Mengkisahkan seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki buta karena perjodohan, ia harus menjalani hidup berumah tangga dengan laki-laki buta yang tempramen dan menyebalkan bagi nya.
penilaian laki-laki itu tentang diri nya yang di anggap hanya menginginkan harta nya, membuat ia berkomitmen membuktikan kalau ia gadis baik-baik.
Akan kah ia bisa menaklukan hati laki-laki itu?. Yuk Simak cerita nya. semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32
Naira meletakan makanan di depan Bagas, seperti biasa ia mengarahkan tangan Bagas untuk menyentuh sendok.
"Terima kasih." Ucap Bagas, ucapan Yang menurut nya pertama kali Bagas ucapkan Kata nya. membuat Naira sedikit terkejut.
"Apa dia dirasuki sesuatu, tumben sekali bisa mengatakan Terima kasih." Batin Naira.
Bagas lalu menikmati makanan yang di masak Naira. Naira pun duduk ikut makan siang bersama Bagas. Bagas pun bisa melihat begitu lekat wajah wanita yang sudah berhasil membuat ia tersenyum.
Setelah selesai Makan, Naira ke kamar sementara Bagas bersama Ken masuk ke ruangan kerja nya.
"Setengah jam lagi kita kembali ke toko mu." Itu Kalimat Bagas sebelum Naira masuk ke dalam kamar.
Naira yang merasa gerah memutuskan untuk mandi di kamar mandi, Ia lalu keluar dengan berbalut handuk di tubuh nya, namun di kejutkan dengan Bagas yang sudah ada duduk di sofa.
Sontak saja Naira teriak dan lekas membelakangi Bagas, meski ia tahu nya Bagas buta, namun tetap saja Naira malu karena merasa tetap saja Ia malu.
Sementara Bagas yang melihat Naira hanya berbalut handuk, terlihat jelas tubuh putih dan mulus Naira, membuat Bagas menelan Saliva nya. Ia pun mencoba untuk bersikap biasa-biasa saja.
"kenapa berteriak?." tanya Bagas.
"Mas Bagas kenapa ada di kamar, aku baru saja selesai mandi."Ucap Naira.
"Lalu dimana letak masalah nya?, Bukan kah kau bilang akan menjadi istri yang baik dan melayani ku dengan baik, Bukan kah Tubuh mu juga salah satu nya." Ucap Bagas menyungging nya senyuman nya.
Mendengar kata-kata itu, kedua pipi Naira memerah seketika.
"Dia yang mengatakan nya, kenapa aku yang malu." Batin Naira.
"Em, tetap saja, aku kan belum siap." Ucap Naira gugup.
Bagas berdiri dan berjalan keluar. "Aku tunggu di luar 5 menit untuk kau bersiap." Ucap Bagas.
Naira pun cemberut karena hanya di beri 5 menit, tapi ia sedikit tenang saat Bagas sudah keluar dari rumah.
"Betul kata Mas Bagas, aku harus melayani nya, Oh astaga, Aku belum bisa untuk hal 1 itu, bagaimana kalau suatu saat dia menginginkan nya." Gumam Naira membayangkan kalau-kalau Bagas mengajak nya melakukan ritual suami Istri.
Bagas dan Ken duduk di dalam mobil menunggu Naira keluar.
"Bos, kapan anda akan memberi tahu Nona Naira tentang mata Anda?." Tanya Ken.
"Kapan Peresmian cabang perusahaan baru kita di jalan AA?." Tanya Bagas.
"Jadwal nya Minggu depan bos, sehari sebelum Pemeriksaan mata Anda" Balas Ken.
"Ada Apa Bos?." Tanya Ken lagi.
"Saat itu, aku akan memberitahu nya."Jawab Bagas. Ken pun mengangguk mengerti.
Naira lalu datang menghampiri mereka dengan sangat terburu-buru. karena ia takut Bagas dan Ken menunggu nya terlalu lama.
"Maaf, lama ya." Ucap Naira. Bagas tak menjawab nya, Naira mengira ia marah.
"Tidak Nona." Jawab Ken. sembari menjalankan mobil nya.
Dalam perjalanan, Naira memikirkan rumah mereka yang terlalu banyak asisten rumah tangga.
"Mas, seperti nya Di rumah terlalu banyak pembantu." Ucap Naira.
"Mama dan Papa yang meminta, agar kau tidak sakit lagi, lagi pula kata Mama mereka sama muda dan cantik seperti mu kan, mereka harus nya bisa menjadi teman bicara mu saat bosan di rumah." Ucap Bagas.
Ken langsung menatap Bagas dari kaca spion, apa serius bos nya memuji art cantik dan muda.
"Apa?." Naira dengan nada agak tinggi hampir berteriak.
"Huh, Astaga, apa dia tadi memuji para wanita-wanita itu?, di depan ku?." Naira melipat kedua tangan di atas perut nya, menyandarkan tubuh nya di sandaran kursi tanpa mengatakan apa pun lagi. Ia sangat kesal saat Bagas memuji wanita lain di depan nya.
Saat mobil sampai di toko nya, Naira turun dari mobil tanpa mengatakan apa pun, Dengan keras ia menutup pintu mobil membuat Bagas mengerutkan kening nya.
"Dia marah?."
"Tentu saja Bos."
ingin sekali Ken mengomeli bos nya itu karena masih berani bertanya seperti itu, karena sudah jelas, semua istri pasti akan kesal dan Marah suami nya mengatakan wanita lain Cantik dan Muda. Uh astaga, ia hanya bisa menghela nafas dan kembali menjalankan mobil nya menuju ke kantor.