JADE ( Who Stole My Virginity)
Mentari bersinar cerah pagi ini, aku menapakkan kakiku dan keluar dari dalam bis yang membawaku dari halte depan rumah sampai halte depan sekolah megah ini.
SMA Harapan Bangsa
Itulah yang pertama kali ditangkap oleh mata biruku. Sekolah bertaraf internasional yang menjadi impianku selama ini.
Terlahir dari keluarga sederhana, aku dituntut untuk memiliki prestasi di atas rata-rata agar mendapatkan beasiswa prestasi di sekolahku.
Sama seperti kali ini, hanya bermodalkan otak akupun melangkahkan kakiku memasuki sekolah elit ini
"Hai.., kamu Jade, kan?"
Aku pun menoleh dan mendapati seorang siswi tersenyum padaku.
Aahh...aku mengingatnya. Dia adalah siswi yang kemarin mendaftar bersamaku di hari terakhir. Panggil saja namanya Marry. Sama sepertiku, dia juga masuk ke sekolah ini lewat jalur prestasi, hanya bedanya dia berasal dari luar kota.
Akupun menyimpulkan senyum dan menjawabnya; "Hai..Marry, pagi banget udah nyampe?"
"Iya dong, calon siswa teladan nih".Jawabnya sambil nyengir.
Kamipun berjalan memasuki sekolah dan menuju Papan Pengumuman untuk mencari tahu dimana kelas kami, and luckily kami satu kelas, tepatnya di Kelas X IPA 1.
Saat memasuki kelas, ternyata hampir separuh penghuni kelas sudah datang. Ada rasa insecure yang mulai menelusup di hatiku. Aku menundukan pandangan dan mulai mengamati diriku sendiri, sepatu yang usang, tas sekolah dari kelas 2 SMP dan mungkin hanya seragam sekolah saja yang baru.
Aku mengedarkan pandangan ke seluruh kelas dan yang seperti kalian duga, semua anak-anak tampak hedon.
Aku bingung harus menempatkan diri dimana hingga terdengar suara bariton memecah celoteh para murid.
"Selamat Pagi anak-anak, perkenalkan nama saya Sammy Sudibyo. Saya yang akan menjadi wali kelas kalian. Sebelum bel sekolah berbunyi, kalian bisa menempatkan diri sesuai absensi kelas yang akan saya bagikan". Ternyata Pak Sammy masuk kelas sekedar membagikan absensi.
Terdengar riuh anak-anak berebut mencari absensi masing-masing hingga seorang siswi dengan perawakan tinggi semampai mengusulkan membaca Daftar Absensi, sebut saja namanya Pearlyn seperti nametag di sebelah kanan seragamnya.
Aku sempat terpaku dengan paras ayunya hingga panggilan berulang menyadarkanku dari lamunan.
"Jade Ong duduk disebelah Jannice Lee."
Ucap Pearlyn menyadarkanku.
Akupun tergagap dan mencari dimana letak tempat dudukku bersama teman sebangkuku yang baru. Hingga kami semua mendapatkan tempat duduk, barulah terlihat Pak Sammy memasuki kelas kembali dengan membawa beberapa map ditangannya.
"Baiklah anak-anak, berhubung ini adalah hari pertama kalian masuk sekolah maka Bapak akan menjelaskan terlebih dahulu peraturan-peraturan yang harus kalian taati di sekolah ini sebelum masa Orientasi kalian yang akan dimulai minggu depan". Jelas Pak Sammy
Pak Sammy pun menjelaskan beberapa poin yang semakin membuatku terhenyak dan benar-benar membuatku menyadari dimana statusku. Ada banyak peraturan baru disini yang benar-benar berbeda dari saat aku masih SMP. Salah satunya adalah jam kepulangan siswa yaitu 16.30 wib. Sedangkan bis untuk anak sekolah yang menuju kerumahku hanya sampai jam 15.00 wib.
Dan hanya satu hal yang terbersit dalam pikiranku: "ini baru hari pertama masuk sekolah dan aku sudah tidak tau bagaimana aku pulang ke rumah nanti sore."
Bel istirahat pun berbunyi memecah keheningan otakku. Aku hanya duduk termangu sambil memperhatikan teman-temanku yang berhamburan keluar kelas mungkin sekedar menuju kantin untuk mengisi perut mereka.
Aku membuka tas ranselku, mengeluarkan kotak bekal yang sudah disiapkan ibuku tadi pagi. Ada nasi dan lele goreng kesukaanku yang sengaja dipancing ayah dari kolam samping rumah kemarin dan ada juga sebungkus Kolak Pisang dalam box mika kecil yang aku bahkan tidak tau kapan ibuku menyiapkannya.
Dengan senyum merekah tanpa mengindahkan tatapan anak-anak yang masih di kelas aku mencoba menikmati bekal buatan ibuku. Aku bahkan tidak terpikir untuk dapat membeli jajan karna uang sakuku hanya cukup untuk ongkos pulang pergi naik bis. Tanpa kusadari Marry mendekatiku.
"Hai..boleh gabung?" ucapnya lembut. Dan akupun tergelak karna ternyata dia juga membuka kotak bekalnya dan menikmatinya disampingku.
"Sure Marry.." Jawabku sambil menyuapkan makanan ke mulutku.
Kegiatan sekolah pun berlalu dengan didominasi perkenalan dengan murid-murid lain dan sekedar menambah wawasan tentang lingkungan sekolah. Hingga Pak Sammy membubarkan anak-anak lebih awal, tepatnya di jam 14.00 WIB.
Dan inilah keberuntunganku di hari pertama karna bisa pulang dengan bis tidak seperti apa yang aku takutkan tadi pagi. Untuk kedepannya, aku berniat membicarakan aktifitas pulang sekolahku dengan ayah di rumah, karna esok masihlah hari Minggu.
Aku mengembangkan senyum, mensyukuri keberuntunganku hari ini. Aku mengingat perkataan Abah Kyai kemarin saat kajian sore; " Dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, dari Nabi saw., bersabda:
”Sesungguhnya Allah berfirman, “Aku menurut prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingatku dalam kesendirian, Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku akan mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik daripada keramaiannya. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya se depa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.”
(HR Bukhari dan Muslim).
Lalu kenapa hari ini aku melupakannya. Bahkan aku yang sudah berburuk sangka saja, masih Allah berikan pertolongan.
" Astaghfirullah hal'adzhim. Ampuni segala dosa dan kufur hamba Ya Allah."
Tak terasa air mataku lolos begitu saja, menemaniku di halaman sekolah dengan segala carut marut perasaanku.
Aku melangkahkan kaki keluar gerbang sekolah dan menuju Halte Bis di depan sekolah. Mungkin hanya beberapa murid saja yang terlihat di sana. Dan sebagian besarnya lagi bisa dipastikan berangkat ke sekolah dengan membawa kendaraan sendiri atau bahkan diantar jemput sopir pribadinya.
Tak selang berapa lama, aku melihat Bis yang akan menuju ke komplek perumahanku mendekat. Aku melambaikan tangan kiri, menandakan jika Pak Sopir harus menghentikan laju bis nya dan menungguku masuk serta.
( Nggak ada acara Bis penuh dan aku nggak bisa masuk ya, karna kata author skenario hari ini adalah "Jade pulang sekolah menaiki Bis".)
Sekitar 25 menit, aku mulai melihat Halte Bis terdekat dari rumahku dalam jangkauan penglihatanku. Aku beranjak dari kursi penumpang dan memberi kode Pak Kernet jika aku akan turun di sana. Bis pun berhenti dan menurunkanku seorang diri di sana.
Dan bermula dari sinilah...petualanganku dimulai. Mari kita nikmati bersama skenario seperti apa yang telah disiapkan author pemilik kebon taoge itu untukku.
Love You Author...Terima Kasih telah melahirkanku ke dunia pernovelan di Tahun 2024.
_____ To Be Continued _____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Rianawati
semangat kak, keren ceritanya /Rose/
2024-10-28
2
putri cobain 347
keren kak, ikuti balik kak
2024-10-14
2
⋆ 🎀𝓪𝓻𝓪𓂅ǂ𓂅 ✧ꮺᯅ⋆
Masyaallah, suka banget sama cerita kaka/Rose/
2024-10-09
3