Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Maxime Keano, bahwa dia akan menikahi seorang gadis yang masih SMA.
"Barang siapa yang bisa menemukan kalungku. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi jika orang itu adalah perempuan, maka aku akan menikahkan dia dengan cucuku." Ucap sang nenek.
Tak lama kemudian, datang seorang gadis remaja berusia 18 yang yang bernama Rachel. Dia adalah seorang siswi SMA yang magang sebagai OB di perusahaan Keano Group, Rachel berhasil menemukan kalung sang nenek tanpa mengetahui sayembara tersebut.
"Ingat, pernikahan kita hanya sementara. Setelah nenekku benar-benar sehat, kita akan berpisah. Seumur hidup aku tidak pernah bermimpi menikah dengan seorang bocah sepertimu." Maxime Keano.
"Kamu pikir aku ingin menikah dengan pria arogan dan menyebalkan sepertimu? Menikah denganmu seperti musibah untukku." Rachel Calista.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Haa.... hachiiim!" Terlihat Nenek Margaretha yang sedang bersin, sambil menutup hidungnya dengan sapu tangan.
Saat ini Nenek Margaretha sedang mengunjungi salah satu restoran bintang lima yang berada di bawah naungan perusahaan Keano Group di Singapura sana. Dengan di kawal oleh empat orang bodyguard dan juga ditemani oleh sang kepala pelayan yang ditugaskan untuk merawat Nenek Margaretha selama Nenek Margaretha berada di Singapura.
Semua karyawan yang ada di restoran tersebut berjajar dengan rapi menyambut kedatangan Nenek Margaretha, kemudian mereka menjamu sang pemilik restoran tersebut dengan berbagai jenis makanan ciri khas Singapura yang sangat memanjakan lidah, seperti hainanese chicken rice, char kway teow, beef bak kut teh, dan oyster omelette.
Nenek Margaretha memang sedang sakit, tapi tidak separah yang dibayangkan oleh Maxime. Dia hanya sakit flu dan batuk.
Nenek Margaretha sengaja datang ke Singapura untuk berobat ke dokter, agar sakitnya cepat sembuh, dan sekalian ingin berliburan disana. Benar-benar ingin menikmati hari tua nya.
"Setelah ini anda ingin kemana, nyonya?" Tanya sang kepala pelayan kepada Nenek Margaretha.
"Ke Changi Beach, sudah lama saya tidak berliburan disana." Jawab Nenek Margaretha sambil menikmati sarapannya.
Berliburan adalah cara yang paling ampuh untuk menyembuhkan penyakit, karena bisa menghilangkan stres. Itulah yang Nenek Margaretha lakukan sekarang ini. Dia sedang menikmati waktu liburannya.
Sedangkan Maxime telah dibuat kalang kabut karena takut kehilangan sang Nenek. Dia mengira bahwa neneknya sedang sakit parah.
"Nikita Wati, apa kamu sudah menonaktifkan ponselmu?" Tanya Nenek Margaretha kepada sang kepala pelayan. Nenek Margaretha meminta kepala pelayan untuk menonaktifkan ponselnya agar Maxime tidak bisa menghubunginya.
"Sudah, nyonya." Jawab sang kepala pelayan.
Nenek Margaretha pun terkekeh. "Baguslah."
Dalam kamus wanita, biasanya apa yang dikatakan oleh wanita adalah sebaliknya. Contohnya jika wanita bilang jangan, sebenarnya harus dilaksanakan. Misalnya Nenek Margaretha mengirim chat kepada Boy untuk jangan memberitahu Maxime bahwa dirinya sedang sakit. Padahal sebenarnya memang Nenek Margaretha meminta Boy untuk memperlihatkan isi chat tersebut kepada Maxime.
Boy pasti akan lebih menuruti perintah dari Nenek Margaretha dibanding dengan Maxime. Karena Nenek Margaretha yang membawa Boy dari panti asuhan dan membawanya masuk ke dalam keluarga Keano. Termasuk membiayai sekolah dan kuliahnya.
Flashback on...
Sebelum masuk ke dalam pesawat pribadinya, Nenek Margaretha menelpon Boy terlebih dahulu.
"Boy, nanti saya akan mengirim pesan padamu. Tugasmu adalah memperlihatkan pesan itu kepada cucuku. Kalau Maxime menyuruh kamu untuk mencaritahu saya lagi sakit apa. Kamu iyakan saja tanpa perlu cari tahu." Pinta Nenek Margaretha.
Boy pun mengiyakan tanpa bertanya apapun. "Baik, nyonya."
Setelah selesai berteleponan dengan Nenek Margaretha, Boy pun membaca pesan yang dikirim oleh Nenek Margaretha kepadanya, pesan tersebut harus Boy perlihatkan kepada Maxime.
[Boy, hari ini saya akan berobat ke Singapura. Kamu jangan memberitahu Maxime tentang hal ini. Tolong kamu bantu Maxime untuk mempersiapkan semua keperluan pernikahannya dengan Rachel. Saya akan pulang kalau Maxime dan Rachel sudah siap untuk menikah.]
Boy pun menghela nafas. Dia sangat tahu apa maksud Nenek Margaretha mengirim pesan tersebut. Tapi sebagai seorang asisten kepercayaan dari keluarga Keano, Boy hanya bisa menjalankan apa yang mereka suruh tanpa perlu bertanya apapun.
Kemudian Boy pun tersenyum tipis, mungkin karena dia merasa terkadang tingkah Nenek Margaretha dan cucunya sangat lucu. Dia sering sekali menyaksikan perselisihan diantara mereka seperti tom and jerry, yang berakhir dengan Maxime yang selalu kalah. Begitulah wanita. Wanita adalah ras terkuat di bumi dan selalu benar, apalagi sesepuhnya.
Flashback off...
pak Alvin husss sana keluar ngapain diem disana ntar kamu kebakaran wkwkwk
Siswa pembully di skors harusnya,masukkan lembaga peninggkatan akhlak.
Rasain dehh anda bapak kepsek yang terhormat, anda harus mempertanggungjawabkan kesalahan anda karena banyak kesalahan yang sudah anda lakukan: berbuat tidak adil, menerima suap dan bersikap semena mena terhadap rakyat jelita , siap2 kehilangan pekerjaan yang sudah anda perjuangkan selama ini ,
Uang adalah hal yang lucu, makanya bisa membuat orang menjadi lebih baik, tetapi juga bisa membuatmu menjadi buruk...
semangat Max,bela gih istri bocah mu... tunjukan kekuasaan mu di depan Alvin...