Kihana Betaria Lutfi terpaksa menerima perjodohannya dengan pria yang sangat ia benci.
Ayahnya mengatakan jika keluarga nya memiliki hutang pada keluarga Dude yang tidak bisa di lunasi dan keluarga Dude menginginkan Hana menjadi istri dari anak pertama mereka bernama Reynan Dude yang juga merupakan guru di tempat Hana sekolah.
Pernikahan mereka di rahasiakan dari seluruh guru dan pihak sekolah karena Hana tidak ingin di keluarkan dari sekolah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Keesokan paginya.
Hana pergi jauh lebih pagi dari biasanya. Ia juga sampai melewatkan sarapan nya karena tidak berani bertemu dengan ayahnya. Ia takut ayahnya akan membahas kejadian semalam.
Hana pergi dengan diantar pengawal yang di berikan Rey.
Tak menunggu waktu lama akhirnya mobil yang di tumpangi Hana sudah sampai di parkiran sekolah. Hana langsung berlari menuju kantin untuk sarapan karena merasa lapar. Sekitar pukul 6 lewat 20 Hana sampai di sekolah dan masih terlihat sepi karena biasanya akan mulai ramai sekitar pukul 7. Pelajaran di mulai pada pukul 7.30
Sebelum sampai di kantin, tangan Hana sudah lebih dulu di tarik oleh seseorang. Hingga membuat Hana terkejut.
"Astagaaa! Bapaaak! Ngagetin aja ish!" kata Hana kesal sambil menepuk-nepuk dada nya karena kaget.
"Mau kemana?" tanya Rey dengan suara beratnya.
"Ke kantin lapar!"
"memang belum sarapan?"
Mendapat pertanyaan dari Rey, Hana menggelengkan kepalanya. Ia mengatakan jika dirinya belum siap bertemu dengan ayahnya karena semalam terpergok bercumbu dengan Rey.
Rey yang mendengar alasan Hana tersenyum tipis lalu mengacak rambut Hana. "Ikut ke ruanganku. Aku akan minta anak buahku untuk membelikan makanan!" ajak Rey. Ia menggandeng tangan Hana menuju ruangannya.
Di sekolah masih sepi sehingga Rey berani menggandeng Hana.
"Bapak kok udah Dateng jam segini? Bukanya biasanya guru Dateng jam 7 ya?" tanya Hana saat mereka sedang berjalan menuju ruangan Rey.
"Pagi ini kan aku mengadakan ulangan di kelas kalian, aku lupa membuat soal nya karena seharian kemarin kita bersama. Aku harus membuat soal pagi ini sebelum bel masuk!" jawab Rey santai. Mendengar Rey mengatakan akan mengadakan ulangan di kelasnya membuat langkah kaki Hana menjadi lesu. Sumpah demi apapun Hana bemar-benar tidak menyukai pelajaran fisika. Meskipun guru yang mengajar setampan Rey dan Rey menjadi calon suaminya. tidak lantas membuat Hana bisa menyukai pelajaran satu itu.
"Sudah buat soalnya?" tanya Hana lesu.
"Sudah, sedang di print." jawab Rey.
Sesampainya di ruangan Rey langsung mengunci pintu ruangannya. Ia tidak ingin ada yang mengganggu nya saat Hana berada di ruangannya.
"Kenapa? Kok tiba-tiba tidak bersemangat?" tanya Rey sambil mendudukkan bokongnya di sofa lalu menarik Hana untuk duduk di pangkuannya. Rey mengusap pipi Hana dengan lembut.
"Memang nggak semangat, pokoknya aku nggak semangat kalau belajar fisika. Kepalaku mau pecah rasanya jika dihadapkan dengan pelajaran satu itu!" kata Hana merungut.
Rey terkekeh pelan dan menarik hidung Hana pelan. "Kamu nggak suka karena nggak belajar dengan sungguh-sungguh. Fisika itu tidak sesulit yang kamu bayangkan." terang Rey.
"Ck, kenapa harus ulangan sih pak. Latihan aja aku malas mengerjakan apa lagi ulangan!" kata Hana sambil mendecih.
"Kan memang kalau sudah kelas 3 harus sering di asah otaknya. Kalian sebentar lagi ujian kelulusan. Soal yang akan aku berikan saat ulangan harian itu merupakan kisi-kisi dari soal-soal yang akan keluar saat ujian kelulusan nanti!" terang Rey. Rey mengerti jika Hana membenci pelajaran fisika, maka dari itu ia sering memberikan tugas tambahan pada Hana sehingga membuat Hana membencinya. padahal niat nya Hanya ingin membuat Hana lebih memahami pelajaran fisika, selain itu juga ia senang membuat Hana bolak-balik datang ke ruangannya haha.
Saat sedang mengobrol mengenai pelajaran tersebut, tiba-tiba pintu ruangan Rey di ketuk. Rey kembali menarik pelan hidung Hana dan memindahkan Hana untuk duduk di sofa karena ia akan membuka pintu.
"Aku buka pintu dulu!" kata Rey lalu bangkit dari duduknya.
Ternyata anak buahnya yang membawakan makanan pesanannya. Rey kembali menutup dan mengunci pintunya kemudian meletakkan makanan diatas meja untuk Hana sarapan.
"Ini sarapan dulu! Lain kali harus sarapan dong. Nanti sakit bagaimana?" kata Rey mengingatkan.
"Gara-gara bapak semalam mesum, yang buat aku nggak berani ketemu papa. makanya aku cepet-cepet berangkat sekolah. Huuuh!"
"Oooh, jadi kamu sengaja menghindari papa karena takut papa akan membahas hal semalam?" kata Rey. Ia jadi tau alasan Hana datang pagi-pagi. Hana hanya mengangguk dan mulai menyantap makanannya.
"Maaf ya, aku memang salah karena tidak bisa menahan diriku. Tapi kamu tenang saja. Setelah nanti kamu menjadi milikku, saat papa kembali memergoki kita seperti semalam. Papa tidak akan memarahi kita, tapi gantian aku yang akan memarahi papa! Hahaha!" kata Rey sambil tertawa.
Hana hanya melongo mendengar perkataan Rey. tapi ia malas menanggapi bualan Rey lebih baik ia segera menghabiskan makanannya lalu mencuri soal yang sudah Rey print. Ia akan meminta temannya untuk mengisi soal ujian itu dan ia akan menconteknya. memikirkannya membuat Hana kembali semangat.
Rey berjalan kearah meja kecil tempat ia meletakkan printer. Ia menyusun lembaran kertas soal yang sudah selesai ia print lalu memasukkannya kedalam amplop coklat besar.
Hana sejak tadi memperhatikan Rey, ia yakin jika tumpukan kertas yang di masukkan ke dalam amplop coklat itu adalah soal ulangan hari ini. Hana menyunggingkan senyum karena melihat Rey meletakkan amplop coklat itu diatas meja kerjanya.
"Pak bisa minta tolong belikan aku susu tidak? Aku biasa minum susu setelah makan!" pinta Hana. Ia berusaha membuat Rey keluar dari ruangannya agar bisa mencuri kertas soal.
Rey mengangguk dan berjalan membuka kunci pintu ruangannya dan keluar untuk membelikan susu permintaan Hana. Rey juga mengunci ruangannya dari luar karena khawatir ada staf atau guru yang masuk ke dalam ruangannya dan melihat Hana di dalam ruangannya sedang makan.
Sebenarnya semua pihak sekolah sudah mengetahui kedekatan antara keluarga Dude dan keluarga Lutfi. Tapi kedua keluarga sepakat untuk merahasiakan pernikahan Hana dan Rey karena beberapa pertimbangan.
Saat Rey sudah keluar dari ruangannya Hana mulai melakukan aksinya. Hana meraih amplop coklat diatas meja kerja Rey dan berusaha membukanya. Tapi sayang ternyata amplop tersebut sudah di lem.
Hana tak habis akal, ia akan membuka lem tersebut dengan perlahan agar tidak rusak. Dengan jantung berdegup kencang Hana berusaha membuka lem perekat pada amplop tersebut secara perlahan. Sampai dahinya mengeluarkan peluh karena takut sebelum berhasil mengambil soal ujian itu Rey sudah tiba juga takut amplop itu rusak.
Setelah amplop itu berhasil terbuka sempurna Hana mengambil satu lembar soal ujian yang berada di dalam. Mulanya Hana akan mengambil satu soal. Tapi ia urungkan karena khawatir soal tersebut pas dengan jumlah murid kelas 12. Jadi ia mengambil ponselnya dan memotretnya beberapa kali. Setelah semuanya dirasa cukup Hana mengembalikan soal tersebut ke dalam amplop.
Hana mengambil lem kertas yang ada di meja Rey dan mengelem kembali amplop tersebut. Hana cepat-cepat mengembalikan amplop itu ke tempatnya semula dan duduk di sofa.