Mentari dijodohkan oleh ayahnya dengan pria lumpuh. ia terpaksa menerimanya karena ekonomi keluarga dan bakti dia kepada orangtuanya.
apa yang terjadi setelah mentari menikah?
apa akan tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya?
apakah mentari bahagia? atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ristha Aristha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di fitnah
"Aku sudah menduga dari awal. Jika, Mentari masih menyukaimu, Mas. Dasar perempuan gatal! Apakah dia tidak puas sudah menikah dengan pria kaya?" Gendis naik pitam ketika mendengar jawaban dari Reza.
Gendis mengira Mentari sangat licik. Dia memanfaatkan situasi agar bisa kembali pada suaminya.
"Tidak heran dengan dengan kelakuan Tari, mungkin dia tidak puas dengan suaminya yang lumpuh. Mana bisa memberikan nafkah batin, kita tidak tahu kan kalau Tari itu sudah di sentuh atau belum! Jadinya dia melirik Reza, yang secara fisik normal. Makanya, dia mengganggu suamimu", ujar Narti menimpali.
Apa yang dikatakan boleh ibunya, membua oot hati Gendis semakin memanas.
"Maafkan aku, sayang. seharusnya aku jujur padamu . Sekarang, aku tidak mau kita bertengkar lagi. Semua penyebabnya adalah Mentari . Dia yang merayuku dari awal. Mamaku, yang sudah kebingungan karena usahanya yang di putus secara sepihak boleh pabrik itu. Sehingga Mamaku justru memintaku untuk kembali dekat dengan Mentari",
"Mamamu juga gila, Mas. Apakah tidak memikirkan aku yang sedang hamil!" Gendis kecewa pada Mama mertuanya.
Sejak awal mereka menikah. Mega selalu menyayangi Gendis, tapi kali ini Gendis di buat kecewa olehnya. Bagi Gendis mertua baik itu sudah tidak ada lagi.
"Keterlaluan Bu Mega! Dia ingin membuat kandungan Gendis celaka, dengan menyuruhmu dekat kembali dengan Tari? Ibu tidak terima dengan sikap Mamamu!" ucap Narti kesal.
"Sekali lagi maafkan, Mama. Ia sedang terpuruk, pikirannya kacau. Sehingga Mama tidak bisa berpikir dengan jernih. Yang terpenting aku tidak tergoda dengan Mentari. Mana mungkin aku tergoda dengan dia, sedangkan aku mempunyai istri yang cantik. Kamu percaya padaku, kan?" Reza merangkul pinggang Gendis.
Gendis menghela nafas. Dirinya juga tidak mau kehilangan Reza. Rasanya lelah harus bertengkar setiap hari. Kali ini bukan suaminya yang bersalah, namun Mentari yang salah.
"Aku sudah memaafkan kamu, Mas. Tapi kamu jangan menyembunyikan lagi sesuatu dariku. Katakan saja biar aku yang menghadapi, Mentari. Biar aku beri dia pelajaran sehingga dia tidak lagi berani mendekatimu lagi", ujar Gendis.
****************
Laras siang itu beli ke warung. Dia mau membeli garam yang sudah habis.
"Bu Laras, belanja di warung?" tanya Romlah yang juga sedang berbelanja.
Tatapan para ibu-ibu fokus padanya.
"Iya, mau beli garam ini", jawab Laras ramah.
"Loh, masih belanja di warung. kenapa gak di supermarket saja!" ucap Romlah lagi.
Laras meras aneh dengan sikap ibu-ibu ini. Ada apa dengan mereka. Tatapannya tidak seperti biasanya.
"Mentari, sudah hamil, Bu?" kali ini Nina yang bertanya .
"Belum, mereka baru saja menikah!" jawab Laras seadanya.
Sebenarnya Laras merasa risih dengan pertanyaan ibu-ibu, yang tak pantas untuk dipertanyakan. Karena itu adalah privasi rumah tangga putrinya.
"Apa, mentari bisa hamil? Lah wong mungkin dia belum disentuh sama suaminya!" cicit Romlah.
Laras shock dengan kata-kata Romlah. Keterlaluan ia berbicara seperti itu.
"Maksudnya apa, ibu-ibu? Tolong jangan berbicara seperti ini, tidaklah pantas!" Laras mulai jengah, ia segera merogoh dompet, untuk mengambil uang 10 ribu untuk membayar garam yang ia beli.
"Menantu Bu Laras ini kan, lumpuh! Bagaimana caranya dia memberi nafkah batin untuk istrinya? Pasti Mentari mau menikah dengannya karena dia itu kaya, pemilik pabrik!" perkataan Romlah semakin tajam.
Sedangkan yang lain menyimak, mereka takut salah berbicara.
"Lebih baik Bu Laras, peringatkan Mentari. Jangan suka mengganggu suami orang!".
"Suami orang? Saya semakin tidak mengerti apa yang di maksud oleh Bu Romlah, sebenarnya ada masalah apa?" .
"Apakah Bu Laras tidak tahu, kalau Mentari itu telah mencoba menggoda Reza suaminya, Gendis? Mentari itu memang gatal! Pasti nafkah batinnya tidak tercukupi, makanya dia mencari pelampiasan ke lelaki lain!".
"Astaghfirullah, jaga ucapanmu kalau berbicara. Mentari tidak sehina itu!" Laras sangat geram.
"Bu Romlah, jangat fitnah! Nanti Mentari bisa menuntut mu loh! Mentari itu istri dari pemilik pabrik, apalagi suamimu bekerja disana!" Bu Cici ikut memperingati Romlah.
"Saya ini dapat informasi valid, kau dari Gendis. Dia yang memergoki sendiri, chat Mentari untuk Reza", Romlah tak mau disalahkan.
"Hati-hati Bu Romlah, kamu harus mempertanggungjawabkan fitnahmu ini!" Laras tak terima.
Sepertinya Gendis telah menyebabkan fitnah tentang Putrinya.
****************
Rumah Dita
Malam ini di rumah orang tua Dirga akan ada acara makan malam. Semua keluarga berkumpul disana. Dita memesan makanan dari restoran, jadi mereka tidak perlu repot-repot untuk memasak.
Mentari di minta oleh mertuanya untuk bersiap. Dia harus berpenampilan cantik malam ini.
Dirga tersenyum ketika melihat istrinya. Mentari tampak cantik dengan memakai gamis berwarna cream dan di padukan dengan hijab warna senada. Ditambah riasan yang terkesan natural.
Namun, Dirga tidak melontarkan kata pujian apapun. Padahal Mentari berharap jika suaminya akan memuji penampilannya malam ini.
****************
"Hai, kamu pasti Mentari!" seorang wanita muda menyapa Mentari yang mungkin seumuran dengannya.
Ketika Mentari baru saja menuruni anak tangga menuju lantai satu.
"Perkenalkan, aku Bella sepupunya Dirga", Bella mengulurkan tangannya.
Mentari menyambutnya dengan baik. Dia menjabat tangan Bella, dan mereka saling tersenyum . Kesan pertama Mentari merasa semua saudara Dirga baik, menerima dirinya.
"Mentari! aku ingin mengajak kamu berbicara sebentar boleh? Sebelum acara makan malam ini di mulai ".
"Kamu ingin membicarakan apa?", tanya Mentari.
"Ada sesuatu yang sangat penting, harus aku sampaikan. Aku sengaja menemui mu, menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya . Tapi kita tidak bisa berbicara disini, bagaimana kalau kita bicara di halaman belakang?"
"Boleh!" Jawab Mentari.
Keduanya menuju taman belakang, mereka berdua duduk di gazebo.
"Katakan, apa yang ingin kamu sampaikan?" Mentari penasaran.
Apa yang sebenarnya ingin sepupu Dirga katakan padanya, sepertinya sangat penting.
"Sebenarnya, kamu menikah dengan Dirga itu, karena di jodohkan bukan? Kenapa kamu mau menikah dengannya, Mentari? Dirga itu belum selesai dengan masa lalunya, orangtuanya itu terpaksa memaksa Dirga untuk menikah denganmu. Aku kasihan melihatmu yang hanya dijadikan pelampiasan, agar Dirga tidak merasa kesepian di hidupnya. Setelah ia mengalami kecelakaan dan lumpuh".
Deg...! Mentari tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh Bella. Jadi, benar perempuan yang ada di dalam foto itu adalah masa lalu suaminya.
"Kamu, tidak perlu mengasihani aku, rumah tangga kita baik-baik saja",
"Mentari! Kamu tidak perlu menutupinya dariku, aku tahu Dirga itu masih mencintai mantan kekasihnya yang bernama Ines. Mereka sudah menjalin lama hubungan hingga 3 tahun. Dirga tidak akan pernah melupakannya ! Dia juga akan datang di acara makan malam ini, aku harap kamu tidak akan cemburu melihatnya nanti. Takut nanti, Dirga tidak akan lepas memandangnya", ujar Bella.
Mentari merasa kecewa. Apakah benar kekasih Dirga akan datang malam ini?
lanjut thor
ines bukan rasa cinta itu..