Apa yang akan terjadi jika seorang gadis yang bernama Alicia Putri Alexa dengan sejuta bakat yang dimilikinya tiba-tiba melakukan perpindahan jiwa saat tertidur.
Lalu apa yang akan dilakukan Alicia saat mengetahui fakta di balik penyebab transmigrasi nya. Ikuti terus kisah perjalanan hidup seorang Alicia Putri Alexa dalam mengungkap semua misteri dan rahasia kehidupannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Flashback On
Setelah menghabiskan mie nya, Alicia lalu mencuci alat makannya kemudian berjalan keluar dari dapur setelah itu kembali ke atas kamarnya untuk mengambil handphone nya dan kunci motor serta kartu ATM miliknya. Saat akan keluar dari kamarnya Alicia melihat sebuah pisau lipat yang cukup indah di atas meja belajar, kemudian mengambil pisau lipat tersebut. Meskipun dirinya pandai bela diri, tetapi untuk jaga-jaga ia tetap membawa pisau lipat itu.
“Sepertinya gue harus membeli senjata untuk pertahanan diri nanti, setidaknya untuk berjaga-jaga jika gue nanti bersinggungan dengan musuh yang cukup kuat di luar sana. Ya meskipun itu kemungkinan yang cukup kecil terjadi tetapi karena gue nggak mungkin menyinggung duluan, tetapi seperti kata pepatah sedia payung sebelum hujan” gumam Alicia di dalam hati
“Haish… kalau ginikan gue jadi merindukan senjata-senjata milik gue dulu, terutama pistol kesayangan gue, huhuhu. Kalian jangan merindukan mama ya, karena rindu itu berat biar mama saja” ucap Alicia disertai beberapa kata yang sedikit dramatis. Alicia meskipun kadang dingin di luar tetapi juga memiliki sifat seperti cuek, polos dan sedikit bar-bar, jika bersama orang yang disayangnya akan sangat manja dan polos serta ceria seperti gadis pada umumnya.
Seperti senjata miliknya yang sudah dirinya anggap anak dan teman hidupnya yang sangat dirinya jaga dan rawat dengan sepenuh hati karena senjata tersebut sudah menemaninya selama bertahun-tahun baik dalam pertarungan, pembunuhan, bahkan dirinya melakukan pembantaian karena seseorang menyinggungnya. Alicia yang hanya bersenjatakan, senjata miliknya dengan seorang diri tanpa di bantu oleh orang lain sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan orang tersebut sampai keakarnya tanpa sisa.
Back to topic
Setelah mengambil pisau lipat tersebut, Alicia melangkahkan kakinya keluar dari kamar kemudian menuruni tangga lalu berjalan kelar rumah untuk pergi ke supermarket mengendarai motor matic miliknya. Saat melewati persimpangan jalan yang sepi, Alicia melihat seorang pemuda yang bertarung dengan beberapa orang berpakaian hitam yang Alicia yakini, jika orang-orang berpakaian hitam tersebut adalah seorang yang sudah terlatih, melihat dari gerakan mereka gesit dan lincah.
Alicia sebenarnya tidak ingin turun dan membantu pemuda tersebut, lagian hidup dan mati pemuda itu tidak ada hubungannya dengan dirinya. Namun saat akan pergi meninggalkan tempat tersebut Alicia tidak sengaja bertatapan mata dengan mata gelap seperti jurang yang dalam milik dari pemuda itu dengan wajah datar dan tanpa ekspresi miliknya.
Intuisi Alicia memberitahunya, pria itu dia tidak sederhana dan cukup berbahaya apalagi melihat sikap santai pria itu dalam menghadapi orang berpakaian hitam tersebut, dia tidak menunjukan sedikitpun rasa cemas. Melihat hal ini Alicia memiliki pemikiran untuk tidak bersinggungan dengannya jika bisa lebih baik membangun hubungan yang baik dengam pria itu dan menjadi teman dari pada menjadikan musuh. Apalagi dirinya belum memiliki kekuatan dan pengaruh di dunia tempatnya saat ini.
Memikirkan hal tersebut Alicia kemudian turun dari motor matic miliknya, lalu mengambil pisau lipat dari sakunya. Kemudian melemparkan pisau tersebut dapat terdengar suata “Tak” suara pisau lipat yang menancap ke dalam kepala salah satu orang berpakaian hitam dan tak lama kemudian jatuh dengan suara “Bruk” lalu mati dengan mata masih terbuka dan melotot seolah tak percaya dann tidak menerima akan kematiannya itu.
Sedangkan ke empat orang berpakaian serba hitam yang mendengar suara yang jatuh mengalihkan pandangan mereka ke arah asal suara tersebut, mereka seketika terkejut saat melihat salah satu rekan mereka sudah tewas, tanpa mereka ketahui pisau lipat yang masih menancap di dahi rekan mereka tersebut.
Mereka kemudian memilih untuk melanjutkan misi mereka untuk membunuh pria yang menjadi target mereka. Namun saat melanjutkan untuk menyerang targetnya, lagi-lagi mereka di buat terkejut saat melihat seorang gadis cantik telah berdiri di dekat tubuh rekan mereka yang suah tewas. Gadis itu kemudian mencabut pisau yang menancap di dahi rekan mereka dengan sangat santai dan tanpa ekspresi kemudian mengelap darah yang menempel di pisau lipat tersebut menggunakan tissue yang entah dari mana.
Ke empat orang berpakaian serba hitam tersebut sempat terpesona oleh kecantikan gadis asing itu, tetapi mereka tiba-tiba tersadar kenudian menatap ke arah gadis itu sedikit rasa ngeri dan waspada. Bagaimana tidak mereka adalah orang yang terlatih tetapi mereka tidak menyadari kedatangannya. Sedangkan seorang pria yang menjadi target dari orang berpakaian hitam itu hanya menatap ke arah gadis itu dengan tatapan yang dalam.
Alicia yang merasakan tatapan tersebut lalu melihat dan menatap kearah pria itu. Benar gadis cantik yang dating tersebut adalah Alicia. Saat mereka sedang saling menatap, Alicia kemudian tersadar saat sebuah suara yang bertanya kepadanya.
“Siapa kau?” Tanya salah satu orang yang berpakaian hitam itu dengan sedikit amarah dan rasa waspada kearah Alicia
“Hanya seorang gadis biasa yang sedang lewat” jawab Alicia dengan wajah polos yang tidak sesuai dengan perbuatannya tadi, apalagi dirinya yang masih setia membersihkan darah dari pisau miliknya.
Mendengar jawaban dari Alicia orang-orang berpakaian hitam itu, mulut mereka berkedut “siapa yang coba kau bodohi?” batin mereka kesal
“Kalau begitu anda bisa melanjutkan perjalanan anda dan kami tidak akan meminta pertanggung jawabanmu karena telah membunuh rekan kami” kata salah satu orang berpakaian hitam itu panjang lebar.
Alicia yang mendengar perkataan tersebut tidak lagi bersikap polos, tetapi hanya tersenyum tipis kemudian menjawab dengan santai sambil memasukan pisau lipatnya yang sudah kembali bersih ke dalam sakunya
“Bagaimana jika aku tidak ingin pergi?” jawab Alicia
“Kau… apakah kamu ingin membantunya?” Tanya orang itu lagi sambil menunjukan kearah pria yang sejak tadi diabaikannya setelah kedatangan Alicia.
Di sana terlihat dimana pria itu meskipun bagian wajahnya terdapat sedikit darah yang entah darah siapa, tapi Alicia yakin darah tersebut bukan milik pria itu mungkin darah itu milik salah satu orang berpakaian hitam yang sudah di bunuh oleh pria itu karena banyak mayat yang sudah berserakan di tanah. Alicia kemudian menjawab pertanyaan dari orang berpakaian hitam ini.
“Bagaimana jika iya dan bagaimana jika tidak?” kata Alicia acuh tak acuh. Sedangkan orang-orang berpakaian hitam itu merasa marah
“Jangan sombong meskipun kau cukup kuat tapi kami lebih banyak orang, sedangkan kalian hanya berdua saja” kata salah satu orang berpakaian hitam yang sedari tadi menahan marah, karena tak tahan lagi akhirnya orang itu berkata dengan marah ke Alicia.
Sedangkan Alicia yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya merasa lucu lalu menjawab.
“Sepertinya kalian lupa jika banyak rekan kalian yang sudah di bunuh olehnya dengan mudah, jadi membunuh kalian harusnya juga mudah untuk dilakukan olehnya” kata Alicia sambil menunjukkan kearah tubuh orang berpakaian hitam yang dibunuh oleh pria itu. Sedangkan pria yang dibicarakan oleh Alicia itu, saat dia mendengar perkataan dari Alicia hanya diam dengan ekspresi masih dingin dan datar di wajahnya saat ini, merasa kesal karena diabaikan juga karena tidak tahan lagi terlalu banyak waktunya yang terbuang, pria itu kemudian mengeluarkan pistol dari balik bajunya dan
Dor
Dor
Dor
Tiga kali suara tembakan ia arahkan ke pembunuh bayaran tersebut sehingga hanya tinggal satu orang berpakaian hitam. Orang berpakaian hitam itu yang mendengar suara tembakan dan melihat ke tiga rekannya tadi sudah mati dengan lubang di dahi, jantung dan lehernya. Dia kemudian ingin melawan pria itu tetapi berhenti merasakan sensasi rasa sakit dan perih yang dirasakan di lehernya itu. Saat melihat lehernya yang megeluarkan darah dan tersayat, dia kemudian melihat kearah Alicia yang kini kembali membersihkan pisau lipat miliknya, orang berpakaian hitam itu menunjuk kearah Alicia dengan gemetar “Kamu…” tetapi sebelum bisa menyelesaikan perkataannya dia lebih dulu meninggal.
Alicia kemudian berjalan kearah pria yang dibantunya, lalu berkata dengan santai
“Lo gapapa?” Tanya Alicia yang hanya sekedar basa basi karena ia tahu pria itu tidak terluka.
Pria itu yang mendengar perkataan gadis didepannya hanya berkata dengan acuh tak acuh “Seperti yang lo lihat” jawab pria itu dengan wajahnya yang datar tetapi dalam hati memuji kecantikan gadis didepannya “Cantik” batinnya
“Gue Xavi, seperti kata orang tidak ada makan siang gratis di dunia ini, jadi apa tujuan lo membantu gue?” kata Xavi dengan dingin. Sedangkan Alicia yang mendengar perkataan dari pria didepannya mengangguk setuju, inilah kenapa dirinya suka berbicara dengan orang yang cerdas, karena mereka akan langsung tahu maksud dari perbuatannya itu.
“Lo benar gak ada makan siang gratis di dunia ini, jadi alas an gue membantu lo adalah karena gue ingin untuk membangun hubungan baik dengan lo dan menjadi rekan atau setidaknya kita tidak menjadi musuh” jawab Alicia jujur tanpa bermaksud untuk menutupi tujuannya. Xavi yang mendengar perkataan dari Alicia dengan terus terangnya menaikan sebelah alisnya merasa tertarik, lalu kemudian kembali acuh tak acuh dan berkata singkat..
“Akan gue pertimbangkan” ucap Xavi tetap dengan ekspresi datar miliknya
Mendengar itu Alicia hanya mengangguk mengerti. Setelah itu Alicia pergi tanpa berbicara lagi, Xavi yang menatap punggung Alicia dengan ekspresi rumit
“Alicia ? itu nama yang cantik” gumam Xavi kemudian juga ikut pergi meninggalkan tempat itu
Itu adalah pertemuan pertama mereka
Flashback Off
Bersambung…
agak terganggu bacanya. gemeesshh banget seh..!
lanjut up lagi thor