............. Call Me Jade ..........
" Tetaplah seperti ini Jade, sebentar saja, ijinkan aku melepas rinduku." Lirih pria itu ditelingaku sambil melingkarkan tangannya di perutku.
Aku tahu ini salah, hatiku mengakuinya. Tapi kenapa tubuhku berkata lain, aku bahkan membalas perlakuannya.
Aku membalikkan tubuhku, hingga kami saling berhadap-hadapan. Aku menatap indah manik matanya mencoba mencari kebohongan di sana tetapi aku tidak menemukannya. Hanya pancaran kasih sayang dan ketulusan yang aku dapatkan.
Dia semakin mendekatkan wajahnya, kemudian mengecup keningku lama....
Penasaran kan dengan kisah lanjutnya?
Ikuti terus updatenya yuuukk 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esma_04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Setelah kepergian Joe dan Shawn, Tuan Ong merengkuh Dandy ke dalam pelukannya.
" Kau baik-baik saja?" Ucapnya lirih.
" Iya...ayah." Jawab Dandy tak kalah lirih.
Tuan Ong kemudian menatap adik iparnya menuntut penjelasan.
" Katakan Sam..apa yang terjadi."
Tak ada yang dikurangi ataupun dilebih-lebihkan, Pak Sammy menceritakan kronologis kejadian seperti yang dia ketahui. Bahkan dia juga mengakui jika dia menambahkan sedikit bubuk viagra pada jus mangga yang diminum Jade dan Dandy.
" Pantas saja aku merasakan dorongan birahi yang begitu kuat." Ucap Dandy sambil menatap lekat Pak Sammy.
" Tapi kan aku sudah memperingatkanmu agar langsung pergi dari sana setelah melakukan intravena." Bela Pak Sammy.
" Sammy...kau tahu apa kesalahan terbesarmu?" Tanya Tuang Ong.
" Maksud kakak apa." Pak Sammy menjawab pertanyaan Tuan Ong dengan nada sedikit tinggi.
" Kau memberikan viagra kepada Jade, disaat zat itu sedang berperang dengan bisa alami Jade, Dandy justru menyuntikkan ramuan itu ke dalam tubuhnya? Apa kau benar-benar tidak bisa memahami cara kerja bisa alami di tubuh klanmu sendiri?" Jawab Tuan Ong semakin geram.
Disaat suasana ruangan mulai mencekam, pintu terbuka dan masuklah dr. Steven yang tadi memeriksa Jade.
" Aku menemukan bungkus viagra di dapur." Ucapnya sambil menunjukan bungkusan kecil yang masih tersisa sedikit serbuk di dalamnya.
" Aku yang memakainya." Jawab Pak Sammy.
" Whaaaattt....kau melakukannya dengan siapa?" dr.Steven sontak memekik saat mendengar pria lajang didepannya memakai bubuk viagra.
" aku memberikannya kepada Jade dan Dandy." Ucap Pak Sammy.
" Lalu...?" Tanya dr.Steven.
" Ya...seperti yang kita lihat di kamar." Jawab Pak Sammy sambil menunduk.
" Tapi aku tidak melakukannya, aku benar-benar menahan mati-matian hasrat itu sampai aku merasa pusing sekali dan berakhir aku yang mungkin saat itu jadi pingsan." Jelas Dandy.
" Apa Jade meminumnya? Kapan?" Tanya dr.Steven.
" Sebelum dia pingsan." Jawab Pak Sammy.
" Tunggu......maksudmu ramuan itu disuntikkan saat Jade dalam keadaan 'tinggi'...?" Sambung dr.Steven.
" Iya..." Jawab Pak Sammy yang masih menundukkan kepalanya.
" Dandy...ceritakan semua kejadiannya tanpa ada yang ditutup-tutupi. Kami tidak akan memarahimu karna kalian sudah menikah. Hanya saja aku takut kita melewatkan sesuatu." Pinta dr.Steven.
Dandy menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Dia mulai bercerita saat dia dipanggil oleh Pak Sammy, saat dia membuka baju Jade, mengusap punggungnya hingga mendapatkan bibir Jade berwarna biru kemudian menyuntiknya juga saat dia mengecup singkat bibir Jade yang masih membiru hingga dia yang berniat hendak segera pergi tiba-tiba saja pandangannya terlihat kabur.
" Kamu mengecup bibir Jade yang masih membiru setelah menyuntikkan ramuan itu?" Tanya dr.Steven ingin memastikan sesuatu.
" Setelah menyuntik Jade, aku mengamati wajahnya sebentar lalu mengecup keningnya lama. Jadi...mungkin sekitar 3 menit aku baru mengecup bibirnya." Jelas Dandy.
" Seharusnya 1 menit saja sudah bekerja." Gumam dr.Steven.
" Apa maksudmu?" Sekarang Tuan Ong yang menyahut.
" Aku belum bisa memastikannya, tapi jika ini memang terjadi sesuai dugaanku.... Saat ini bukan hanya Jade saja tetapi darah dalam tubuh Dandy kemungkinan besar juga mengandung bisa." dr.Steven menjeda ucapannya sebentar lalu berkata lagi:
" viagra yang masuk ke dalam tubuh Jade secara alami akan diserang oleh bisa alami bukan oleh antibody dalam tubuh Jade sehingga mengakibatkan Jade kehilangan kesadarannya, karna itu yang kita butuhkan harusnya adalah rangsangan alami dari sentuhan Dandy yang akan meningkatkan hormon estrogennya meningkat."
" Sam...bukankah aku memintamu untuk memberikan Jade obat tidur? Kenapa malah viagra?" dr. Steven benar-benar terlihat murka.
" Tunggu dulu dokter...tadi dokter bilang ada kemungkinan jika darahku juga mengandung bisa alami sekarang. Apa maksudnya?" Tanya Dandy dengan kening yang mengernyit heran.
" Intinya...viagra itu justru memberikan efek penawar pada ramuan yang kita berikan ke tubuh Jade. Itulah kenapa bibir Jade tetap membiru bahkan setelah 3 menit ramuannya disuntikkan. Dan kamu juga...kamu tahu jika warna biru itu adalah kamuflase dari bisa alami dalam tubuh Jade, kenapa kamu mengecupnya?" Jelas dr.Steven.
" Maksudmu..bisa alami dalam tubuh Jade masih tetap ada?" Sambung Pak Sammy.
" Ya...bahkan mungkin akan lebih mematikan karna secara tidak langsung dia sudah melakukan penyatuan dengan darah dan tubuh manusia." Papar dr.Steven.
" Tapi aku benar-benar hanya menciumnya saja, tidak lebih." Sanggah Dandy yang masih saja tidak diterima dikatakan jika dia melakukan penyatuan dengan Jade.
" Tuan Jubair Deandra Mohammed, Jade adalah manusia yang juga merupakan titisan Raja Yang. Kita sudah mencampurkan darah kalian berdua dan kalian juga sudah melakukan kontak fisik. Menurut kepercayaan leluhur kami, itu artinya kalian sudah menyatu. Mahkota ular itu tidak terletak di bagian pangkal paha tetapi ada di puncuk kepalanya." Jelas dr.Steven yang sedikit banyak sudah memberikan mereka pemahaman mengenai kisah rumit serumit benang kusut yang author sendiri juga ikutan puyeng memikirkannya.
" Jadi apa yang sudah kita lakukan itu sia-sia semuanya? Kita tidak berhasil mengeluarkan bisa alami itu dari tubuh Jade?" Tanya Pak Sammy.
" kurang lebihnya begitu." Jawab dr.Steven.
" Aaaahhhhhh....."
" Siiiaaalllll....."
Teriak para penghuni ruangan itu.
" Jadi bisa saja darah itu adalah kamuflase juga dari darah keperawanan Jade, begitu?" Tanya Tuan Ong yang baru saja teringat dengan darah dalam salah satu aset berharga Jade.
" Darah....? Darah apa..?" Tanya Dandy.
" Jade bilang saat dia ke kamar mandi, dia mendapati banyak bercak merah di underwearnya?" Jawab Tuan Ong.
" Bercak merah...? Ayolah kak...apa kau benar benar amnesia. Bukankah istrimu juga mengalaminya?" Geram Pak Sammy kepada kakak iparnya.
" Bagaimana mungkin ada darah berwarna merah jika saat itu Jade sedang 'tinggi'?" Gumam dr.Steven yang masih didengar oleh Dandy.
" Maksud dokter?" Tanya Dandy.
" Semua wanita di keluarga kami, saat mereka sedang merasakan birahi atau kami biasa menyebutnya dengan 'tinggi' maka darah mereka akan berwarna biru karna sel-sel dalam bisa alami akan memecah dan membaur dengan sel darah merahnya,kecuali...." dr.Steven menjeda ucapannya.
" apa...?"
Tanya Pak Sammy, Tuan Ong dan Dandy secara bersamaan.
" Aku tidak yakin. Tuan Ong apa kau mengijinkan aku melihatnya?" Tanya dr.Steven ragu.
" Aku menyembunyikannya di bawah ranjang karna aku takut Jade melihatnya lagi dan merasa semakin terpuruk." Jawab Tuan Ong.
" Tunggu....apa kita melewatkan sesuatu? Apa ada yang sedang bermain-main dengan kita?" Tuan Ong justru mengamati Dandy dengan penampilan acak-acakannya. Dandy yang merasa diperhatikan oleh mertuanya segera membuka suara:
" Ada apa ayah?"
Tuan Ong tidak menjawab pertanyaan Dandy justru berpindah menatap pada adik iparnya.
" Saat kalian membuka kamar, bagaimana penampilan Dandy?"
" Semua kancing kemejanya terbuka, dan ikat pinggangnya terlepas." Jawab Pak Sammy.
" Bagaimana mungkin, aku bahkan sama sekali tidak membuka bajuku." Dandy justru menyela ucapan Pak Sammy saat mendengar ucapan tidak masuk akal itu.
" Sam...lihat CCTV." Suruh Tuan Ong.
" Ayolah kak...aku tidak mungkin menaruh CCTV di kamar tidur ruang utama." Jawab Pak Sammy sembari memohon ampunan kepada Tuhan karna sudah membohongi kakak iparnya.
" Ada CCTV koridor kan?" Geram Tuan Ong.
" Aku sudah memeriksanya, saat itu lampunya padam." Jelas Pak Sammy.
" Astaghfirullah....." Lenguh Tuan Ong.
" Tuan Ong...apa kau bisa mengambilnya sekarang? Aku membutuhkannya sekaligus berniat memeriksa darah Dandy. " Sambung dr. Steven.
" Baiklah, akan aku ambilkan." Jawab Pak Sammy.
________ To Be Continued ___________