Dewasa 🌶
Hasha, putri bungsu keluarga Drake dijebak oleh temannya sendiri. Ia hampir diperkosa oleh laki-laki hidung belang. Namun malam itu, seorang pria dari masa lalunya tiba-tiba muncul menyelamatkannya dari laki-laki hidung belang tersebut.
Namun seperti kata pepatah, lolos dari lubang buaya, masuk ke lubang singa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 32
Hasha menguap pelan. Matanya mengerjap-ngerjap menerima sinar matahari yang masuk melalui celah jendela. Matanya masih terasa berat untuk dibuka namun karena kepalanya terasa agak pening, ia berusaha bangun.
Hasha tidak ingat lagi kalau semalam dia mabuk. Dia hanya ingat kejadian dia dan Zayn pergi ke hutan, bertemu para anak buah Zayn, bertemu orang jahat yang ingin menembak mereka yang ternyata di suruh sama Cindy.
Lalu Hasha bertanya kenapa Cindy melakukan itu padanya. Jawaban Sindy adalah, dia membenci Hasha. Karena banyak cowok di kampus hanya meliriknya dan menganggap Sindy sebagai babu Hasha, termasuk cowok yang Sindy suka.
Sindy membuat Hasha sangat sedih padahal dia tulus memperlakukan gadis itu sebagai temannya. Hasha pun menjadi murung sepanjang perjalanan pulang. Dia ingat Zayn membawanya makan di restoran kesukaannya. Lelaki itu bahkan menyuapinya.
Hanya itu saja, sesudah itu Hasha tidak ingat lagi.
Pintunya tiba-tiba terbuka. Hasha melihat ke depan pintu. Mamanya berjalan cepat dengan wajah galak.
"Auw!" Hasha kaget karena telinganya tiba-tiba di jewer oleh sang mama.
"Bagus kamu ya, udah berani mabuk-mabukan. Kamu pikir mabuk-mabukan baik buat kesehatan kamu apa, hah? Mama udah pernah ingetin kan jangan pernah sentuh alkohol, kamu malah mabuk-mabukan. Untung semalam kamu lagi sama Zayn kalau lagi nggak sama siapa-siapa terus ada yang jahatin kamu gimana? Hah?!" Suara toa mamanya bikin Hasha tambah kesakitan.
"Sa-sakit ma,"
"Masih tahu sakit, hm?" kata mamanya lagi galak. Tangannya sang mama baru turun ketika kedua abangnya datang. Bang Suho datang dengan membawa nampan yang berisi gelas dan mangkok bubur.
Bang Flynn nggak bawa apa-apa tapi dari pintu masuk sudah senyum-senyum menatapnya.
"Emang semalam Hasha mabuk?" tanya Hasha polos.
Hilda mamanya memutar matanya malas.
"Dedek, kamu lupa semalam bagaimana kamu mengacau?" Flynn angkat suara. Hasha masih bingung tidak ingat apa-apa.
"Zayn bawa kamu pulang, kamunya sudah mabuk berat. Terus kamu lari-lari keliling halaman rumah, nyanyi keras-keras dengan suara kamu yang falesnya kebangetan itu, kadang nangis, kadang ketawa kayak orang gila, terakhir kamu muntah di baju Zayn yang sabar banget hadepin kamu." kata Flynn panjang lebar.
"Hiihh! Bang bohong kan?"
Mungkin benar Hasha mabuk, tapi kayaknya apa yang dibilang bang Flynn terlalu berlebihan.
"Nggak percaya? Mau dikasih lihat videonya? Nih lihat baik-baik kelakuan kamu." Flynn mengeluarkan ponselnya dan memutar video yang dia rekam semalam untuk menjadi koleksi pribadinya.
Hasha melotot lebar melihat kelakuannya semalam. Ya ampun, dan korbannya adalah Zayn?
"Percaya kan sekarang?"
Hasha mengangkat kepalanya dan menyengir lebar ke Flynn, Suho dan terakhir ke mamanya yang berdiri berkacak pinggang di depannya.
Suho mengambil gelas berisi air hangat yang dia bawa tadi dan membantu Hasha minum.
"Minum air hangat dulu biar pusing kamu hilang." ucap Suho sudah duduk di pinggir ranjang. Dia pernah mabuk dan tahu bagaimana rasanya kepala pusing di pagi hari akibat minum alkohol berlebihan.
"Sekarang makan ini. Bubur ayam bikinan mama." Suho mengambil lagi mangkok berisi bubur ayam. Hasha mengambilnya dengan senang hati.
"Makasih mamaku sayang!" Seru Hasha. Suho dan Flynn tersenyum. Mamanya juga.
Sebenarnya Hilda tidak marah karena Hasha mabuk-mabukan semalam, dia hanya khawatir pada putrinya. Apalagi putrinya ini belum pernah mabuk seumur hidupnya. Dan ketika mengetahui alasan Hasha mabuk, ia dan kedua putranya tambah khawatir. Suaminya sedang di luar kota dua hari ini jadi tidak tahu apa-apa.
"Mama dan abang-abang kamu sudah dengar dari Zayn alasan kamu mabuk, Zayn udah cerita semalam." kata Hilda kemudian. Wanita paruh baya itu duduk di kaki ranjang.
Hasha yang tengah mmenikmati bubur buatan sang mama berhenti makan sebentar, kembali menatap ketiga orang yang lebih tua darinya itu bergantian. Wajahnya berubah sedih.
"Jangan sedih lagi ya dek," ucap Suho mengelus-elus punggung Hasha. Dia juga marah mendengar adiknya mau dijahatin, untung sudah di tangkap, kalau tidak dia sendiri yang akan turun tangan.
"Bener, nggak pantes kamu sedih buat cewek kayak gitu. Abang kesel banget dengar dia manfaatin kamu bahkan sampe porotin duit kamu."
"Bukan duit Hasha, itu duit bang Flynn sama bang Suho. Kan Hasha minta dari kalian, emang udah lupa?"
"Gak penting duit-duit siapa. Sekarang jadiin itu semua pembelajaran buat kamu, jangan gampang kasihan dan percaya sama orang. Kamu itu terlalu polos dan baik sayang sampe dibodohin kayak gitu. Duh, mama kesel banget sama itu orang. Bisa-bisanya jahat banget begitu. Pokoknya mulai sekarang kamu harus hati-hati berteman sama orang, paham?" mamanya jadi geregetan sendiri.
Hasha mengangguk.
"Kalian berdua juga, jangan hanya sibuk sama pekerjaan. Awasin adik kalian, jangan sampe dimanfaatin lagi sama orang yang ngaku-ngaku temannya." pandangan Hilda berpindah pada kedua putranya.
"Siap ma." balas Flynn. Pria itu melompat ke kasur Hasha dan berbaring di sebelah sang adik.
"Bang Flynn! Bubur Hasha hampir jatoh tahu, gimana sih." seru Hasha sebal. Untung dia pegang kuat mangkok buburnya.
Flynn tertawa.
"Kan hampir, belom sampe jatoh. Gak usah sampe berurat gitu."
Balasannya malah membuat Hasha makin kesal dan berakhir dengan perdebatan kakak beradik di pagi hari.
Hilda menggeleng-geleng kepala melihat kelakuan anak sulung dan bungsunya. Tiap hari kayak kucing dan tikus terus. Untung anak tengahnya Suho sifatnya tenang sekali, kalau tidak dia bisa dibuat pusing tujuh keliling.
"Mama keluar dulu, mau siap-siap kerja." katanya kemudian keluar. Suho juga ikut keluar karena ada yang menelponnya dari kantornya.
Flynn dan Hasha sudah berhenti berdebat. Sekarang Hasha sibuk menghabiskan bubur buatan sang mama dan Flint asyik melihat sosmed. Yang dia lihat adalah akun instagram seseorang yang sudah lebih dari setahun ini tidak aktif, belum ada update terbaru. Akun itu diberi nama Athena yang memiliki arti dewi kebijaksanaan dan kecerdasan
Walau Flynn tidak pernah tahu seperti apa bentuk wajahnya, dia tahu pemilik akunnya adalah seorang wanita. Mereka sering chat lewat dm dan sudah berteman baik. Keduanya memutuskan untuk tidak saling memperlihatkan wajah asli mereka sampai keduanya sepakat bertemu secara langsung.
Flynn selalu merasa nyaman dan nyambung ngobrol sama teman virtual-nya itu. Bahkan Flynn merasa menyukai wanita itu. Hanya saja mereka sudah lama sekali tidak berhubungan. Si pemilik akun bernama Athena tersebut tiba-tiba hilang bak di telan bumi. Sudah satu tahun lebih akunnya tidak aktif. Sudah banyak sekali pesan yang Flynn tulis di DM-nya namun satu pun tidak di baca. Itulah alasan kenapa pria itu kadang menjadi uring-uringan dan merasa patah hati.
"Abang lihat apa ayo!"
Suara Hasha mengagetkannya. Ponselnya sudah di rampas oleh sang adik.
"Athena?"
"Siniin ponsel abang." Flynn merampas kembali ponselnya dari tangan Hasha.
Hasha berpikir keras. Nama Athena kayak familiar banget. Dia pernah dengar di mana ya?