[Peringatan!! Judul Novel Tidak Sesuai Dengan Isi Ceritanya]
Tumbuhnya Tujuh Buah Surgawi sejak sekian lama berhasil menggemparkan dunia persilatan.
Tujuh Buah Surgawi bukanlah buah biasa, siapapun yang memakan walau hanya salah satu dari ketujuhnya maka dia akan menjadi pendekar yang tak tertandingi.
Sehingga tidak mengherankan jika buah itu tumbuh banyak pendekar yang menginginkannya, perebutan hingga saling membunuh dan membantai bukanlah sesuatu yang asing.
Zhou Yuan adalah salah satu pemakan Buah Surgawi kedelapan yang tidak dicatat dalam sejarah, buah kedelapan itu dinamai buah kematian, sesaat ia hendak memakannya banyak orang yang menginginkannya hingga suatu ketika Zhou Yuan harus di kepung oleh banyak pendekar yang membuatnya terbunuh.
Sebelum kematiannya, Zhou Yuan memakan Buah Kematian, buah itu membuat Zhou Yuan berengkarnasi setelah seratus tahun kematiannya. Zhou Yuan berniat membalaskan dendam kematiannya di kehidupan pertamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 34 — Kemampuan Teknik
Zhou Bing tidak mengetahui bagaimana Zhou Yuan begitu dendam pada setiap para kriminal, ketika ia membunuh para perampok tersebut dengan pedangnya Zhou Yuan merasakan kepuasan besar di hatinya.
Tentu saja ini karena hubungannya dengan kehidupan pertama, Berbeda saat ia melawan para pembunuh Kelelawar Malam yang terfokus menyelematkan Keluarga Zhou waktu itu, kali ini Zhou Yuan bertindak atas keinginannya sendiri.
Zhou Yuan ingin ikut bersama Zhou Bing karena ia tidak ingin ada dari para perampok itu yang berhasil kabur, Zhou Yuan harus memastikan Perampok Bandit Buas binasa hari ini.
Zhou Yuan terus mengayunkan pedangnya membuat para perampok yang mengepung Zhou Bing semakin berkurang.
Awalnya para perampok itu berpikir Zhou Bing adalah pendekar paling berbahaya yang harus diakali secepatnya sampai mereka menyadari anak muda yang bersamanya adalah sosok monster yang lebih mengerikan dari Zhou Bing itu sendiri.
Disisi lain Zhou Bing menelan ludahnya melihat Zhou Yuan lebih cepat membunuh para perampok itu dibandingkan dirinya.
Zhou Bing masih mempunyai perasaan setiap kali membunuh tetapi Zhou Yuan justru tampak berkebalikan darinya seolah cucunya tersebut sangat menikmati pembunuhan tersebut.
Para perampok yang awalnya mengepung Zhou Bing akhirnya mulai memusatkan serangan pada Zhou Yuan juga, mereka tidak berpikir lagi harus menangkap Zhou Yuan hidup-hidup melainkan berniat membunuh anak muda tersebut.
"Ingin melawanku dengan jumlah, tidak akan semudah itu..." Sorot mata Zhou Yuan semakin dingin, ia mengalirkan tenaga dalam yang besar pada pedangnya. "Teknik Pedang Air — Gelombang Ombak."
Zhou Yuan mengayunkan pedangnya dengan tenaga dalam yang besar, menebas ke salah satu perampok di dekatnya dengan ayunan yang sulit dilihat oleh mata pendekar Alam Emas sekalipun.
Tebasan Zhou Yuan mengarah pada leher lawannya membuat leher perampok itu terpotong seperti tahu.
Para perampok sempat mematung melihat kepala rekan mereka tiba-tiba menggelinding di tanah, sebelum mereka bereaksi Zhou Yuan sudah menggunakan jurus yang sama pada leher-leher mereka.
Dalam waktu singkat, beberapa perampok di sekitarnya kehilangan kepala tanpa perlawanan yang berarti, Teknik Pedang Air merupakan teknik pedang tingkat tinggi membuat ayunan pedang Zhou Yuan tidak bisa dilihat oleh penglihatan mereka.
Zhou Bing yang sempat melihatnya pun kehabisan kata-kata, ia baru pertama kali melihat kemampuan pedang Zhou Yuan dan langsung menyadari keahlian pedang cucunya itu cukup tinggi.
'Seberapa jenius cucu Xiao Fan hingga bisa membuat Yuan'er belajar pedang sehebat ini?'
Zhou Bing mengira alasan Zhou Yuan bisa Teknik Pedang Air karena diajari oleh Xiao Rou, ia tidak heran dengan fakta tersebut tetapi menguasainya setingkat ini jelas diluar nalar.
Zhou Bing pernah melihat bagaimana Xiao Rou memperagakan Teknik Pedang Air tapi menurutnya kemampuan gadis itu masih belum sempurna. Zhou Bing jadi bingung, siapa yang sebenarnya mengajar dan belajar karena sepertinya kemampuan pedang Zhou Yuan melebihi Xiao Rou bahkan kemampuannya tidak beda jauh dengan sahabatnya Xiao Fan.
"Dia bukan manusia, dia siluman..." Jerit para perampok ngeri.
Zhou Yuan terus menghabisi perampok di sekitarnya, permainan pedangnya sangat kejam dan begitu buas membuat para perampok menelan ludah saat berhadapan dengannya.
Zhou Bing juga tidak tinggal diam, dengan kekuatannya yang tinggi ia mulai menghabisi para perampok itu satu persatu.
Dalam waktu lima belas menit, pasangan kakek dan cucu itu sudah membasmi enam puluh orang perampok, menyisakan dua puluh orang lagi termasuk pemimpinnya.
Menyadari kekuatan lawannya, Pemimpin Bandit Buas menyuruh yang lainnya berpencar dan melarikan diri. Mereka sungguh tidak bisa melawan Zhou Yuan apalagi Zhou Bing.
Zhou Yuan mengerti niat dan maksud mereka dan ia tidak membiarkan itu terjadi, Zhou Yuan berniat mengejarnya namun langkahnya dihentikan oleh Zhou Bing.
"Kakek, kita harus mengejar mereka..." Zhou Yuan tidak mengerti kenapa Zhou Bing menghalanginya.
"Yuan'er ini sudah cukup, mereka tidak bisa melawan lagi."
Zhou Yuan tidak merelakan hatinya membiarkan para perampok itu mulai menjauh. "Kakek jika kita membiarkan mereka kabur, suatu saat nanti mereka akan berkumpul dan membentuk kelompok lagi. Saat itu terjadi mereka akan mengacaukan desa-desa yang lain..."
Zhou Yuan meminta agar setidaknya Kakeknya itu membunuh pemimpinnya karena dia adalah akar dari kelompok perampok itu, andai pemimpin mereka mati maka anggota perampok yang lain tidak berani melakukan kejahatannya lagi.
"Baiklah Yuan'er tapi biarkan Kakek yang urus ini..." Meski tidak setuju tetapi perkataan Zhou Yuan memang ada benarnya.
Zhou Yuan merasa kecewa karena bukan dirinya yang menghabisi pemimpin itu namun ia mengerti perasaan Zhou Bing seperti apa padanya.
Kakeknya itu jelas khawatir Zhou Yuan akan tumbuh menjadi seorang pendekar berdarah dingin, mengingat sudah puluhan perampok terbunuh ditangannya. Dilihat dari situasinya bahkan Zhou Yuan seperti penjahatnya disini.
Zhou Bing kemudian berlari mengejar ke arah pemimpin perampok itu kabur, meski jauh tapi tidak sulit untuk mengejar dengan kemampuannya.
Zhou Bing pergi selang tiga menit sebelum ia kembali di lokasi Zhou Yuan ditinggal, dia telah membunuh pemimpin perampok itu dengan sekali serangan.
Yang pertama kali Zhou Bing lihat setelah kembali ia menyaksikan cucunya itu sedang mengambil sesuatu dari jasad para perampok yang tergelatak disekitarnya. Zhou Bing sempat mengerutkan dahi menyadari Zhou Yuan tidak terganggu dengan bau amis para mayat tersebut.
Zhou Yuan memang sedang mencari uang atau barang berharga lain dari jasad perampok itu, alhasil ia berhasil mengumpulkan satu kantong kulit penuh berisi koin emas.
'Para perampok ini cukup kaya, kenapa mereka harus merampok lagi dengan uang sebanyak ini...' Zhou Yuan menggelengkan kepalanya pelan, jelas mereka tidak merasa cukup dengan apa yang telah dimilikinya.
Keserakahan adalah salah satu sumber dari setiap masalah, rasa cukup manusia tidak akan selesai selama mereka tidak pernah mensyukuri apa yang dimilikinya.
Zhou Yuan kemudian menyimpan uang itu dibalik jubahnya, ia terlambat menyadari Kakeknya sudah datang karena sibuk memunguti uang.
"Ah Kakek, maaf aku tidak menyadari Kakek sudah datang." Zhou Yuan tersenyum canggung, ia tidak tahu harus bertingkah seperti apa.
Zhou Bing berniat menceramahi Zhou Yuan karena tindakannya membunuh para perampok tersebut yang kelewatan namun sebelum ia melakukannya, awan mendung di atas langit mulai menjatuhkan ribuan tetesan air. Zhou Bing menghela nafas, terpaksa keduanya harus kembali ke penginapan untuk berteduh terlebih dahulu.
***
"Pendekar, anda sudah kembali!" Pemilik penginapan menyambut kedatangan Zhou Bing dan Zhou Yuan.
Zhou Yuan melihat tidak ada lagi rombongan pedagang sebelumnya, pemilik penginapan kemudian mengatakan bahwa mereka sudah bergegas pergi dari tadi, takut para perampok itu kembali dan mencuri harta mereka.
"Perampok Bandit Buas sudah binasa, aku memastikan mereka tidak akan berbuat jahat lagi." Jelas Zhou Bing pada pemilik penginapan itu.
Pemilik Penginapan tampak antusias mendengar kabar tersebut, ia sempat was-was saat tahu ada Kelompok Perampok disekitar kawasan penginapannya namun setelah mendengar mereka sudah dilenyapkan Pemilik Penginapan menjadi lega kembali.