Perjuangan Cinta Zafira

Perjuangan Cinta Zafira

Bab 1 - Patah Hati

Assalamu'alaikum, Wr. Wb.

Hai semua, apa kabar?

Aku doa'in kalian selalu sehat gak kurang satu apapun, Aamiin 🤲

Maaf, aku baru sempet nulis lagi dan melanjutkan Novel Kedua "Ternyata Ada Cinta" yang sempat mengambang selama 10 bulan 🙏🙏

Bukan maksud bikin kalian menunggu tanpa kepastian tapi tahun ini aku banyak kesibukan di dunia nyata.

Salah satu kesibukanku di dunia nyata di tahun 2024 ini yaitu ikut membantu mengurus seorang anak SMP yang sedang sakit parah akibat minum obat dari Bidan tapi dosisnya terlalu tinggi yang membuat seluruh badannya melepuh, berdarah dan kornea matanya terkelupas.

Awalnya aku gak mengenal anak tersebut dan sama sekali belum pernah bertemu dengannya. Namun menurut cerita yang kudengar, anak tersebut berasal dari keluarga gak mampu dan sudah berpisah dari ayahnya sejak usianya 3 bulan. Hal itu yang membuatku merasa iba dengan kondisinya dan memutuskan untuk mengurusnya saat sedang kritis di RS.

Saat ini badannya yang melepuh serta berdarah sudah mulai mengering dan membaik. Tapi tidak dengan matanya. Karena kornea matanya sudah terlanjur rusak dan gak bisa melihat.

Mungkin kalian sempet liat beritanya di Tiktok. "Siswi SMP di Palembang Korban Mal Praktik"

Karena itu waktuku banyak tersita dan memfokuskan diri untuk mengurus serta menemani anak tersebut operasi mata serta bolak balik berobat ke RS setiap hari selama dua bulan lebih. Dan juga memberinya motivasi agar dia gak terpuruk dan down dengan keadaannya saat ini.

Sampai hari ini sudah 5 bulan lebih anak tersebut belum bisa melihat, stop sekolah dan hidup dalam keadaan meraba-raba karena masih menunggu donor kornea mata dari RS yang belum tau kapan tersedianya 😭😭

Dan sampai saat ini pun anak tersebut gak tau wajahku seperti apa karena saat pertama kali aku membesuknya di RS kondisi matanya sudah gak bisa melihat dan itu menjadi perkenalan pertama kami...

Mohon doanya dari seluruh teman-teman untuk ikut mendoakan agar anak tersebut bisa segera mendapatkan donor kornea mata, Aamiin 🤲

Kalo waktunya memungkinkan, aku pengen menulis kisah nyata anak tersebut ke dalam sebuah Novel. Dan ini juga merupakan kisah nyata hidupku karena bersentuhan langsung dengan hidupku makanya aku berencana mengabadikannya dalam sebuah novel. Tapi baru rencana, gak tau kapan terealisasinya...

***

Zafira Mutia Wibawa

Fariz Erlangga

***

Sepeninggal Fariz, tubuh Zafira mendadak lemas. Tadinya masih berusaha tegar namun kini sudah benar-benar kehilangan kekuatan. Kepergian Fariz telah membuat raga Zafira terasa mati.

Dia berpegangan pada daun pintu demi menopang beban tubuh yang nyaris terjatuh. Tubuhnya terasa limbung dan untuk menegakkan kaki dengan benar pun dia sudah tidak sanggup. Dia sudah tidak mampu berdiri secara sempurna. Penglihatannya pun seolah berkabut tebal tertimbun genangan air yang memenuhi kedua bola matanya.

Zafira menangis pilu. Ditempelkannya sisi wajah pucatnya di daun pintu. Kedua kaki tampak bergetar menopang tubuh yang seakan semakin lemah.

Mata sembab masih tertuju ke depan menatap kosong kendaraan Fariz yang telah menghilang, membawa pergi pria yang kini telah merampas jiwa serta cintanya. Pria yang sudah diterimanya masuk ke dalam seluruh hati serta hidupnya. Namun belum sempat menyatakan segenap rasa serta perasaan cintanya, pria itu telah pergi tanpa memberi waktu dan kesempatan baginya membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.

"Fariz, kumohon jangan tinggalkan aku. Aku sangat mencintaimu..." Zafira memanggil pelan nama itu dengan linangan air mata dan suara yang serak meski nama yang dipanggil telah menjauh meninggalkannya, entah kemana.

Zafira termangu sedih, terus memandang nanar ke pekarangan rumah tanpa sanggup berkata-kata. Tidak dipungkiri, betapa dia sangat mencintai sahabat yang kini telah menjadi suaminya. Dan tidak sanggup kehilangan sosok baik itu walau hanya satu hari.

Bagaimana dengan hidupnya jika Fariz benar-benar mengambil keputusan tidak akan kembali padanya. Dia tidak sanggup memikirkan itu meski sekejap. Ada rasa sakit yang terus menusuk tajam di bagian terdalam hati. Perlahan dengan tangan kanan diremasnya dada lalu memukulnya pelan berusaha mengurangi rasa sakit itu.

Sesekali tangannya menyeka buliran air mata yang terus berjatuhan dari kedua sudut mata. Tangisan pilu terdengar keras sampai sekujur tubuhnya tampak bergetar.

Zafira terus menangis mengeluarkan seluruh kesedihan yang teramat dalam karena kepergian Fariz yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya akan terjadi sesakit ini tepat di saat dia telah menyadari rasa cintanya kepada pria itu. Bahkan yang lebih menyakitkan lagi di saat dia ingin mengungkapkan seluruh rasa cinta justru sang sahabat sekaligus suaminya itu lebih memilih pergi meninggalkannya.

Sebuah ketakutan menguap di sudut jiwa. Dia takkan sanggup menjalani kehidupan jika tiada Fariz di sisinya seperti puluhan tahun yang telah dilalui. Jika dapat memilih, dia akan pergi kemana pun Fariz pergi, tak peduli suka atau duka yang penting tetap berada di samping pria itu.

Raut muka Zafira tampak semakin muram dan pucat. Sorot mata lara menyiratkan betapa terpukul serta sedihnya dia saat ini.

Lemas, itu yang dirasakannya. Tubuhnya benar-benar tak bertenaga. Seluruh semangat hidup telah musnah. Dia kembali terisak hingga dadanya terasa sesak.

Rasanya bumi ini runtuh tatkala Fariz lebih memilih pergi meninggalkannya dari pada mempercayai semua penjelasannya.

Tubuh Zafira yang sedari tadi hanya berdiri mematung tampak mulai merosot. Lututnya goyah, hingga akhirnya terduduk bersimpuh di lantai, tak sanggup menahan kesedihannya. Menumpahkan semua tangisan di depan pintu, meratapi duka mendalam yang telah menghancurkan seluruh hidupnya. Dia terus menangis sampai tersedu. Tak peduli jika ada pekerja rumah yang akan melihatnya.

Buliran air begitu mudah lolos dari kedua sudut mata. Bahkan sekuat apapun berusaha membendungnya, itu terasa sia-sia. Bulir demi bulir terus membasahi wajah yang kian memucat. Rasa sesak masih sangat terasa menghimpit dada. Seperti terluka namun tak mengalirkan darah. Bahkan rasanya lebih perih dan menyakitkan dari pada luka yang berdarah. Rasanya nyaris mati menahan semua rasa ini. Nyawa seakan ikut melayang bersama kepergian Fariz yang secara tiba-tiba.

Tak terasa lima belas menit berlalu. Zafira tidak sadar sudah cukup lama terduduk di ambang pintu meratapi takdir yang entah akan membawanya kemana.

Dengan mengumpulkan kekuatan, gadis itu pun berdiri lalu tertatih kembali ke lantai atas. Dia ingin kembali ke kamar dan menghirup aroma tubuh Fariz yang pasti masih tertinggal di ruang kamar.

Seperti ini-kah rasanya patah hati? Zafira belum pernah merasakan patah hati sebelumnya. Tetapi hari ini dia mengalaminya. Dia tahu kalau saat ini dia sedang patah hati dan hancur. Itu terbukti dari langkah kakinya. Hanya beberapa meter berjalan dari lantai bawah menuju lantai atas namun menjadi terasa sangat berat dijalani dan begitu melelahkan.

Dipaksakan-nya menyeret kaki yang terasa berat meniti anak tangga satu persatu menuju kamar sambil berpegangan pada railing tangga/pegangan tangga.

Hingga dengan susah payah, akhirnya dia berhasil sampai ke kamar dimana kamar ini-lah yang menjadi saksi jika sebenarnya dirinya telah mulai mencintai Fariz namun sayangnya perasaan itu belum sempat ter-ungkap.

Rasa marah, cemburu, kecewa, bahagia hingga rasa cinta tumbuh begitu cepat di hatinya hanya hitungan beberapa hari sejak hidup satu rumah bersama Fariz. Kamar beserta isi di dalam ruangan ini menjadi saksi bisu segala perasaan yang tumbuh cepat di hati.

Zafira masuk ke kamar, mendorong pintu dan menutupnya. Menyandarkan tubuh rapuhnya di pintu sembari bola mata yang sembab terus berputar memandang seluruh ruangan seolah berusaha mencari keberadaan Fariz di sana. Untuk beberapa menit Zafira berdiri tercenung tanpa kata.

Kini Zafira memejamkan mata. Kemudian menarik nafas panjang menghirup udara sedalam mungkin demi mencium jejak aroma tubuh Fariz yang masih membekas di setiap sudut ruangan.

Zafira melangkah dengan mata masih tertutup seraya merentangkan kedua tangan. Berjalan meraba seperti orang buta. Sepuluh jemarinya ikut berperan berusaha menggiring udara, menggenggam lalu memeluknya ke dada dan menciumnya. Dia membayangkan udara itu adalah Fariz yang dapat diraba, dipeluk dan dicium. Miris melihat keadaan gadis itu tetapi ini-lah kenyataan hari ini. Dia terus mencoba menghalau kerinduan dengan merasakan sentuhan udara yang dia bayangkan sebagai tubuh Fariz.

Dibukanya mata pelan. Tatapannya jatuh pada tempat tidur luas yang kini tampak terbentang kosong seolah ikut kesepian atas tuannya yang kini telah pergi.

Dengan langkah lemah, Zafira duduk di bibir ranjang. Air mata tetap tidak mampu terhenti, kembali merambat dari kedua ujung mata. Dia sadar, kesalahannya memang teramat besar kepada Fariz. Karena dari awal pernikahan sampai kepergian tiba-tiba Fariz dari rumah, dia belum sepenuhnya menjadi istri yang baik untuk pria itu. Bahkan dia pun belum menjalankan kewajiban yang seharusnya dilakukan seorang istri yakni melayani kebutuhan batin Fariz.

Selain itu, dia pun menyadari, puluhan tahun bersahabat dengan Fariz, baik sengaja atau tidak dia telah banyak melukai perasaan pria itu. Menolak cintanya, menyia-nyiakan waktu yang ada, bersikukuh menolak perjodohan mereka bahkan hampir saja menikah dengan laki-laki lain yang pasti akan menghancurkan hidup Fariz jika sampai pernikahan itu benar-benar terjadi.

Berapa banyak luka, berapa banyak kesedihan yang telah ditorehkannya di hati pria yang dengan tulus telah mencintainya sejak masa putih biru.

Dia pun tidak pernah tahu bahkan lebih tepatnya tidak mau tahu dan tidak mau peduli dengan perasaan sang sahabat. Sepanjang waktu dihabiskan hanya untuk mempertahankan cinta laki-laki lain dan lebih mementingkan perasaannya sendiri, mengesampingkan Fariz yang sekian puluh tahun menanti balasan cinta darinya.

...*****...

Terpopuler

Comments

Irma

Irma

alhamdulilah uda update lg,semoga kk rara diberi kesehatan dan rezeki yg berlimpah ,jiwa sosial kk rara sangat tinggi mau membantu anak yg membutukan bantuan saya doakan cpt dapat pendonor dan bisa melihat lg Aamiin Aamiin ya allah

2024-11-01

0

Zainab Ddi

Zainab Ddi

author sabar ya semoga anak yg diurus cepet dapet kornea mata dan cepet jg diberikan kesembuhan makasih Uda mu bikin cerita Zahira lg semoga bisa update setiap hari 💪🏻💪🏻💪🏻😍🙏🏻

2024-11-01

0

Cesil Leo

Cesil Leo

semoga anak yang ditolong cepat sembuh dari sakit , bisa melihat lagi, semangat terus untuk kak rara menebar kebaikan .

2024-11-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Patah Hati
2 Bab 2 - Menyesali Diri
3 Bab 3 - Berusaha Bangkit
4 Bab 4 - Datang Ke Rumah Orang Tua
5 Bab 5 - Menceritakan Semua
6 Bab 6 - Support Keluarga
7 Bab 7 - Benda Kesayangan
8 Bab 8 - Merahasiakan
9 Bab 9 - Ke Kantor Fariz
10 Bab 10 - Betapa Manisnya Kenangan Itu
11 Bab 11 - Tidak Dapat Mengulang Kembali Waktu
12 Bab 12 - Kabar Terbaru
13 Bab 13 - Gagal
14 Bab 14 - Bahagia Menjadi Satu-satunya
15 Bab 15 - Dani Kembali Memberi Info
16 Bab 16 - Penjelasan Rudy
17 Bab 17 - Akhirnya Terjawab
18 Bab 18 - Melihatnya
19 Bab 19 - Mencari Tahu
20 Bab 20 - Akhirnya Bertemu
21 Bab 21 - Ditinggal Tanpa Kata
22 Bab 22 - Memberi Peringatan
23 Bab 23 - Kaki Terkilir
24 Bab 24 - Melepas Rindu Di Jalan Kenangan
25 Bab 25 - Dalam Bahaya
26 Bab 26 - Cengkeraman Ronald
27 Bab 27 - Kaki Terluka
28 Bab 28 - Sahabat Lama
29 Bab 29 - Rasanya Aku Mau Gila
30 Bab 30 - Melihatnya Kembali
31 Bab 31 - Perjuangan Cinta Zafira
32 Bab 32 - Secercah Harapan Kembali Terbit
33 Bab 33 - Rencana Wilda
34 Bab 34 - Tekad Dani
35 Bab 35 - Tempat Tinggal Fariz
36 Bab 36 - Wajah Zafira Berseri-seri
37 Bab 37 - Sengaja Merahasiakannya Padaku?
38 Bab 38 - Aku Sangat Mencintainya
39 Bab 39 - Mengantar Zafira
40 Bab 40 - Merasa Takut
41 Bab 41 - Hati Yang Terluka
42 Bab 42 - Perjuanganku Cukup Sampai Di Sini
43 Bab 43 - Pupus Sudah Harapan
44 Bab 44 - Di Batas Lelah
45 Bab 45 - Tubuh Dingin
46 Bab 46 - Aku Mohon Bangunlah...
47 Bab 47 - Kamu Wanita Terindah
48 Bab 48 - Hipotermia
49 Bab 49 - Bait-Bait Kata
50 Bab 50 - Kerinduan Yang Sangat Dalam
51 Bab 51 - Isak Tangis Bahagia
52 Bab 52 - Fariz, Peluk Aku
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 - Patah Hati
2
Bab 2 - Menyesali Diri
3
Bab 3 - Berusaha Bangkit
4
Bab 4 - Datang Ke Rumah Orang Tua
5
Bab 5 - Menceritakan Semua
6
Bab 6 - Support Keluarga
7
Bab 7 - Benda Kesayangan
8
Bab 8 - Merahasiakan
9
Bab 9 - Ke Kantor Fariz
10
Bab 10 - Betapa Manisnya Kenangan Itu
11
Bab 11 - Tidak Dapat Mengulang Kembali Waktu
12
Bab 12 - Kabar Terbaru
13
Bab 13 - Gagal
14
Bab 14 - Bahagia Menjadi Satu-satunya
15
Bab 15 - Dani Kembali Memberi Info
16
Bab 16 - Penjelasan Rudy
17
Bab 17 - Akhirnya Terjawab
18
Bab 18 - Melihatnya
19
Bab 19 - Mencari Tahu
20
Bab 20 - Akhirnya Bertemu
21
Bab 21 - Ditinggal Tanpa Kata
22
Bab 22 - Memberi Peringatan
23
Bab 23 - Kaki Terkilir
24
Bab 24 - Melepas Rindu Di Jalan Kenangan
25
Bab 25 - Dalam Bahaya
26
Bab 26 - Cengkeraman Ronald
27
Bab 27 - Kaki Terluka
28
Bab 28 - Sahabat Lama
29
Bab 29 - Rasanya Aku Mau Gila
30
Bab 30 - Melihatnya Kembali
31
Bab 31 - Perjuangan Cinta Zafira
32
Bab 32 - Secercah Harapan Kembali Terbit
33
Bab 33 - Rencana Wilda
34
Bab 34 - Tekad Dani
35
Bab 35 - Tempat Tinggal Fariz
36
Bab 36 - Wajah Zafira Berseri-seri
37
Bab 37 - Sengaja Merahasiakannya Padaku?
38
Bab 38 - Aku Sangat Mencintainya
39
Bab 39 - Mengantar Zafira
40
Bab 40 - Merasa Takut
41
Bab 41 - Hati Yang Terluka
42
Bab 42 - Perjuanganku Cukup Sampai Di Sini
43
Bab 43 - Pupus Sudah Harapan
44
Bab 44 - Di Batas Lelah
45
Bab 45 - Tubuh Dingin
46
Bab 46 - Aku Mohon Bangunlah...
47
Bab 47 - Kamu Wanita Terindah
48
Bab 48 - Hipotermia
49
Bab 49 - Bait-Bait Kata
50
Bab 50 - Kerinduan Yang Sangat Dalam
51
Bab 51 - Isak Tangis Bahagia
52
Bab 52 - Fariz, Peluk Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!