Jika seseorang telah jatuh cinta, bisa membuat orang tersebut lupa diri, dan tidak perduli akan kekurangan orang yang ia cintai. Bahkan terkadang, tidak perduli, apakah orang yang ia cintai itu membalas cintanya atau tidak.
Aleena Catherine mencintai Alan Anderson, sejak mereka duduk di sekolah menengah pertama, hingga akhirnya mereka menikah.
Tapi, tiga tahun usia pernikahan mereka, Aleena di ceraikan Alan. Ternyata Alan tidak mencintai Aleena.
Setelah menceraikan Aleena, Alan melemparkan Aleena kepada pria miskin, bernama Alfred Stewart.
Aleena tidak menyangka, ternyata ia memiliki kisah dengan Alfred, yang tidak pernah Aleena sadari, sewaktu ia duduk di bangku sekolah menengah pertama dulu.
Pernikahan Aleena dengan Alfred yang di anggap semua orang, pria miskin dan pria sampah, menjadi pernikahan yang tidak terduga bagi Aleena.
Aleena di manjakan bak ratu, dan menjadi Nyonya Stewart, yang sangat mendominasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6.
Aleena dan Alfred saling diam, setelah mereka duduk.
Mereka terlihat begitu canggung satu sama lain, karena saat sekolah dulu, mereka juga tidak pernah bicara sama sekali.
Aleena dulu hanya mengenal Alfred dari jarak jauh, karena Alfred terkenal siswa paling sulit di atur.
Dan dulu, Aleena sempat berpikiran, kalau Alfred salah satu calon gangster di kota mereka, karena kenakalan Alfred yang sangat memusingkan para guru mereka.
"Apakah kamu masih ingat tempat ini?" tanya Alfred memulai percakapan mereka.
"I.. iya, setiap tahun sekolah kita mengadakan lomba renang di sini!" jawab Aleena sedikit gugup.
"Waktu itu kamu juara dua, kalau aku tidak salah ingat!" Alfred tersenyum mengingat perlombaan renang saat itu.
Aleena menganggukkan kepalanya, "Iya!"
Alfred menoleh memandang Aleena, "Aku bisa menebak, kalau kamu pasti tidak mau dekat dengan ku, saat sekolah dulu, karena aku siswa yang paling nakal di sekolah!"
Aleena menoleh memandang Alfred, ia tidak berani menjawab Alfred, karena yang ia tahu Alfred adalah kakak kelasnya.
Dan, ia siswi junior yang baru masuk ke sekolah itu, dan tidak pernah terpikir akan memiliki kisah dengan seniornya.
"Aku pertama sekali melihat kamu, saat kamu memberikan bukuku yang terjatuh, di jalan menuju gerbang sekolah, kamu begitu cantik dan... wangi" ucap Alfred sembari melamun, membayangkan pertemuan pertamanya dengan Aleena.
Aleena mengedipkan matanya, ia tidak ingat akan kejadian itu.
"Semenjak itu, aku selalu diam-diam memperhatikan kamu dari jauh!" Alfred tersenyum membayangkan tingkahnya, yang menjadi penguntit Aleena.
Aleena tidak menyangka, ia telah memikat hati berandalan sekolah mereka.
"Apakah kamu sering di tindasnya, selama kalian menikah?" tanya Alfred dengan suara tercekat.
Aleena mendadak menundukkan kepalanya, ia tidak bisa bicara, karena telah salah mencintai orang yang ia pikir pahlawannya.
Alfred melihat perubahan wajah Aleena.
"Tiga tahun aku tidak pernah melihatmu lagi, ini tempat yang sering ku kunjungi, untuk mengingat tentang kamu, saat terakhir kali aku berharap padamu" kata Alfred dengan nada sedikit sendu.
Aleena mengangkat wajahnya, pantas saja Alan sudah tahu, ke mana ia akan di bawa Alan.
Ternyata Alan sudah mengetahui tempat Alfred nongkrong, dan sekaligus tujuannya menghina dirinya.
Ia memang keluarga yang tidak sekaya Alan, dan Ayahnya tidak memiliki bisnis yang baik seperti Ayah Alan.
Walau ia bukan keluarga kaya, bukan berarti ia mengincar harta Alan.
Ia tulus merasa suka pada Alan, karena ia menganggap Alan sangat keren, dapat menemukan kalung Ibunya yang terjatuh ke dasar kolam renang.
Mengingat akan hal itu, perlahan Aleena menoleh ke arah Alfred.
Sekarang ia tahu siapa sebenarnya yang keren, bukan Alan, melainkan Alfred.
Ia bisa bayangkan bagaimana Alfred menyelam ke dasar kolam renang, mencari lokasi di mana jatuhnya kalung Ibunya.
Alfred kembali memandang Aleena, dan mata mereka pun saling bertemu.
Mereka saling menatap satu sama lain dengan lekat, dan mendadak membuat wajah Aleena bersemu merah.
Alfred dulu tidak berani mendekati Aleena, karena ia terkenal nakal, dan miskin.
Sebagai lelaki, ia merasa tidak percaya diri, untuk mengejar Aleena, karena ia tidak memiliki apa pun untuk di banggakan pada Aleena.
Ia masih bersekolah, dan masih kesulitan dalam soal ekonomi.
Pulang sekolah ia harus membantu Ayahnya bekerja, dan berhemat, agar ia dapat membantu Ayahnya membeli rumah yang layak bagi mereka.
Saat ia pertama kali melihat Aleena, ia berhayal ingin memperistri Aleena di masa depan.
Keinginan ingin memiliki Aleena, dan mencintai Aleena, bukan hanya sekadar suka karena fisik.
Alfred mencintai Aleena karena Aleena gadis yang baik, setelah beberapa kali ia buntuti.
Sampai saat ia menolong Aleena secara diam-diam, seorang siswa lain, yang pernah berseteru dengannya, mengacaukan segala rencananya.
Membuat ia patah hati, dan jadi seorang pria pekerja keras, untuk dapat mengalahkan musuhnya, yang telah merebut gadis yang di sukainya.
Mata Alfred berkedip, sekarang gadis itu, yang sudah lama di rindukannya, duduk di hadapannya, dengan wajah yang masih cantik seperti dulu.
"Maaf, aku salah mengenali penolongku!" sahut Aleena, membuyarkan lamunan Alfred.
"Kamu tidak salah, dia yang salah, aku sudah lama ingin membalaskan sakit hatiku padanya, karena ia merebutmu, sebelum aku sempat menyerahkan kalungmu itu kepadamu!"
Tangan Aleena menyentuh lehernya, lalu menarik keluar dari balik bajunya, kalung yang dulu di temukan Alfred dari dasar kolam renang.
"Kamu selalu memakainya?" tanya Alfred melihat kalung itu.
"Iya, ini kalung peninggalan Ibuku, aku selalu menjaganya dengan baik!" ucap Aleena tersenyum.
Mata Alfred terpaku menatap senyuman Aleena, yang terlihat begitu manis. Membuat dadanya berdesir.
Bersambung.....