NovelToon NovelToon
Anak Pembawa Berkah

Anak Pembawa Berkah

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Single Mom / Janda / Ibu Pengganti
Popularitas:4M
Nilai: 4.8
Nama Author: lijun

Kecelakaan saat pulang dari rumah sakit membuatnya harus kehilangan suami dan anak yang baru saja di lahirkannya 3 hari yang lalu.
Tapi nasib baik masih berpihak padanya di tengah banyak cobaan yang di dapatkan Ayana.
Bertemu dengan seorang bayi yang juga korban kecelakaan membuatnya kembali bersemangat dalam menjalani hari-hari yang penuh perjuangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

07

Ayana mendapatkan rumah kosan setelah berjalan cukup lama dan jauh dari daerah kantor Polisi tadi. Kosan kecil tapi nampak nayaman menjadi pilihan Ayana untuknya tinggal bersama Abian.

"Kita akan tinggal di sini, sayang. Nanti kita cari rumah yang lebih nyaman kalau sudah tenang," ucap Ayana sembari meletakkan Abian di kasur yang sudah tersedia.

Ayana sengaja mengambil kosan yang sudah lengkap isinya demi kenyamanan Abian. Ia tidak mungkin membiarkan anaknya tidur hanya beralaskan kain saja.

Walau harus membayar agak mahal karena kosannya sudah ada isi. Ayana rela melakukannya demi Abian.

Uang yang di miliki Ayana juga bukan hanya hasil dari penjualan rumah saja. Ada juga tabungan lainnya dari sisa penjualan rumah dan kebun orang tuanya dahulu. Belum lagi uang dari gaji Ayana saat masih bekerja sebelum hamil.

Karena hari sudah malam, Ayana yang tidak mungkin meninggalkan Abian sendiri terlalu lama memilih membawa anaknya. Ayana mengendarai motornya menuju warung yang sempat di lihatnya tak jauh dari kosan.

"Nasinya sebungkus, Bu. Lauknya ayam goreng saja," ucap Ayana pada penjual yang menyambut kedatangannya.

"Sebentar ya, Mbak. Mau pakai kuah?" Tawar si penjual.

"Boleh deh, Bu. Kuah gulainya saja, tapi di pisah ya," kata Ayana.

"Iya, Mbak ini bukan orang sini ya?"

"Iya, Bu. Saya baru datang, belum lama."

"Tinggal di mana kalau boleh tahu?"

"Di kosan sana, Bu." Ayana menunjuk arah tempat kosannya berada.

"Oh, kosan itu. Di situ memang ada yang sudah lengkap isi kamarnya, ada belum juga."

"Iya, Bu. Saya pilih yang lengkap karena gak mungkin anak saya tidur di lantai beralaskan kain saja, takut sakit."

"Bayi nya umur berapa bulan, Mbak?" Kepo si pemilik warung.

"Baru beberapa hari, Bu."

Ayana sendiri tidak yakin kapan Abian lahir, yang pasti saat Ayana melihat pusatnya yang masih basah, bisa di pastikan kalau Abian baru lahir.

Berbeda dengan anaknya yang sudah tiga hari lahir. Pusatnya mulai kering, sedangkan Abian tidak.

"Wah, suaminya mana? Kok bayi belum lama lahir sudah di bawa-bawa keluar. Gak takut masuk Mbak bayinya," kata si penjual sembari memberikan pesanan Ayana.

"Suami saya sudah meninggal, Bu. Makanya saya pindah ke sini karena takut gak bisa lupa dan sedih terus," sahut Ayana yang tak mungkin menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Owalah, kalau gitu Mbak nya harus cari kosan lain. Di daerah sebelah ada tempat kosan yang lebih nyaman dan aman. Bukan maksud saya mengusir Mbak, tapi memang tempat kosan itu gak aman bagi janda seperti Mbak ini."

Kening Ayana mengerut mendengar penjelasan ibu pemilik warung itu.

"Iya, Bu. Saya hanya sementara saja kok di sini, terimakasih sudah mengingatkan. Saya permisi dulu," kata Ayana segera pamit karena takut anaknya terbangun kalau kelamaan di gendong.

Setelah Ayana pergi dengan motornya, anak si pemilik warung mendekati ibunya.

"Kasihan kalau Mbak itu sampai jadi sasaran kegenitan pria tua itu ya, Bu."

"Iya, semoga Tuhan selalu melindunginya."

Ayana sendiri masuk ke dalam kamar kosnya membawa serta motornya. Karena memang tidak ada tempat untuk menyimpan motor dan kosan itu termasuk bebas.

"Kamu tidur duluan ya sayang, Bunda mau makan supaya ASI untuk kamu tetap banyak," ucap Ayana sembari mengusap pipi Abian.

Abian tetap anteng memejamkan matanya karena kenyang setelah mengASI saat baru tiba tadi.

Ayana makan dengan lahapnya untuk mengisi perut dan tenaga. Setelah kenyang, ibu muda itu duduk di samping Abian yang terlelap. Ayana mencari di internet tentang penjualan rumah di daerah itu.

Kosan yang di tempati Ayana itu bisa memilih sistem pembayaran. Bisa per minggu, hari, atau bulan. Itu lah yang di katakan si pemilik kos padanya. Ayana membayar untuk satu minggu saja kosan itu.

Mata wanita itu berbinar kala mendapati apa yang di carinya. Dari gambar rumah itu terlihat simpel namun luas bagi ia dan anaknya. Setelah bertukar kabar dengan pihak pemilik rumah, Ayana tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang benar-benar lelah.

Semua yang di alami Ayana selama beberapa hari ini hingga hari ini juga membuat ibu muda itu tidur dengan lelapnya. Bahkan saat Abian terbangun minta susu, Ayana tidak banyak bergerak dan hanya mengeluarkan sumber makanan anaknya saja.

Lain di tempat kosan Ayana, lain pula di sebuah rumah mewah di mana selama ini Andreas tinggal. Kedua orang tuanya ada di sana, begitu pula dengan keluarga Meli.

Setelah Andreas melihat sendiri jasad Meli yang terbakar, Andreas menghubungi mertuanya dan keluarganya untuk menyiapkan segala yang di butuhkan.

Hari itu pula Meli di makamkan oleh keluarganya meski hasil autopsi belum keluar. Andreas sudah yakin jika itu Meli dari cincin yang di gunakannya. Bu Nina pernah berkata kalau cincin pernikahan mereka ada ukiran nama Andreas di cincin Meli dan nama Meli di cincin Andreas.

Setelah memeriksa cincin yang masih utuh itu, Andreas langsung membawa pulang tubuh Meli yang tak bernyawa. Meski ia marah tapi tak mungkin membiarkan jasad orang yang di kenalnya begitu saja.

Apa lagi kondisinya Meli masih berstatus istrinya. Dan kini mereka akan membahas hal yang terjadi hari ini.

"Jadi dimana cucu kita sekarang, besan?" Tanya ayahnya Meli memecah keheningan di antara mereka.

"Gak ada yang tahu dimana keberadaan cucu kita, entah Meli membuangnya atau di tinggal di suatu tempat. Yang pasti hanya ada dua orang korban di dalam mobil itu," sahut Andreas menjawab mertuanya.

"Mengapa ini bisa terjadi, Jeng? Saya gak sangka anak kalian bisa berkelakuan menjijikkan seperti itu. Baru saja melahirkan belum ada sehari, sudah pergi bersama pria lain membawa anaknya yang masih merah. Apa lagi anak kalian juga sudah menduakan Andreas sejak beberapa bulan sebelumnya."

Bu Nina mengeluarkan kekesalannya terhadap ibunya Meli. Ia sangat kecewa dengan apa yang di lakukan menantunya itu, apa lagi kini cucunya hilang entah dimana.

"Maaf, Jeng. Kami juga gak tahu kalau Meli akan berbuat nekat seperti itu, karena selama ini dia memang anak yang baik dan lemah lembut," kata ibunya Meli yang tak mau di cap buruk oleh sang besan.

"Lalu sekarang bagaimana? Meli meninggal dan anaknya juga hilang. Kami kehilangan dua orang sekaligus, anak dan cucu. Apa gak ada kompensasi untuk kami atas semua itu?"

Ayahnya Meli dengan tidak tahu malunya meminta kompensasi atas kehilangan anak dan cucunya pada sang besan. Padahal anaknya yang salah telah berkhianat dan membawa kabur cucu mereka.

Bu Nina dan pak Bastian menatap besan mereka tak habis pikir. Sempat-sempat meminta kompensasi atas sesuatu yang bukan salah dan perbuatan mereka.

"Kompensasi itu akan kalian terima besok, bersiap saja kalian untuk menerimanya," kata Andreas yang membuat kedua mertuanya senang.

Mereka beranggapan akan mendapatkan kompensasi yang banyak.

"Oh iya, bagaimana kalau Nak Andreas kita nikahkan saja dengan adiknya Meli yang masih kuliah di luar negeri. Dia akan segera pulang beberapa bulan lagi setelah wisuda, Mela juga gak kalah cantiknya dengan Meli loh Jeng."

Ibunya Meli dengan tak berperasaannya malah menawarkan anaknya yang lain untuk di nikahi Andreas menggantikan Meli. Orang tua Meli tentu tidak akan rela melepaskan tambang emas mereka begitu saja.

"Gak akan ada pernikahan lagi." Setelah mengatakan hal itu, Andreas segera pergi meninggalkan ruang tamu di mana yang lainnya masih berkumpul.

"Setelah kejadian ini kami gak akan memaksa Andreas lagi, semua keputusan ada di tangannya. Sekalipun Andreas setuju untuk menikahi Mela, saya gak akan merestui hal itu."

Mendapat penolakan secara terang-terangan dari sang besan. Orang tua Meli memilih untuk pergi saja sebelum di permalukan masalah Meli.

1
Sri Wahyuni
Luar biasa
Hashimah Othman
terbaik akhirnya sinta di cerai kan.... ikut terus cakap Ibu mu yg baik itu... makan yg terbaik juga kamu dapat....
Sugina
mkny jdi orang jgn belagu dn angkuh. suami baik mlh gk di urusin
Siswati Ningsih
Luar biasa
Hashimah Othman
thor bila SI Rudi nak cerai kan sinta... suaminya patut tegas thor
Andalas 476
bisa mikir juga ternyata ni Bocah..🤔😁
Ida Darwati
tapi gantung mba, cuma disini ceritanya padahal bagus,, awal sedih penuh perjuangan
Rini Handayani
Luar biasa
Ida Darwati
wah wanita cerdas,, harus di gitukan punya kel suami yg toxic mantap ayana
Ema Jason Ema
berbicara sama orang yg egois gak ada pedahnya yg ada hanya lelah mning tinggalin udah istirahat sana anderas suruh pulang ja mantan mertua yg gak jelas
Andalas 476
yg salah itu Sifat bin Watak Istri + Mertua = Buang jauh-jauh 😵
Ema Jason Ema
pak pol nya gak peka yg melapor dan yg bawa bayi orang yg sama hanya satu lanjut ah tour penasaran
Sugina
pulang kn saja, wanita yg gk guna gtu kasar bngt
Yuniarsih Yuni
Luar biasa
Andalas 476
Kasian Ayah nya klo ampe Lecet gitu...😂
Ester Hadasa Ruru
Luar biasa
Sintia Dewi
syukur akhirnya pisah juga selmat jd duda rudi smga hidupmu lbh baik dgn psangan yg lbh baik baik baik berkali2 lipat dr sinta sinting/Good/
Dewi Dama
Luar biasa
Atik Marwati
selain korupsi yo maling barang to
Sintia Dewi
rudi gw gemes bgt kpan lu ceraikan si sinta ini..empet bgt baca rumah tangga kalian/Grievance/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!