Aku tidak mengira kedatangan adikku ke rumahku, menjadi Mala petaka di rumah tanggaku.Dia yang polos,dia yang sederhana,dia yang sangat peduli kepadaku ternyata menyimpan rasa iri yang sangat dalam kepadaku.
Hancur sudah perasaan ku saat aku tau semua kebusukannya dan juga suamiku,hancur dan kecewa perasaan ku,akan kah aku melepaskan suamiku dan membiarkan dia bahagia dengan adikku atau aku bertahan dengan suami yang sudah sangat kotor bagi ku??
ikuti kisah sedih ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 ~ Terpukul ~
Raisa mencoba beberapa kali untuk membuka ponsel suaminya tapi tidak ada yang bisa dia mencoba memasukkan tanggal pernikahan mereka tetap gagal dan juga memasukkan tanggal lahir suaminya tidak ada yang bisa.
"Nomor apa yang dia pakai saat ini." Ucap Raisa dalam hati,dia mencoba mengingat-ingat dia ingin memasukkan tanggal lahir adiknya tapi rasanya tidak mungkin.
"Tidak mungkin dia memakai tanggal lahir Naila,tidak mungkin Raisa sepenting itu untuknya." Gumamnya kembali dan mencoba tanggal penting lain yang ada di kisah pernikahan mereka.
Putus asa tidak menemukan tangga yang tepat Raisa mencoba tanggal lahir adiknya,walaupun sebenarnya dia sangat yakin kalau Irwan tidak mungkin melakukan itu.
Deg...
Jantung Raisa berdebar sangat hebat saat dia memasukkan tanggal lahir adiknya dan ponsel suaminya langsung terbuka tidak terasa air mata nya lansung jatuh dan tubuhnya gemetaran sangat hebat bahkan dia langsung menutup ponsel suaminya lalu duduk di sudut kamar.
"Hu....Hu....Hu....Hu...Ternyata aku sudah tidak ada artinya lagi di hidup suamiku,dia tergoda dengan adikku yang begitu cantik bahkan aku juga tidak kalah cantik saat aku belum hamil dulu...Kamu tega mas...sangat tega aku tidak menyangka kamu sejahat ini padaku." Ucapnya dalam hati dia terus menagis sesenggukan di sudut kamar hingga Irwan terbangun dan mendengar Isak tangisnya.
Irwan terbangun saat mendengar suara tangisan di dalam kamarnya dia mengira kalau dirinya sedang bermimpi dan ternyata itu benaran dia melihat Raisa menangis sesenggukan di dalam kamarnya.
"Sayang apa yang terjadi kamu kok menangis."Suami yang munafik itu menghampirinya membuat Raisa semakin muak dan benci.Melihat Irwan yang menghampirinya Raisa menyeka air matanya lalu berdiri dengan susah payah.
"Stop...Jangan sentuh aku,saat ini aku ingin sendiri." Ucap Raisa dia menjauh saat Irwan ingin memeluknya.Pada saat dia akan keluar dari dalam kamar tiba-tiba dia merasa pusing yang luar biasa,dan jantungnya berdetak tidak normal dan pandangan matanya mulai kabur dan saat itu dia tidak sadarkan diri.Andai kata Irwan tidak menolongnya saat itu mungkin dia sudah jatuh kelantai tapi Irwan dengan sigap menolongnya.
"Raisa....Raisa...Apa yang terjadi sayang bangun." Irwan masih berusaha untuk menepuk wajahnya beberapa kali tapi saat itu Irwan sangat panik saat wajah Raisa terlihat pucat dan tangannya dingin sekali.
Irwan membopong tubuh Raisa dan membawanya ke bawah,di bawah sana ibunya masih menonton bersama adiknya.
"Apa yang terjadi dengannya? ada apa dengan Raisa?" Deden tampak panik dia segera berlari menghampiri Irwan.
"Aku juga tidak tau bu lebih baik kita bawa ke dokter." Ucap Irwan lalu mereka bertiga segera keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil.Sepanjang jalan Deden tampak khawatir sekali,dia takut terjadi sesuatu dengan putrinya.
Sementara itu Irwan mencoba mengingat-ingat tidak ada hal yang membuat Raisa seharunya frustasi dia menyembunyikan perselingkuhannya dengan sangat baik dan dia sangat yakin kalau Raisa tidak tau sama sekali tentang perselingkuhannya.
Saat mereka sampai di halaman rumah sakit Irwan langsung membopong tubuh Raisa dan membawanya ke dalam rumah sakit untuk di lakukan pemeriksaan.Dia tampak sangat panik dan ketakutan,dia takut terjadi sesuatu terhadap Raisa dan juga janin yang ada di kandungan istrinya.
"Mas kamu tampak sangat takut,apa cinta mu begitu besar terhadap Raisa hingga kamu kelihatan sangat takut dan khawatir." Tanya Naila dengan nada cemburu,sesaat Irwan terdiam lalu dia tersenyum hambar kepada Naila.
"Aku takut sesuatu terjadi kepada Raisa dan anakku,kamu kan tau aku sudah lama menunggu anakku lahir kamu harus mengerti."
"Hmm...Aku mengerti kok." Ucap Naila dia keluar tempat itu dan pada saat itu ibunya datang entah dari mana.
"Bapak Irwan,untuk sekarang ini kita harus merawat ibu Raisa,keadaanya sangat memprihatinkan,dia stres berat aku tidak tau apa yang membuat ibu Raisa bisa stres seperti ini?" Ucap seorang dokter,Irwan menelan saliva ya ada sedikit rasa bersalah dihatinya yang sudah mengabaikan Raisa beberapa Minggu belakangan ini.
"Mana baiknya dokter,kalau memang harus di rawat silahkan." Jawab Irwan,mereka membawa Raisa ke ruang perawatan Irwan sengaja memberikan ruangan yang cukup mahal untuknya,dia ingin memberikan waktu yang baik untuk Raisa.
Sementara Raisa di luar benar-benar cemburu,dia sangat cemburu melihat perhatian Irwan kepada kakaknya apalagi saat dia tau Irwan memberikan pelayanan terbaik untuk kakaknya.
"Aku juga bisa memberikan anak untuknya,aku juga bisa hamil untuk apa dia begitu perhatian dan berlebihan kepada Raisa,apa hebatnya Raisa semua wanita bisa hamil lama-lama aku tidak suka dengan cara Irwan."Gumamnya dalam hati.Wajahnya tampak murung dan kesal.
"Naila ada apa dengan wajahmu kalau kamu tidak mau menunggu kakakmu lebih baik kamu pulang saja,kamu kan tau kakak mu frustasi karena banyak beban pikiran sebagai adik yang baik harusnya kamu menghiburnya bukan malah kesal seperti sekarang ini." Tegur ibunya.
"Untuk apa aku harus peduli bu,kita semua punya kehidupan masing-masing jangan terlalu memaksa diri." Jawab Naila dengan nada datar hingga membuat ibunya heran lalu menatapnya penuh tanda tanya.
Deden menarik napas berat,terkadang dia merasa curiga dengan perubahan sikap Naila,dia semakin cuek dan sombong bahkan dia tampak angkuh.
"Aku rasa pacarnya sudah mempengaruhi Naila,entah kenapa dia sangat jauh berubah." Ucapnya dalam hati.
"Naila kakak mu frustasi karena dia berfikir Irwan memiliki wanita lain,aku juga merasa kasihan dengan Raisa dan aku juga tidak tau harus bagaimana kalau Irwan benar-benar selingkuh."Ucap Ibunya,Naila sedikit kaget mendengar ucapan ibunya tapi dia harus bisa bersikap tenang,karena dia juga tidak mau selamanya menjadi simpanan Irwan ibu dan kakaknya suatu hari juga harus tau akan hubungan mereka.
"Biarlah untuk apa mengurusi hal itu,sudah wajar bang Irwan punya selingkuhan,dia tampan,kaya lagi dan sudah memiliki pangkat yang tinggi wajar dong dia punya pacar lain."
"Hus...Kamu tega banget sama kakak kamu,bagaimana bisa kamu membela Irwan dari pada kakak kamu sendiri." Ucap Deden sambil menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya dia merasa ada yang aneh dengan Naila.
Pada saat itu Irwan keluar dari dalam ruangan,lalu menghampiri mereka,Naila sengaja memasang wajah kesal nyatanya dia senang saat melihat pria pujaannya sudah keluar.
"Bu...Aku akan memesan taksi online untuk ibu biar aku dan Naila yang menjaga Raisa malam ini ibu bisa istrahat." Ucap Irwan.
"Tidak papa nak aku pulang?"
"Iya Bu,kita tidak bisa disini semua jadi ibu lebih baik istrahat di rumah karena dokter juga bilang Raisa harus banyak istirahat." Ucap Irwan.
💗💗💗bersambung 💗💗💗