si pengemudi juga ikut turun dan memasuki rumah mewah tersebut?
Ternyata mobil tersebut melanjutkan kembali perjalanannya. Dan ada perasaan lega di hati Zafira melihat Fariz tidak ikut masuk ke dalam rumah tersebut. Setidaknya dia masih menaruh harapan bahwa Fariz dan gadis itu tidak memiliki hubungan spesial.
Zafira pun melajukan kendaraan, tetap mengikuti Fariz secara diam-diam dan tetap menjaga jarak di belakangnya agar si pengemudi di depan tidak melihat serta mencurigai kalau dirinya tengah membuntutinya. Matanya terus fokus pada mobil yang diikuti sampai tidak memperhatikan jalanan di depan.
"Braakkk"
Zafira mengerem mendadak saat di depannya ada sebuah gerobak batagor terbalik karena bertabrakan dengan pengendara sepeda motor.
Orang-orang pun mulai berkerumunan.
"Aduh, apa yang terjadi di depan? Aku jadi kehilangan jejak Fariz," gumamnya membuka kaca mobil dan memperhatikan orang-orang sudah ramai membantu korban tabrakan.
"Ada tabrakan" bisiknya ikut prihatin sedikit menjulurkan kepala melihat si penjual batagor dipapah dua orang lalu dibawa ke pinggir jalan.
Setelah menunggu kurang dari sepuluh menit, Zafira sudah menjalankan kembali mobilnya karena gerobak sudah diamankan ke pinggir jalan. Tetapi malangnya, dia harus kehilangan jejak si pengemudi mobil hitam.
Sepanjang perjalanan, Zafira masih menyusuri jalanan, berusaha mencari keberadaan mobil Fariz tetapi tidak menemukannya. Sampai akhirnya dia lelah dan memutuskan pulang ke rumah.
Setiba di rumah, dia langsung ke kamar mandi membersihkan tubuh. Setelah itu berbaring di atas kasur. Matanya menengadah ke atas langit-langit kamar. Kekhawatiran tergurat di raut wajahnya mengingat pertemuannya dengan Fariz dan gadis itu.
"Ada hubungan apa Fariz dengan dia? Mengapa mereka bisa pergi ke mall berduaan? Apa mereka tidak sengaja bertemu atau justru dia yang mengejar-ngejar Fariz?," kecemburuan mengusik jiwanya.
Rasa cemburu pasti ada. Manusiawi jika dia merasa tidak menaruh cemburu setelah melihat suaminya bersama gadis lain. Apalagi gadis itu memiliki wajah yang cukup cantik dan seksi. Dan mustahil jika rasa cemburu itu tidak muncul di hatinya, mengingat saat ini dia bukan hanya menganggap Fariz sebatas sahabat seperti dulu melainkan telah menjadikan Fariz masa depan dan cinta terakhirnya.
Zafira berusaha keras mengikis kecemburuannya lalu mencoba berfikiran positif terhadap Fariz. Ditanamkannya rasa percaya kepada Fariz bahwa suaminya adalah pria setia. Tidak semudah itu Fariz berpaling darinya. Fariz telah memupuk cintanya sejak bertahun-tahun bahkan puluhan tahun karena itu Fariz tidak akan pernah mengkhianatinya. Kepercayaan yang begitu besar membuat rasa cemburu itu sedikit demi sedikit menipis dan terkikis.
"Aku akan tetap menantikanmu dan membuktikan seberapa besar rasa cintaku padamu. Aku tidak akan menyerah dan tidak akan pernah berhenti mencarimu" bisik hati Zafira menyemangati dirinya sendiri.
...*****...